Chapter 10 :Berbincang

201 21 7
                                    

Previously...

Jujur saja sebenarnya Jimin mau ikut dengan Yoongi dan mengobrol tentang semalam, tetapi mengingat kejadian dimana Yoongi mencium pipinya, dia jadi agak canggung bertemu Yoongi dan berusaha untuk menghindarinya.

"Yaa, begitulah. Baiklah jika kau tidak mau ya. Aku akan patroli saja." Ujar Yoongi sambil mengangkat bahunya, lalu beranjak dari sana. Namun, entah apa yang terjadi Jimin mengubah keputusannya.

"A-aku ikut denganmu, ada yang ingin kita bicarakan juga bukan?"

Saat ini Yoongi dan Jimin sedang berada di hutan tempat biasa Yoongi patroli, Jimin iya-iya saja ketika ditarik Yoongi ke tempat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Yoongi dan Jimin sedang berada di hutan tempat biasa Yoongi patroli, Jimin iya-iya saja ketika ditarik Yoongi ke tempat ini. Waktu terasa lambat ketika Jimin jalan bersebelahan dengan Yoongi, jujur saja jantungnya sudah tak aman.

"Mau berjalan sampai mana? Tenang saja disini tidak ada 'mereka' jadi kita bisa berjalan sejauh apapun." Jimin mengangkat tangannya ke dagu lalu membuat pose berfikir, Yoongi jadi gemas sendiri.

"Aku ikut kau saja, tapi lebih baik jika tempatnya nyaman untuk berbincang-bincang." Saran Jimin.

"Baiklah, aku tahu tempatnya. Ayo!" Jimin menggelengkan kepalanya saat melihat Yoongi berlari, lalu menyusulnya agar tidak tertinggal jauh dan berujung tersesat. Jika tersesat di kota bisa pakai 'google maps' disini pakai apa? Arah mata angin? Timur dan barat saja Jimin tidak tahu.

 Jika tersesat di kota bisa pakai 'google maps' disini pakai apa? Arah mata angin? Timur dan barat saja Jimin tidak tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoseok, menurutmu apakah Jimin dan Yoongi sangat dekat? Mereka seperti sudah kenal selama bertahun-tahun. Aku yakin bahwa mereka akan menjadi 'soulmate' kau setuju kan denganku?" Oceh Seokjin yang membuat kepala Hoseok pusing.

"Menurut ku mereka tidak sedekat itu Seokjin-nim, aku juga tidak yakin jika mereka akan menjadi soulmate nantinya. Tapi, takdir tidak ada yang tahu bisa saja 'ya' dan bisa saja 'tidak' benarkan?" Ujar Hoseok mengutarakan pemikirannya lalu di anggukan oleh Seokjin.

"Kau benar Seok, lagi pula masih terlalu dini untuk saat ini. Omong omong tadi Yoongi menyusul Jimin ke camp pelatihan dan sekarang mereka sedang berjalan jalan di hutan." Hoseok terkekeh melihat tingkah laku Seokjin yang seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta.

"Sudahlah, lupakan mereka dan fokus ke pekerjaan kita. Musim dingin akan segera tiba, kita harus membuat banyak persediaan obat-obatan." Ucap Seokjin lalu pergi ke kebun yang berada di belakang pondok kesehatan untuk mengambil tanaman herbal. Hoseok juga melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Padahal sedari tadi Seokjin-nim yang membahas Yoongi dan Jimin, batin Hoseok.

•••

Sekarang mereka sudah sampai di sebuah gua dengan pemandangan gunung-gunung yang tertutup kabut, sambil menikmati pemandangan Yoongi dan Jimin duduk di dalam gua sambil berbincang-bincang.

"Yoongi?" Panggil Jimin

"Ya, ada yang ingin kau tanyakan ya?" Tebak Yoongi yang diangguki oleh Jimin.

"Tentang soulmate apakah itu benar?" Tanya Jimin lirih.

Yoongi menyandarkan dirinya ke dinding gua yang lembab sembari memejamkan matanya.

"Kalau benar? Kau mau jadi soulmateku Ji?" Yoongi balik bertanya, Jimin hanya bisa diam lalu ia menekuk kakinya sampai dada dan membenamkan kepalanya diantara kakinya.

"Ji? Jika kau tidak mau tidak apa apa, sungguh." Ujar Yoongi.

"Hey Yoongi, aku tak mudah percaya dengan orang lain, kau harus tau itu. Jika kau menginginkan aku menjadi soulmatemu kau harus berusaha dan buat aku luluh. Sanggup?" Tantang Jimin.

Dengan senyum yang menerkah Yoongi menyanggupi tantangan Jimin, "Baiklah jika itu yang kau mau, kupastikan itu tidak akan lama." Ucap Yoongi lalu mengelus rambut halus milik Jimin.

"Buktikan! No clue? Kau yakin?" Goda Jimin

"Bagaimana jika dimulai dengan kesukaanmu? Apa yang kau suka?" Tanya Yoongi, Jimin mengangkat bahunya pertanda dia tak tahu.

"Aktivitas apa yang kau suka?"

"Hmm, menari atau mengobati pasien mungkin." Jawab Jimin ragu ragu.

"Makanan?"

"Kimbab"

"Minuman?"

"Soju"

"Baiklah, Terima kasih banyak atas clue-nya. Sepertinya kita harus kembali langit sudah berwarna Jingga." Yoongi mengulurkan tangannya untuk membantu Jimin berdiri dan disambut baik oleh sang empu.

"Terimakasih."

"Sama sama, Ratuku" Jimin yang mendengarnya terkekeh kecil lalu tersenyum manis, sangat manis sampai sampai Yoongi ingin pingsan. Semburat merah menjalar dari telinga Yoongi sangat kontras dengan kulitnya yang putih.

•••

"Jimin, kau tahu tidak kalau desa kita memiliki nama yang unik?" Tanya Yoongi.

Jimin menggeleng, "Tidak tahu, memangnya apa namanya?"

"Karena hutan kita selalu terkena sinar Bulan maka tetua kita menamainya M-" Belum selesai Yoongi bicara, dirinya terkejut melihat apa yang terjadi dengan desa kesayangannya. Jimin yang melihat itu juga langsung tahu siapa dalangnya...

Mungkin book selanjutnya aku mau sesuatu yang berbeda:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin book selanjutnya aku mau sesuatu yang berbeda:

MUNGKIN yahh...

𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐡α𝐝𝐨𝐰 • YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang