17 : Black Back

55 31 30
                                    

Tiba saatnya makan malam. Para model dan tamu penting lainnya segera berkumpul di restoran hotel tersebut. Feya terus memandangi wajah Jay yang daritadi melamun.

"Apa kau sakit?" Tanya Feya dengan raut wajah khawatir.

Jay sedikit terkejut, padahal Feya mengeluarkan suara yang pelan.

"Ya? Tidak, aku baik-baik saja," jawabnya lalu tersenyum tipis.

Selang beberapa menit, Jean datang dan duduk di kursi yang sudah di siapkan pelayan. Wajah Jean sangatlah pucat, walau pun dia sudah memolesi lipstick di bibirnya, tetap saja raut wajahnya berbeda dari biasanya.

Feya yang menyadari itu, sedikit-sedikit melirik ke arah Jean dengan wajah heran. "Apa ada masalah, dengan dirinya?" Batinnya.

Semua para tamu segera memakan-makananannya masing-masing. Terkecuali Jean, tatapannya kini kosong, keringat dingin mengucuri tubuh mulusnya dan tangan yang gemetar saat memegang pisau steak.

"Nona Jean, apa anda sakit?" Tanya asistennya, hingga membuat semua para tamu melirik ke arah Jean.

Jean mengigit bibir bawahnya, "aku tidak apa-apa, maaf untuk semuanya, saya izin beristirahat lebih dulu," ucapnya lalu berlalu pergi.

Semua para tamu pun, kembali makan seraya berbincang satu sama lain.

"Jay, aku ke toilet sebentar, ok? " Ucapnya lalu di balas Jay dengan anggukkan dan senyuman lebar.

Feya mencuci wajahnya yang terasa penat, dua model juga masuk dengan tawaan yang lepas.

"Hahaha, apa kamu lihat wajah bodohnya tadi?"

"Tentu saja! Bahkan aku tidak menyangka wajah murahnya itu masih bisa mendatangi acara fashion show?!" Timpal temannya juga.

"Mungkin anaknya sedang minta punya ayah baru, Hahahaha." Ucap wanita itu dikuti tawaan temannya.

"Maaf, siapa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Feya dengan wajah datarnya.

"Eh nona Feya Asley, kami hanya membahas musuh bebuyutanmu hihi."

"Maksudmu Jean?"

"Tepat sekali!"

"Anak? Anak siapa yang tadi kalian maksud?" Tanya Feya dengan sedikit penekanan.

"Jean, anaknya telah lahir tanpa seorang ayah hahaha, memang pantas j*lang seperti dia mendapatkannya!" Ketus Alyn salah satu dari mereka.

Prangg!

Tanpa di sadari Feya memegang kepala Alyn dan membenturkannya ke cermin di toilet tersebut hingga membuat darah mengalir cepat di jidat wanita berkulit eksotis itu.

"S*al apa yang kamu lakukan Feya?!" Pekik teman Ayln hingga wajahnya memucat, lalu dia membantu temannya yang masih merintih kesakitan.

"K-kau," rintih Ayln dengan nada bergetar.

Feya masih dengan wajah datarnya seraya melipat kedua tangannya di dada."Aku tidak suka mendengar penghinaan dari mulut manusia munafik seperti kalian," ketus Feya dengan senyuman sinis. "Ingatlah, kalian bukan siapa-siapa tanpa bantuan darinya," jawabnya lagi hingga membuat kedua wanita itu diam terpaku.

Feya lalu keluar toilet setelah membersihkan tangannya dengan tisu.

"Cih, menjijikkan," decak Feya di lorong restoran.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Jay setelah Feya duduk kembali di kursinya.

"Ya, aku lebih baik dari sebelumnya," ucap Feya dengan senyum lebar.

Alyn dan temannya datang dan kembali ke kursinya.

"Nona Alyn, apa yang terjadi dengan keningmu?" Tanya model yang lain hingga membuat semua mata tertuju padanya.

Ayln hanya tersenyum masam, dia tidak berani menjawab karena Feya menatapnya dengan senyuman sinis.

"Dia baik-baik saja, tadi hanya kecelakaan kecil," di jawabnya oleh teman Ayln yang tadi ikut bersamanya.

Jay menatap Feya dengan intens, dia merasa ada yang tidak beres.

Alyn dan Luna adalah teman dekat Jean, mereka dulunya seorang barista di suatu tempat club. Karena sikap Ayln dan Luna yang baik kepada Jean bakan setiap Jean curhat mereka juga selalu ada.

Jean bisa di kenal wanita yang royal, dia selalu membelikan barang-barang mewah pada kedua teman barunya itu.

Hingga membuat keduanya bisa menjadi model yang setara dengan dirinya.

Bagaimana Feya tidak kesal, walaupun dia musuh bebuyutanya. Tetap saja dia tidak suka orang yang munafik dan tidak tau diri.

~

Makan malam pun usai, kini semua para tamu segera kembali ke aktivitasnya masing-masing.

"Nona Fey, apa kamu mau jeruk peras?" Tanya asisten Zoo.

Feya menggelengkan kepalanya, "kemana manager Go?"

"Hmm, seperti sedang ke toilet."

"Kalian, aku minta carikan data yang lengkap tentang anak model yang bernama Jean," ucap Feya pada salah satu pengawalnya.

Beberapa pengawal tersebut segera bergerak dan dua pengawal lainnya diam di tempat untuk menjaganya.

"Anak? Nona Jean punya anak?" Pekik Zoo dengan wajah tercengang.

"Ck, pelankan sedikit suaramu bodoh."

Zoo segera menutup mulut dengan jarinya.

"Sepertinya iya..." Ucap Feya seraya menarik panjang nafasnya.

Jay hanya diam dan menyimak semua percakapan Feya.

Tak selang beberapa menit, terdengarlah suara sirine yang sangat ricuh.

Berdatangan lah polisi yang segera berlari memasuki hotel, hingga membuat semua orang menatap heran termasuk Jay dan Feya.

"Apa ada masalah?" Lirih Zoo.

"Sepertinya," ucap Jay lalu segera berlari menuju pintu masuk yang kini sudah di penuhi model-model yang benghamburan keluar gedung.

"Hey, kau mau kemana?!" Teriak Feya yang juga mengikuti langkah Jay.

"Nona, anda tidak boleh masuk... Didalam sangat berbahaya." Tahan pengawalnya.

"Menyingkirlah bod*h pacarku ada di dalam," ketus Feya menghempaskan tangan pengawalnya itu.

Zoo dan kedua pengawal itu saling bertatapan tak percaya.

"Apa kau mendengarnya?" Tanya Zoo seraya menggoyangkan badan salah satu pengawal Feya.

"Iya nona, kami dengar," jawab pengawal Feya dengan sedikit isakan kecil.

"Akhirnya, nyoya kita normal dan sudah memiliki pasangan, " timpal yang satunya lagi.

------------------

Hallo semuanya cerita gue yang update kalian bisa cek diinstagram gue @hannahurmu_
Untuk tahu tokoh dalam cerita ini, kalian bisa cek di@hanpadd disana juga banyak potongan-potongan dari cerita gue,
So don’t forget to always support my novels‼ ❤️

24HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang