Previously...
Kau tak bisa membohongi Soulmate mu sendiri Park Jimin." Sontak bola mata Jimin melebar dan menatap nyalang ke arah Yoongi. "Jangan mengatakan hal yang bodoh!" Elak Jimin sambil membuang wajahnya, Yoongi menarik tangan kanan Jimin tempat dimana inisial soulmate-nya berada lalu ia menggulung lengan baju Jimin. Bercahaya terang, inisial itu bercahaya walaupun tersamarkan oleh cahaya matahari. Yoongi menggulung lengan bajunya dan menggenggam tangan Jimin erat.
"Kita soulmate Park Jimin."
"A apa?!"
Tubuh Jimin membeku, ini sangat mendadak baginya. 'Aku soulmate nya?' Itu yang ada dipikiran Jimin saat ini. Bukan apa-apa, dirinya hanya memikirkan, jika ia menceritakan yang sebenarnya kepada Yoongi apakah Yoongi masih tetap ingin menjadi soulmatenya atau dia akan pergi meninggalkan Jimin. Jujur saja dibalik sifat Jimin yang terkadang 'masa bodoh' dia sangat kesepian dan benci ditinggalkan.Jimin tak tahu harus bereaksi seperti apa tentang hal ini, bahkan dia belum genap sebulan berada di tempat ini dan sudah bertemu dengan soulmatenya?! Jika ada yang berkata 'kau beruntung sudah bertemu dengan soulmate-mu' Jimin bersumpah akan mengutuknya menjadi kunang-kunang. Dia belum terlalu mengenal Yoongi dan Yoongi belum mengenal dirinya, mereka baru bertemu beberapa kali dan itu pun tanpa disengaja (mungkin).
"T-tidak Yoon, aku.. aku...." Jimin bingung bagaimana caranya dia menjelaskan kepada manusia pucat di depannya.
"Kau tak bisa menolak Jim, kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Kau untukku dan aku untukmu." Ujar Yoongi sembari mendekatkan wajahnya ke telinga Jimin, membuat Jimin merasa merinding karna suara Yoongi yang berat.
"Kita belum saling mengenal Yoon, kau belum mengenal diriku begitupun sebaliknya. Dan aku belum siap, kuharap kau dapat mengerti." Suara Jimin mengecil diakhir katanya. Yoongi termenung, Jimin benar mereka belum mengenal satu sama lain.
"Ya, aku setuju denganmu. Bagaimana jika mulai hari ini kita melakukan pendekatan, ceritakan semua tentang dirimu dan aku akan menceritakan tentang apapun itu. Setuju? Kupikir ini yang terbaik agar kita dapat mengenal satu sama lain." Perkataan Yoongi membuat Jimin ragu untuk mengucapkan kata 'iya' jadilah ia hanya diam.
"Aku harap jawabanmu 'ya', kau bisa memberi jawabanmu esok. Esok aku akan ke pondokmu, bersiaplah." Yoongi bangkit dari duduk nya dan mencium pipi gembul Jimin lalu pergi sambil melambaikan tangannya.
Jimin memegang pipinya lalu rona merah mulai menjalar dari telinga hingga pipi. "Astaga.. Ini tidak baik untuk jantungku" Setelah mengatakan itu ia bangkit dan keluar dari pondok kesehatan menuju kamarnya.
"Tenangkan dirimu!" Ucap pria itu sambil mengitari seseorang yang sedang meditasi di atas batu.
"Sudah cukup meditasinya, kita coba untuk mengeluarkan elemenmu"
Tiba tiba mereka mendengar suara teriakan yang cukup menggelegar.
"JIMINIE!!!" Panggil orang itu yang tak lain adalah Min Yoongi, sebelumnya Yoongi sudah ke kamar pondok milik Jimin tetapi Jiminnya tidak ada di sana. Eh, tunggu Jiminnya? Lupakan saja.
Jimin merollingkan matanya dan menatap Yoongi dengan malas.
"Ada apa?" Tanya Jimin.
"Kau lupa janji kita kemarin? Tak kusangka kau pelupa." Kekeh Yoongi di akhir kalimatnya. Sementara Jimin mencoba mengingat janji itu.
"Ah, tidak bisa. Aku sedang berlatih bersama Seokjin-nim jadi tidak bisa, maaf." Tolak Jimin, sementara itu Seokjin yang berada ditengah-tengah mereka merasa bingung, terlihat dari raut wajahnya.
"Ohh, kalian cukup dekat rupanya." Ucap Seokjin dengan nada bingungnya, Jimin yang mendengar itu mendengus kesal.
Jujur saja sebenarnya Jimin mau ikut dengan Yoongi dan mengobrol tentang semalam, tetapi mengingat kejadian dimana Yoongi mencium pipinya, dia jadi agak canggung bertemu Yoongi dan berusaha untuk menghindarinya.
"Yaa, begitulah. Baiklah jika kau tidak mau ya. Aku akan patroli saja." Ujar Yoongi sambil mengangkat bahunya, lalu beranjak dari sana. Namun, entah apa yang terjadi Jimin mengubah keputusannya.
"A-aku ikut denganmu, ada yang ingin kita bicarakan juga bukan?"
Karena bab tadi sedikit mungkin aku pub aja yang ini. Hehe:>
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐡α𝐝𝐨𝐰 • Yoonmin
Fantasy[END S1] & [REVISI] "Untuk apa merencanakan masa yang akan datang? Kita tidak tau apa yang akan terjadi nantinya. Aku hanya ingin mengikuti alur hidup, tanpa merencanakan sesuatu" -Jimin "Mari membuat rencana untuk masa depan, kali ini bersama dirik...