Chapter 15: Sebuah Pertanda²

156 21 4
                                    

Previously...

"Kita harus membuat pertemuan dengan tetua. Kita harus menghentikan kegelapan sebelum semuanya terlambat. Ayo kembali!" Perintah yang keluar dari lisan Seokjin membuat mereka pergi dari sana. Dan tanpa mereka sadari, ada yang menguping pembicaraan mereka sedari tadi.

"Kalian terlambat, Raja kegelapan perlahan-lahan sudah mulai bangkit. Kita tidak punya banyak waktu." Ucap orang itu.

"Woah, hari baru yang mengesankan, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woah, hari baru yang mengesankan, ya."

Matahari baru saja muncul, dan Jimin sudah berada di hutan dengan pemandangan yang mengerikan. Saat ia sedang memetik buah-buahan di hutan, dirinya mendengar suara geraman dan langkah kaki seseorang sedang berlari. Sempat berpikir jika itu salah satu Elemental yang sedang bermain kejar-kejaran namun kenyataannya lebih dari apa yang ia pikirkan. Seekor beruang berukuran besar menerjang tubuhnya, dan membuat tubuhnya terbentur batang pohon besar. Saat beruang membuka mulutnya dan siap untuk melahap kepala Jimin tiba-tiba saja seekor singa menerjang sang beruang dari belakang lalu merobek punggungnya.

Kejadian itu terjadi tepat di depan mata Jimin. Setelah beruang itu mati, singa meninggalkan mayatnya begitu saja. Karena tubuh beruang yang besar itu menutupi tubuh kecil Jimin, jadi singa itu tidak melihatnya dan langsung pergi tanpa memberikan luka apapun pada Jimin.

Jimin keluar dari cengraman beruang yang sudah tidak bernyawa lagi dan berkata...

"Keren, apa yang akan terjadi besok? Apakah akan ada burung Rajawali memangsaku lalu tiba-tiba seekor burung Phoenix akan memangsa burung Rajawali dan aku akan jatuh dari ketinggian lalu akhirnya seekor Serigala menolongku?" Monolog Jimin.

Lalu suara di kepalanya berbicara. "Kau berharap kami melakukan itu?" Sarkas Yumi.

"Sialan."

Jimin melihat keranjang yang ia bawa, cukup banyak buah yang ia petik dan Jimin pikir itu sudah cukup untuk orang di desa, ya setidaknya begitulah para Elemental menyebut tempat itu.

Jimin mengambil keranjang miliknya lalu pergi menjauh dari tempat kejadian.

.

.

.

.

"Kenapa lama sekali? Yang lain sudah kembali sedari tadi." Tanya Seokjin saat Jimin sudah sampai di dapur.

"Ada sebuah tragedi yang menimpaku." Jawab Jimin santai sembari menaruh keranjang buah itu di meja.

"Apa yang terjadi, Jiminie? Apakah kau baik-baik saja? Ada yang terluka?" Suara itu bukan berasal dari Seokjin melainkan berasal dari seorang pria berkulit pucat yang entah datang darimana dan memeluknya dari belakang.

"Aku tidak apa, jangan khawatir." Tangan Jimin naik ke kepala Yoongi lalu mengusak rambutnya pelan.

"Hey! Berhenti memperlihatkan cinta kalian disini! Pergilah ke tempat lain."

𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐡α𝐝𝐨𝐰 • YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang