55. Mau kasih sayang?

53.5K 6.1K 1.1K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

Damarez merapikan kerah kemejanya. Hari ini merupakn pertemuan yang bisa dikatakan formal dan juga santai secara bersamaan. Hari ini, Andrew Arbyshaka Raja yang akan memimpin pertemuan dan Damarez tetap diwajibkan hadir.

Pertemuan kali ini adalah pertemuan antara perusahaan mereka dengan perusahaan Zeen yang dipimpin oleh Zeen Teja Altarel. Yap. Hari ini adalah jadwal pertemuan bisnis sekaligus teman lama. Ia juga tak tahu mengapa ia dipaksa untuk ikut dan menjadikannya pajangan di ruangan itu.

Damarez telah berdandan dengan rapi, tubuhnya wangi bahkan tercium dari jarak yang jauh. Ketampanannya bertambah dan terlihat sangat dewasa. Cowok itu masuk ke dalam ruangan dan berjalan di belakang papanya. Mereka sebagai tuan rumah, melakukan briefing kecil sebelum menyambut tamu kehormatan tersebut.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat 12 menit, kode susah di masukkan bahwa Altarel akan masuk ke dalam ruangan setelah dijemput oleh salah satu ajudan. Semua orang langsung berdiri ketika pintu terbuka. Altarel tersenyum ramah kemudian menghampiri pimpinan, Andrew.

Namun beberapa detik setelah pintu akan ditutup, semua orang melotot saat tangan lentik masuk ke dalam ruangan. Hanya tangan. Altarel terlihat panik, apakah istrinya mengikutinya sampai kesini?

Begitu terlihat, semua orang melotot termasuk Damarez dan juga Altarel. Teya nekat memasuki ruangan karena mendengar percakapan papa dan mama nya bahwa papanya akan menghadiri rapat di perusahaan ini. Altarel menepok jidatnya ketika melihat anak perempuannya berdiri dengan senyuman manis diujung sana.

Damarez memberi kode untuk pergi namun Teya malah melambaikan tangannya. Ia memijat pelipisnya kemudian berbisik pada papanya. "Em..Pacar Arez, Pa. Boleh izin sebentar? Nanti Arez nyusul."

"Ini bukannya anak lo ya?" ujar Om Andrew sembari tertawa pada Altarel.

Altarel tertawa kikuk. "Ha'a anak kedua gue. Kayaknya dia denger gue mau kesini, kan pacarnya disini hahaha...tololnya ngikutin aeris..." Altarel tertawa palsu sambil menggaruk kepala belakangnya. Ia berbisik kecil di akhir kalimat.

Damarez memberi isyarat salam pada Altarel sebelum dia pergi. Cowok itu keluar dari ruangan kemudian menarik tangan Teya menjauh. "Ngapain sih...habis ini kamu bisa aka dimarahin sama papa kamu."

DAMAREZ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang