[END S1] & [REVISI]
"Untuk apa merencanakan masa yang akan datang? Kita tidak tau apa yang akan terjadi nantinya. Aku hanya ingin mengikuti alur hidup, tanpa merencanakan sesuatu" -Jimin
"Mari membuat rencana untuk masa depan, kali ini bersama dirik...
Kini Jimin sedang berada di hutan yang tak jauh dari tempat Jungkook berlatih. Jimin menjadi suka hutan sekarang, udaranya yang sejuk, suara burung yang berkicauan, dan suasananya yang damai.
Jimin menghentikan langkahnya ketika ada aura negatif disekitarnya, dia menatap sekelilingnya dengan waspada. 'Sial, pasti mereka menciumnya.' batin Jimin.
SHUT...
BLARR..
BRAKK.
"ARGHH, SIALAN!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duk
Duk
Duk
Suara alas kaki dan tanah yang saling berbenturan itu membuat hutan yang sunyi dan damai kini berisik dan ribut karena seorang pria sedang berlari menghindari mautnya. Tak peduli jika ia tersesat ataupun bertemu dengan hewan buas yang akan memangsanya yang terpenting adalah ia bisa bebas dari kejaran para shadow yang sangat menginginkan dirinya.
"Curang sekali, mengapa mereka tidak mempunyai kaki? Tch, pilih kasih" Gerutunya sembari mempercepat larinya.
"Kenapa tidak kau lawan saja huh?! Merepotkan sekali harus berlari" Ucap seseorang tiba tiba di dalam pikiran.
"Diamlah, kau membuat nafasku semakin pendek Yumi." Yang dipanggil 'Yumi' membuang wajahnya ke samping dan mendengus.
"Diberi saran tidak mau, dasar manusia" Setelahnya Yumi kembali menyamankan tubuhnya dan tertidur kembali, "panggil yang lain jika kau butuh bantuan jim, aku mengantuk." Ucap Yumi sebelum menutup matanya.
•••
Lari, Lari dan Lari
Hanya itu yang bisa Jimin lakukan sekarang, percuma melawan karena akan semakin banyak yang datang. Sementara ia sibuk berlari Yumi terus mendesaknya untuk melawan. Lawan Jim, kau payah sekali dan lainnya.
Jimin masih berlari ke dalam hutan, entah lah dia juga tidak tau dia ada dimana yang penting dia selamat.
Tunggu, dia seperti mengenali tempat ini seperti tidak asing. Damn, ia ingat tempat ini 'puncak para bintang' daerah terlarang, markas para shadow dan satu yang ia sadari
