21| Lirih Angin

3.1K 328 57
                                    

Untuk pertama kalinya, papa menyaksikan Jordan dan Arsen sehancur ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk pertama kalinya, papa menyaksikan Jordan dan Arsen sehancur ini. Kedua anak laki-lakinya menangis lirih di depan seseorang yang selama ini tak pernah dia sukai. Seseorang yang telah mempersatukan kedua putranya, dan membuat salah satunya pulang. Papa merasa bersalah.

"Maaf, Tuan, silahkan duduk." ucap Kamandanu pada laki-laki yang dia tahu sebagai ayah dari Arsen dan Jordan. Kamandanu juga baru pertama kali ini tahu wajah papa Arsen.

"Ah, iya, terimakasih."

Kini kedua laki-laki itu duduk di kursi tunggu depan ruang rawat Kala. Sedangkan ke empat remaja itu di dalam, mengelilingi ranjang Kala, bersama Kaira juga Pak Joko yang baru saja datang. Pak Joko semakin rajin mengunjungi Kala, dan akan bercerita banyak tentang sekolah dan warungnya yang kian ramai.

"Tuan, saya ingin membicarakan sesuatu."

Kamandanu menoleh, menatap laki-laki di sampingnya. "Silahkan Tuan."

"Saya Atma, ayahnya Arsen dan Jordan. Saya adalah, orang yang sempat tidak menyukai putra Anda. Tolong maafkan saya." Atma menunduk. Tak berani menatap kedua mata laki-laki di sampingnya.

"Tidak perlu meminta maaf. Wajar, bila orang tua khawatir dengan pergaulan anaknya. Apalagi saat awal-awal kenal dengan Kala, Arsen sangat jarang pulang ke rumah. Itu pasti membuat Anda berfikir yang tidak-tidak. Tidak apa-apa, saya tidak menyalahkan Anda."

"Terimakasih Tuan." Kemudian Atma melirik ke dalam. Pada pintu ruangan Kala yang sedikit terbuka. Disana, Atma melihat Arsen duduk di atas ranjang, dengan kepala Kala yang berada di pangkuan. Sedangkan Jordan mengusap lengan Kala yang terkulai. Diam-diam, Atma tersenyum. "Saya nggak pernah tahu, sepenting apa Kala di hidup putra-putra saya. Karena walau pun saya ayah mereka, saya tidak tahu apa pun tentang mereka."

"Saya juga, Tuan. Saya tidak tahu apa-apa tentang Kala. Ketika dia sakit pun, saya tidak tahu."

"Kita adalah orang tua yang buruk."

Kamandanu tak menyangkal, karena memang seperti itulah kebenarannya. Dia bukan papa yang baik untuk Kala. "Anda benar. Kanker itu telah membuat tubuh putra saya kesaktian. Dan saya, tidak bisa ada disisinya setiap saat. Dia berjuang sendirian. Dia menahan sakitnya sendiri, Tuan. Rasanya, saya benar-benar tidak pantas mengatakan pada dunia, bahwa saya adalah ayahnya."

Kini Atma benar-benar tersentak. Dia tak pernah tahu bahwa sakit Kala akan separah ini. Dan sekarang, hatinya benar-benar menyesal. Dulu, dia selalu berburuk sangka pada anak itu. Anak yang telah menyelematkan putranya.

"Kamandanu, Kala ingin bertemu kamu." ucapan Kaira membuat Kamandanu segera bangkit. Arsen, Jordan, Raka, Haikal dan Pak Joko lantas keluar. Memberi ruang untuk Kala dan Kamandanu.

Arsen dan Jordan kini duduk di samping Atma dengan pandangan kosong ke depan. Laki-laki itu paham betapa hancur putranya, kemudian merangkul bahu keduanya. "Semua akan baik-baik saja." katanya.

|✔| 36 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang