45. Panggilan Baru

46.3K 7.8K 2.2K
                                    

Haloo yang punya telegram bisa banget gabung sama ch kitaa dengan keyword (THC WATTPAD CHANNEL) disana rp alta+ arez+ zean sering nimbrung, disana juga biasanya aku up info info soal wp. ayo joinn!!!

•••••

Teya bangun pada pukul 4 pagi. Ini kali pertamanya ia bangun sepagi itu. Gadis itu terlihat lemas dan langsung mengikat rambutnya. Ia menuruni tangga. Seseorang yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut melihat anaknya menuruni tangga dengan mata yang masih terpejam. Aeris baru saja akan memasak nasi namun ia dikejutkan dengan Teya yang berjalan menuju dapur. 

"Teyaa! Kamu ngigo ya?" Aeris menepuk bahu putrinya hingga Teya membuka matanya kembali. 

Teya menggosok matanya lalu menguap. Ia membasahi tangannya lalu mengusap wajahnya. "Eyaa mau masak..." gumamnya kecil. Aeris semakin yakin bahwa anaknya ini sedang tidak sadar. Tak biasanya Teya terbangun di jam sepagi ini. 

"Masak buat apa? Sana bobo lagi. Mau dimasakin apa? Nanti mama masakin," ujar Aeris. 

Teya menggeleng. "Eya mau masak buat Kak Ajaa. Mama aja yang bobo, Eyaa mau masak."

Aeris masih terbengog. Ia memperhatikan Teya di segala pergerakannya. Anak remajanya yang sangat cantik ini sepertinya ingin memasak untuk seseorang. Teya mengambil beberapa telor kemudian memecahkannya. Ia menambahkan beberapa bumbu. Aeris menggigit bibirnya, ia rasa Teya menambahkan terlalu banyak garam. 

Mama nya itu mengambil daging. Ia juga harus masak untuk suami dan anak anaknya. Tentu saja untuk Teya juga. Gadis itu memasukkan beberapa potongan bawang yang dipotongnya dengan berantakan. Setelah tercampur merata, Teya menghidupkan kompor serta menambahkan sedikit minyak ke dalam sana. Ia menuangkan telor itu hingga terpangang sempurna. "Mau masak buat siapa, hm?" tanya Aeris. 

"Buat Kak Ajaa!" ujar Teya dengan semangat. Aeris sudah menduganya. Teya menepuk jidatnya sembari mengeluh karena ia menyesal memberitahu mamanya. Jika saja Papa nya tau, sudah pasti ia akan dilarang menemui Damarez di jam berangkat sekolah. "Mama jangan kasi tau papa, ya? Pliss!" ujarnya dengan wajah memelas. 

Aeris tertawa kecil. Ia menggeleng hanya untuk menjahili anaknya. "Mama mau kasi tau papa biar kamu dimarahin. Ngurusin cowok mulu kerjaannya," ujar Aeris. Teya megetuk ngetukkan sendok di pinggir mangkok untuk berpikir. "Aaaaa! Jangan kasi tau papa, ya ma? Eyaa janji nggak terlambat ke sekolah," ujar Teya. 

Aeris tersenyum kecil. Ia mengangguk singkat bertepatan dengan kedatangan seseorang menuruni tangga. Altarel mengusap matanya. Ia hanya ingin menemui istrinya karena terbangun dari tidurnya. Ia terkejut ketika melihat Aeris ada dua di dapur. Dari belakang, postur tubuh serta perawakan mereka sangat sama apalagi Teya yang sudah makin tinggi sekarang. Ia memfokuskan dirinya sekejap lalu menyadari bahwa salah satunya adalah anaknya. 

Teya langsung menutup kotak makan berisikan telor tersebut. Ia menyembunyikan itu di dalam rak ketika papanya belum menyadarinya. "Papaa!" soraknya dengan riang ketika melihat Altarel mendekati mereka. Altarel memperhatikan mereka berdua, kedua malaikatnya sungguh cantik. "Makin nggak ada bedanya," gumam Altarel kemudian memeluk Aeris dari arah samping. 

Teya langsung berekspresi kikuk disini karena ia berperan sebagai nyamuk. Ia menggaruk kepalanya kemudian mengedipkan matanya. "Hehe....Eyaa mau ke kamar!" Teya langsung mengambil kotak makan itu kembali ketika Altarel sibuk dengan kegiatan bucinnya. Ia langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya. 

Teya kembali duduk di tempat tidurnya dan memasukkan kakinya ke dalam selimut lembutnya. Ia meperhatikan jendela kamarnya, sudah beberapa tahun berlalu namun ingatannya tentang jendela itu semakin kuat. Ia bahkan membayangkan bagaimana senyuman Damarez ketika duduk di jendela itu. 

DAMAREZ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang