Zora
Pacaran sama Hanan rasanya hambar-hambar aja. Gue tau ini memang bohongan, tapi gue enggak pernah mengira dia akan secuek ini. Bener sih, enggak perlu mencampuri urusan satu sama lain tapi kadang gue juga penasaran dengan apa yang dia lakukan. Terlebih kalau gue lagi dia mintain tolong. Penasaran mau nanya, tapi takut ngeganggu.
Ini udah lebih dari 20 hari setelah kesepakatan, tepatnya 23 hari. Terhitung dari hari pertama, gue dan dia cuman pernah pergi bareng sekali. Itu pun gue minta tolong buat anter ke stasiun karena Dion enggak bisa anter, gue enggak ada e-money buat bayar ojol, internet banking gue eror dan enggak megang cash. Kesannya terpaksa sih dan memang dia jadi pilihan terkahir gue waktu itu.
Hari ini gue lagi di kampus. Fyi, gue hampir dikasih hadiah sama Dion karena rajin ngampus. Padahal alasan gue rajin ngampus karena sekarang lagi minggu ujian akhir semester. Kalau gue enggak rajin ke kampus, bisa-bisa gue enggak lulus semester ini.
Meski gue terkesan males-malesan kuliah, ya walau beneran males sih, gue masih tetap memikirkan nilai semester. Gue tim gapapa gak bagus, asal enggak ngulang. Bisa lulus di semester ini aja udah bersyukur, enggak perlu muluk-muluk nilai bagus karena sadar kelakuan gue selama kuliah enggak memungkinkan buat dapat nilai bagus.
Hari ini gue ujian lumayan siang di jam 10.00 dan akan berakhir jam 12.15 nanti. Durasinya emang lama. Kadang gue bisa sampai tidur dulu di ruang ujian. Kalau kena tegur pengawas, bilang aja gue bergadang karena belajar. Padahal belajar kalau inget besok mau ujian aja. Kalau gak inget, ya gak belajar hehe.
Gue sampai di kampus 40 menit lebih awal karena persyaratannya harus hadir di kampus 30 menit sebelum ujian. Agak buru-buru karena gue telat bangun. Hampir dimarahin Dion lewat telepon tapi enggak jadi karena udah keburu gue matiin. Dion kalau lagi marah, ngocehnya mirip ibu-ibu komplek yang lihat anaknya main kotor-kotoran padahal habis mandi. Bawel emang, tapi sayang sih.
Gue cuman duduk sendirian sambil mendengar lagu. Gue enggak memiliki banyak teman di kelas. Apalagi memiliki teman dekat atau sampai membuat grup khusus yang dijadikan tempat mengobrol, tukeran tugas, hingga tukeran gosip. Mungkin mereka enggak mau berteman dengan gue, takut membawa pengaruh buruk kali ya.
Biasanya akan ada satu hingga dua orang yang mengajak gue ngobrol, tapi untuk hari ini hingga saatnya masuk ke ruangan enggak ada orang yang mengajak gue ngobrol. Untungnya gue udah terbiasa dengan ini. Gue terbiasa diam di kelas karena enggak memiliki teman yang nyaman untuk berbincang. Entah gue yang terlalu diam, entah mereka yang enggak mau berteman dengan gue.
Gak terlalu peduli juga sih. Buat gue, selagi ada orang-orang terdekat gue di luar kampus, gue masih baik-baik aja. Apalagi gue masih punya Dion, teman gue yang paling baik se dunia.
Seharusnya hari ini ujian diawasi oleh Hanan. Seenggaknya itu informasi yang gue dapat dari jadwal pengawas. Kalau udah ada berita Hanan yang ngawas, anak-anak akan diam seribu bahasa. Bahkan kalau bisa enggak gerak, mereka enggak akan gerak selama dua jam lima belas menit. Hanan semenyeramkan itu kalau lagi ngawas.
Tapi sepertinya ada yang salah karena saat ini yang memasuki ruangan adalah seorang perempuan berjilbab yang bernama Kak Tarisa. "Hari ini saya yang gantiin Kak Hanan ngawas ya. Hari ini Kak Hanan lagi sidang. Doain semoga lancar ya." Gue kaget. Kaget banget.
Gimana ceritanya dia enggak bilang ke gue kalau dia sidang, padahal tujuan dari pacaran bohongan ini buat gue temenin dia saat prosesi sidang dan wisuda. Kalau gini permainannya sih mending gak usah sekalian. Enggak jelas lo, Hanan.
Gue mengerjakan ujian hanya dalam waktu satu jam. Selain karena soalnya yang cukup mudah, gue udah terlanjur kesal karena Hanan. Daripada kepala gue mendidih di dalam ruang ujian, lebih baik gue keluar lebih dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
92 Almost Forever
General Fiction"Kalau akhirnya lo yang jatuh lebih dulu, lo harus pergi sejauh-jauhnya dari hidup gue." "Deal." Hanan, seorang asisten dosen di salah satu prodi sekolah vokasi ternama yang hidupnya hanya berjalan sesuai dengan target yang telah dia buat. Terkesa...