Rolas - Babak Baru

1K 172 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semuanya berubah setelah Dika menjabat tangan penghulu, lalu mengucapkan kalimat ijab kabul dalam bahasa Arab. Status mereka berdua sekarang naik satu tingkat, seperti yang Hani katakan sebelumnya. Sekarang Hani sah menjadi istri Dika. Akan mempertaruhkan hidup dan matinya untuk laki-laki itu.

Tidak ada pesta mewah, Hani yang meminta seperti itu. Akad nikah saja dilakukan di KUA. Hani hanya mengundang ibu panti, teman-teman di panti, dan Ayu. Sementara Dika hanya mengundang Joko, Sofyan, dan Anwar. Usai akad nikah, ucapan selamat serta doa mengalir dari bibir mereka.

"Hani, sini, Ibu pengin ngomong."

Hani yang kini mengenakan kebaya putih buatan Hasanah lengkap dengan jarik mengikuti langkah seorang wanita paruh baya menuju tempat kosong. Wanita yang sangat berjasa dalam hidupnya. Rumanah.

Hani dan Rumanah duduk berdampingan. Rumanah kemudian menggenggam tangan Hani.

"Hani, sekarang kamu udah jadi istri orang. Walaupun kamu belum cinta, tetap patuhi dia. Cari ridanya. Karena beban yang ditanggungnya berat. Apa yang kamu lakukan, dia yang bertanggung jawab di hadapan Allah. Hani, Ibu tahu kamu perempuan yang baik. Ibu yakin kamu bisa menghadapi semua ini."

Mata Rumanah berkaca-kaca saat mengatakan itu. Tidak terasa Hani sudah beranjak ke jenjang yang lebih tinggi. Rasanya baru kemarin ia menemukan Hani menangis di dekat gerbang rumahnya. Sekarang Hani tumbuh menjadi gadis yang menarik dan resmi menjadi istri orang.

"Iya, Bu. Hani akan selalu ingat pesan Ibu."

"Kamu tahu kenapa Ibu kasih nama kamu Hanifah Humairah?"

Spontan Hani menggeleng.

"Pada saat pertama kali lihat kamu, Ibu rasa jalanmu akan terang. Makanya Ibu kasih nama kamu Hanifah. Ternyata benar, kamu tumbuh jadi anak yang berbakat. Terus Humairah, wajah kamu kemerahan waktu masih bayi. Sampai sekarang juga masih kemerahan kalau lagi malu."

Hani mengulum senyum. "Terima kasih, Bu. Itu semua berkat doa Ibu."

"Sekarang tugas Ibu melindungi kamu sudah selesai, diganti sama suami kamu. Jaga diri baik-baik, ya."

Hani mengangguk. Lalu mencium tangan Rumanah.

Situasi yang sama juga terjadi pada Dika dan Hasanah. Mereka duduk bersama.

"Dika, sekarang kamu udah jadi suami. Tugas kamu tambah berat. Surga dan neraka Hani tergantung kamu gimana mendidiknya. Ibuk mau pesan, sekesel-keselnya kamu sama Hani, jangan sampai ada niatan untuk pergi meninggalkannya. Ibuk nggak mau kamu jadi orang yang merugi."

Dika mencium tangan Hasanah dengan takzim. "Doakan Dika dan Hani selalu ya, Buk."

"Tanpa kamu minta Ibuk selalu doain kalian."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SATRU - [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang