Chapter 19: Magnet

117 22 4
                                    

Pagi yang cerah, suasana yang menjengkelkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang cerah, suasana yang menjengkelkan. Sudah dari tiga hari yang lalu semenjak Jimin bangun, dan sudah dari tiga hari yang lalu juga Yoongi menempel seperti magnet pada Jimin. Keadaan semakin memburuk ketika Jimin ingin mandi, dengan wajah yang polos Yoongi ikut masuk ke dalam kamar mandi sehingga membuat Jimin mengamuk dan mempenjarakan Yoongi di sebuah kubah yang terbuat dari es agar dia tidak bisa mengikutinya.

"JANGAN MENGIKUTIKU! AKU HANYA INGIN MANDI DENGAN TENANG, YOONGI MIN!" Teriak Jimin.

"Nanti kalau kamu terjatuh lalu terluka lagi, bagaimana? Aku hanya tidak ingin kamu terluka!" Teriak Yoongi tak mau kalah juga. Jimin menghela napas kasar untuk kesekian kalinya lalu berkata,

"Aku akan baik-baik saja, lagipula aku hanya mandi. Jangan terlalu khawatir, aku akan segera kembali. Dan, aku sekarang tinggal di rumahmu seperti yang kau inginkan, jadi tidak akan ada hal-hal yang membuat nyawaku terancam. Paham?"

"Aku paham. Berhati-hatilah pada lantai yang permukaannya licin!"

"AKU TAHU! AKU BUKAN ANAK KECIL, SIALAN!" Sekali lagi, untuk kesekian kalinya ia berteriak. Entah sudah berapa kali dia berteriak hari ini, padahal matahari belum benar-benar berada di atas kepala tapi rasanya seperti Jimin sudah tidak tidur selama empat hari. Jimin lelah dengan semua perhatian Yoongi, dia masih, tidak! Dia bukan 'masih' tapi 'tidak' akan pernah terbiasa dengan semua perhatian dari Yoongi ini. Terlalu berlebihan.

Di dalam kamar mandi Jimin merenung sambil perlahan-lahan melepaskan bajunya. Banyak sekali bekas luka di tubuhnya, di setiap inci tubuhnya pasti selalu ada bekas luka.

Tubuh ini sudah terlalu banyak berkorban untuk orang lain, apakah boleh jika dia egois untuk dirinya sendiri? Agar dia tidak terluka lagi. Jimin juga manusia, kan? Dia juga tidak ingin terus-menerus berkorban untuk orang lain. Sekali saja, jika dia bisa egois agar dirinya tidak terluka bahkan jika itu berarti harus mengorbankan orang terkasihnya...

"Ugh! Sialan, aku berpikir apa? Kenapa aku punya pikiran yang jahat seperti itu? Hah~ rasanya berat. Tubuhku benar-benar bertahan dengan baik, mungkin karena aku punya kekuatan heal. Ini tidak seburuk itu, tapi jika aku terus menggunakan kekuatan heal tenagaku akan terus-menerus terkuras dan aku menjadi cepat lelah. Yah, tidak apa." Monolog Jimin.

Saat sedang berendam sebuah kabut hitam tiba-tiba saja muncul, dan membuatnya terkejut dan reflek berteriak. Kabut itu lalu semakin tebal hingga membuat Jimin tidak lagi bisa bernapas. Hal aneh terjadi lagi, dia tidak bisa menggunakan elemen ice-nya. Jika terus begini dia akan kehabisan napas dan pingsan atau kemungkinan terburuknya mati.

"Jimin! Apakah kau bisa mendengarku sekarang?!" Suara Zyn. Itu adalah suara Zyn yang bergema di dalam pikiran Jimin.

"Dengarkan kami, oke? Kekuatan dari Naga hitam itu tidak bisa lagi kami kontrol dan dia juga tidak bisa mengontrol kekuatannya sendiri. Ini menjengkelkan aku bersumpah. Si bodoh itu bilang dia sudah terlalu lama terkurung di kandang dan dia harus segera di keluarkan dari sana. Tapi jika dia kami keluarkan dari kandang sekarang dengan kekuatannya tidak terkontrol seperti itu, dia bisa saja mengambil alih pikiranmu dan membuatmu menjadi pembunuh tidak bermoral." Kali ini suara Yumi yang sedang menjelaskan kejadian apa yang Jimin alami saat ini. Lalu suara lain berbicara,

𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐡α𝐝𝐨𝐰 • YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang