Beberapa koki dan pelayan perempuan restoran, terus menerus memandang wajah tampan Jay. Di tambah keringat butiran jagung yang terlihat sangat menawan di wajah pria tersebut.
Feya yang merasa bosan, mulai beranjak dari tempatnya dan melangkahkan kakinya ke dapur.
Dia mulai melewati jalan lorong sebelum ke ruang dapur, ada beberapa orang mengumpul dan banyak sekali perempuan yang memenuhi jalan pintu masuk dapur.
"Ekhm," Feya berdeham sehingga membuat semua orang yang berkumpul, bergedik ngeri dan kembali melakukan aktivitasnya masing-masing.
Tapi ada dua pelayan yang tidak menyadari keberadaan Feya, mereka masih asik melihat ke arah chef pribadinya itu.
"Apa kalian sudah bosan hidup?" Ucap Feya dengan wajah datarnya.
Saat melirik ke sumber suara, kedua pelayan itu terperanjat dan tidak berani menatap Feya.
"Maafkan kami nona Feya," ucap kedua pelayan itu lalu bergegas pergi keluar dapur.
Jay yang mendengar suara Feya tersenyum tipis, "ada apa? Tunggu sebentar lagi... Makanannya akan segera siap."
Feya mengeluarkan sapu tangan dari saku bajunya, lalu segera menyeka keringat yang berada di wajah tampan pria itu.
Jay kembali tersenyum, kini senyumannya sangat manis hingga membuat jantung Feya berdegup kencang. Dengan reflek Feya menarik telinga Jay, sehingga membuat pria tersebut berdecis.
"Aku sudah bilang, jangan terlalu mudah berbagi senyumanmu itu ke semua orang karena sangat menggelikan mata!" Gerutu Feya dengan wajah yang bersemu merah. "Dan satu lagi, kau hanya boleh tersenyum kepadaku!"
Jay menautkan kedua alisnya lalu tertawa kecil. "Bagaimana dengan pak manager?"
"Tidak boleh!! You understand?!" Kesal Feya dengan penuh penekanan.
"Haha baiklah."
"Sudahlah aku tidak selera makan lagi, ayo kita pergi," ajak Feya seraya menarik tangan kiri Jay.
"E-eh tapi ak..."
"Ck, bekali saja... Aku tidak ada waktu lagi." Sela Feya.
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan, hingga berhenti di suatu tempat yang di penuhi lampu kuning yang berjajar rapih.
"Halo temanku," ucap Jean dengan langkah yang sangat elegan dengan heels setinggi tujuh sentimeter di kakinya. "Jay...."
Kini mata sipit Jean menatap intens wajah tampan Jay yang juga mengenakan kemeja putih bersih, sehingga membuat siapapun wanita pasti akan terpesona.
"Hentikan tatapanmu itu, atau aku akan buat kau tidak dapat melihat lagi," ketus Feya, lalu melingkari tangannya di tangan laki itu.
Jay menelan salivanya dengan kasar ketika mendengar ucapan Feya yang seperti wanita psikopat.
Sedangkan Jean dan Feya saling tatap-tatapan mata yang sangat mencekam di tempat tersebut.
"Baiklah nona Feya mari saya antarkan kamar anda," ucap salah satu pengawal Feya yang baru saja datang dari dalam hotel.
"Apa kamu selalu diam ketika di tatap wanita gila?" Ketus Feya yang masih saja tidak terima Jay hanya diam ketika ada musuhnya mendekat.
"Aku juga selalu diam ketika kau menatapku," ucapan singkat Jay ternyata sangat mudah di pahami.
"Si*l, apa kamu menyebut aku juga wanita gila?" Pekik Feya yang menghentakkan kakinya seperti anak kecil.
Jay hanya tertawa dengan sedikit gelengan kepala.
"Tuan Jay, kamar anda berada di sebelah kamar penulis Feya, silahkan beristirahat terlebih dahulu... Dan untuk jam delapan malam, saya akan menjemput penulis Feya dan tuan Jay untuk makan malam."
Jay berguman kecil lalu menganggukkan kepalanya.
"Kau mau kemana?" Tahan Feya yang berada di belakang tubuh tinggi Jay.
"Aku sudah banyak istirahat, jadi aku akan mencari udara sejuk di bawah."
"Aku ikut."
"Tapi, kamu akan sibuk besok... Kau harus latihan agar kamu menang." Jawab Jay dengan nads lembut.
"Sejak kapan kamu perhatian dengan kegiatanku?" Feya menautkan kedua alisnya heran.
"Tidurlah, aku akan segera kembali."
Jay berlalu pergi tanpa menjawab pertanyaannya. Feya mengerucutkan bibirnya lalu masuk kedalam kamarnya.
Ponsel Jay berdering lalu dia mengangkatnya.
"Ada apa ayah?"
"Apa kamu dan Feya sudah sampai?" Jawab ayah Jay di balik telepon.
"Itu tidak penting untukmu, langsung saja ke intinya."
"Huft, baiklah anakku... Tolong jaga Feya di sana dan jika kamu kembali ke Seol, ajaklah dia jalan ke tempat terbaikmu."
"Kau tidak perlu memberi tahuku, karena aku akan menjaga Feya dengan baik tanpa membiarkan dirinya terluka sedikit pun," Ketus Jay yang hatinya mulai bergetar, rasanya ingin sekali marah.
Jay menutup teleponnya dengan sepihak. Kini perasannya sangat kacau dan berkecamuk.
"Apa kau baik-baik saja?" Tegur Jean yang sudah berada di sebelah Jay.
"Kau sedang apa?"
Jean menghembuskan nafasnya dengan kasar, "apa kamu masih marah denganku?" Tanyanya lalu memegang tangan pria itu.
Jay berdecak kesal lalu menghempaskan sentuhan tangan mulus Jean dengan kasar.
"Ingatlah Jean!! Kau pernah meracuni aku, dan mengaku jika aku sudah menyentuhmu?! Bahkan menatap wajahmu saja aku sudah muak!" Geram Jay yang kini wajahnya memerah karena kesal.
Plakk!!
Tamparan keras melayang di wajah Jay. Hingga membuat laki itu tidak bergeming sedikit pun.
"Hh-hh Jay, kau juga harus ingat... Aku lah yang membuat kau bisa sampai detik ini dan satu lagi, apa kamu mau tau kenapa ibu malangmu itu bisa mati?!" Ucap Jean dengan tatapan sinis.
Jay yang mendengar ucapan yang keluar dari mulut Jean, kini emosinya tidak bisa terkendali lagi. Dia langsung mendorong tubuh langsing Jean ke tembok lalu mencekiknya seperti orang gila.
"Ngg.. Lepaskan aku bodoh!! Uhuk." ucap Jean yang mulai kesulitan bernapas.
"Jay!!" Pekik Feya lalu menepis tangan Jay dengan kuat.
"Apa kau sudah gila? Semua orang menonton kalian sekarang?!" Ucap Feya.
Jean masih mengatur nafasnya yang sesak itu, lalu tersenyum sinis ke arah pria yang baru saja mencekinys tadi, "iblis pembunuh itu ada di sebelahmu Jay."
Jay lalu menatap Feya dengan wajah bingung, lalu Jean pergi begitu saja di bantu beberapa asistennya.
"Apa kamu baik-baik saja?" Khawatir Feya lalu memegang pundak Jay.
Laki itu hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Apa maksudnya? Apa kematian ibuku ada sangkut pautnya dengan Feya?" Batin Jay dengan susah payah berfikir.
----------------
Hallo semuanya cerita gue yang update kalian bisa cek diinstagram gue @hannahurmu_
Untuk tahu tokoh dalam cerita ini, kalian bisa cek di@hanpadd disana juga banyak potongan-potongan dari cerita gue,
So don’t forget to always support my novels‼ ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
24H
RomanceFEYA ASLEY wanita yang nyaris di sebut sempurna dengan segala kelebihan dari segi prestasi, terkenal, kaya raya, memiliki badan yang bagus dan berparas cantik tetapi dibalik semua kelebihannya dia memiliki sisi gelap. Keras kepala, suka mengintimid...