Galland berdiri di sebuah gedung. Sebelumnya, Galland tidak pernah berpikir bahwa dia akan berada di sana. Benar, tempat ini adalah tempat kursus elit anak-anak ambis di kota mereka. Tempat kursus ini selalu ada tes evaluasi yang sangat sulit setiap bulan untuk menjaga kualitas setiap siswa ajar mereka. Dengan standar yang begitu tinggi, semua orang percaya bahwa anak-anak jenius yang ada di kota berkumpul di sana. Dan, dia di sini. Dalam wujud Yuki.
Galland menelan ludah sebelum melangkah masuk lebih jauh. Suasana memang sudah sangat tidak nyaman. Padahal Galland masih berada di daun pintu gedung itu. Anak-anak yang ada di sana sudah memperhatikan dengan pandangan yang tidak enak. Entah apa alasannya, pandangan mereka cukup merendahkan Galland.
Kali itu Galland hanya berspekulasi bahwa Yuki adalah sosok yang sangat ambisius hingga membuat anak-anak lain membencinya. Bukan tanpa alasan Galland menarik kesimpulan seperti itu. Galland mengenal beberapa orang yang menyimpan rasa tidak suka pada Yuki, karena laki-laki ini terlalu pintar dan ambisius. Menurut Galland sendiri, apa yang dilakukan Yuki adalah hal yang wajar. Tentu saja kamu akan serius mengenai mimpi dan cita-citamu. Hanya pemikiran anak-anak lain yang terlalu kekanak-kanakan.
Galland mencoba mengabaikan tatapan itu dan menuju ruang kelas kursusnya. Menurut catatan Yuki, kelas dia diberi nama 0ksigen 2. Unik, jadi Galland hanya perlu melihat papan nama yang bertengger di pintu kelas.
"Yuki?"
Laki-laki berkacamata berdiri tepat di depan Galland.
Oh, tidak. Laki-laki ini siapa? Kenapa dia menegur Yuki?!
"Oh, hai." Galland mengangguk salah tingkah. Sejujurnya, dia tidak tahu harus membalas seperti apa. Tidak ada catatan yang mengatakan bahwa Yuki memiliki teman di tempat kursus ini.
Laki-laki berkacamata itu tersenyum cerah dan menepuk pucuk kepala Galland ramah. "Kemarin enggak datang?"
Galland hanya terpaku terdiam, karena setelah beberapa saat dalam tubuh Yuki, dia jarang melakukan skin ship dengan orang lain. Dalam kasus Mira dan Noah, Galland benar-benar di luar kontrolnya. Tapi kali ini, orang lain yang terlebih dahulu menyentuhnya.
Melihat Galland yang membatu di tempat, laki-laki itu segera menurunkan tangannya dari pucuk kepala Galland. "Kemarin Yuki enggak datang, jadi aku khawatir."
Huh?
Kerutan kening Galland bertambah. Hubungan seperti apa yang terjadi antara laki-laki ini dan Yuki? Kenapa hubungan mereka terllihat sangat mencurigakan?
Beberapa bisikan dari orang-orang yang lewat di lorong itu mengusik percakapan searah antara keduanya. Galland belum sempat menangkap bisikan itu, tapi sepertinya laki-laki di depannya ini tidak menyukainya. Tanpa memikirkan pandangan dari orang-orang sekitar, dia menarik tangan Galland masuk ke dalam ruangan yang Galland yakini bahwa ruangan itu adalah Oksigen 2.
Di dalam ruangan, Galland tersadar jika laki-laki ini menyentuh tubuh Yuki dengan seenak hatinya. Tidak peduli hubungan apa yang mereka alami di masa lalu, sekarang keamanan Yuki berada di tangan Galland! Dia tidak akan menerima ada orang lain yang belum dia pastikan aman atau tidak bagi Yuki memperlakukannya seenak kepala!
"Tunggu!"
Galland menarik tangannya dari genggaman laki-laki tidak dikenal ini, yang mana membuat laki-laki itu tersentak, dan memandang Galland khawatir.
Theo
Galland kini bisa melihat nama yang tertera di almameter laki-laki itu. Galland menangkap jika Theo menghela napasnya.
Theo, siapa dia? Kenapa perhatian banget sama Yuki?
"Yuki, aku tahu kalau mereka keterlaluan, jadi enggak usah dipikir apa kata mereka," ucap Theo. Seperti khawatir. Ah, tidak, benar-benar khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Uncovered Feeling [BxB]
Teen Fiction"Sumpah, gue belum mau mati. Gue masih muda, belum pernah ciuman, belum nikahin cewe gue. Please, Tuhan. Jangan ambil nyawa gue sekarang!"