Chapter 14: Sebuah Pertanda¹

137 17 6
                                    

Previously...

"Jim, aku merindukanmu. Sangat."

"Aku juga."

"Terlalu lama, aku...."

"Maaf."

"Tidak apa." Yoongi sangat bahagia malam ini, Jiminnya kembali ke pelukannya. Yoongi berharap ini bukan mimpi lagi tapi jika ini adalah mimpi tolong jangan bangunkan Yoongi dari tidurnya agar ia tidak kehilangan mimpinya.

"JIMIN!!!" Hoseok, Seokjin, dan Jimin yang tadinya sedang asyik sarapan langsung menoleh ke arah Yoongi, terutama Jimin yang bingung sekaligus terkejut karena Yoongi meneriakkan namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JIMIN!!!" Hoseok, Seokjin, dan Jimin yang tadinya sedang asyik sarapan langsung menoleh ke arah Yoongi, terutama Jimin yang bingung sekaligus terkejut karena Yoongi meneriakkan namanya.

"Y-ya? Saya?" Ucap Jimin pelan sambil mengangkat tangannya. Tiba-tiba saja Yoongi turun dari ranjangnya dan memeluk Jimin, karena tak siap akhirnya Jimin terhuyung kebelakang tapi berhasil ditahan oleh Yoongi.

"Rindu. Jangan pergi lagi." Lirih Yoongi. Jujur saja, hati jimin menghangat mendengar kalimat itu.

"Aku disini Yoon, tidak kemana-mana." Balas Jimin, tangan Jimin terangkat ke kepala Yoongi lalu mengusapnya.

"EKHEM!!!"

Sepertinya mereka melupakan keberadaan Seokjin dan Hoseok, dengan cepat Jimin melepaskan pelukan mereka dan membuat Yoongi kesal.

"Pengganggu." Misuh Yoongi kepada Seokjin dan Hoseok. Mereka mengabaikan Yoongi dan melanjutkan sarapan lagi begitu pula dengan Jimin. Merasa terabaikan akhirnya Yoongi mengganggu Jimin.

"Jim, suapi Aku." Jimin melirik Yoongi sebentar lalu mengangguk, ia mengambil nasi serta lauknya lalu menyuapi Yoongi.

"Enak." Ujar Yoongi senang. Jimin hanya berdehem tanda membenarkan ucapan Yoongi.

Tak lama kemudian pintu di dobrak oleh seorang pria, terlihat dari wajahnya ia sangat panik. Seokjin  segera menghampirinya dan menenangkan pria itu.

"Tarik nafas, buang, tarik nafas, buang. Ceritakan dengan tenang Tae." Ujar Seokjin menenangkan.

"Tanaman herbal untuk persediaan obat-obatan mati semua! Saat aku memeriksanya mereka layu. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi beberapa wilayah menjadi seperti hutan mati." Taehyung berusaha menjelaskan kepada Seokjin walaupun napasnya masih tersengal-sengal.

"Tunggu? Apa?!" Mata Seokjin membelak saat mendengar pernyataan dari Taehyung . Tanpa basa-basi, Seokjin langsung berlari ke kebun.

Sementara Hoseok masih mencerna apa yang dikata oleh Taehyung. "Benarkah? Semuanya?! Apakah tidak ada yang tersisa? Satupun?" Tanya Hoseok kepada Taehyung.

"Aku tidak tahu apa masih ada yang tersisa atau tidak, karena aku langsung berlari mencari Seokjin-nim."

"Aku akan menyusul Seokjin-nim, kalian tunggulah disini. Terutama, kau Jim. Yoongi tolong jaga mereka ber-dua."

𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐡α𝐝𝐨𝐰 • YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang