7. Sakit

83.8K 13.9K 6.6K
                                    

7. Sakit

Damarez masih bergulat dengan tidurnya karena ia baru bisa tertidur jam 5 pagi tadi. Laki laki itu tidur dengan posisi tengkurap agak kesamping. Selimut yang melilit tubuhnya sudah terjatuh dan berantakan di lantai.

Tok...tok...tok...

"Abangg!!" teriak seorang anak kecil berumur sekitaran 4 tahun, ia menggedor gedor pintu kamar Damarez.

"Abanggg Ayessss!!! Yuhuuuu!!" teriaknya lagi.

"Hmm?" gumam Damarez, ia mengubah posisi tidurnya menjadi telentang.

"Abang Ayesss!! Ita auuu es kyim boyehhh??" teriak anak kecil itu.

"Aargghhh!! Mamaaa!!" teriak Damarez karena tidur paginya selalu diganggu dengan bocil ini yang merupakan adiknya. Calistha Arbyshaka Raja.

"Arezz!! Bangun ganteng! Jagain adiknyaa, mama lagi masak nih!" teriak mamanya.

Damarez menggeliat diranjangnya, ia meraba raba space diranjangnya untuk menemukan ponselnya. Damarez menyipitkan matanya ketika sinar ponselnya menyilaukan matanya.

Dengan malas dan dengan muka bantal, Damarez turun dari ranjangnya. Ia membuka pintunya, ketika pintu terbuka, terlihat adiknya yang duduk didepan pintu dan mendongak menatapnya. Damarez merengek, ia menyatukan dahinya dengan sandaran pintu.

"Ngapain disituuu??!!" rengeknya emosi.

"Abangg?! Ita mau eskyim, boyehh?" tanya gadis kecil itu.

"No! Masih pagi!" tegas Damarez.

Gadis kecil itu mencoba bangun, ia memukul mukul paha Damarez hingga aset cowok itu. Damarez mengucek matanya lalu memegangi tangan kecil adiknya itu.

"Maa!! Ita nakal!!" teriak Damarez mengadu.

Dughh....

Gadis kecil bar bar itu melempar kotak yang ia raih dari atas meja mengenai aset paling berharga miliknya itu.

"Arrgghh!!" ringisnya memegangi aset masa depan Teya itu, mungkin.

"Bangsat!" desis Damarez sambil meringis.

Gadis itu menjulurkan lidahnya kearah Damarez. Damarez melotot sambil mengepalkan tinjunya kearah gadis kecil itu. Calistha berlari kearah dapur mengadu pada mamanya.

"Arghh, gila," gumamnya lalu kembali menghempaskan dirinya ke ranjang nya.

Damarez memeriksa ponselnya. Ia menegakkan badannya ketika melihat tulisan online pada roomchat Teya, artinya ia sudah tidak diblokir lagi?

Damarez menepuk pipinya sendiri, ia mengucek matanya dan kembali memperhatikan ponselnya. Tak mau kelihangan kesempatan, ia langsung menekan tombol telepon pada room chat itu.

"Halo?" 

Damarez berguling guling diranjangnya sambil tersenyum senyum.  Ia memukul mukul ranjangnya.

"Halo?!"
"Gak jelas benget sih?!"

"Halo?"
"Ih dasar orang gila!"

"Aku gila gini juga karena kamu."

Teya sempat terperanjat sekejap karena terkejut dengan suara berat dan ngebass yang mengisi gendang telinganya. Gadis itu menjauhkan ponselnya dari telinganya lalu berdehem menghilangkan rasa gugupnya.

"Kenapa dibuka lagi blokir nya?"

"Kangen?" tanya nya lagu terkekeh kecil dengan suara serak basah khas bangun tidurnya.

DAMAREZ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang