3. Obatin aku ya?

99.7K 15.4K 5.8K
                                    

3. Obatin aku ya?

"Sshh,"

Damarez masih duduk di jendela kayu itu, ia sedikit mendongakkan kepalanya agar gadis didepannya ini lebih mudah mengobati lukanya.

Melihat laki laki didepannya ini meringis kesakitan, Teya mulai ragu untuk menyentuh lukanya. Damarez memegang tangan Teya lalu menatap wajah gadis didepannya ini.

"Obatin aja, gak apa apa," katanya lembut dengan suara beratnya.

Teya menuangkan alkohol itu ke kapas lalu ia mulai menyentuh luka luka diwajah laki laki itu. Teya dapat melihat laki laki itu memejamkan matanya dengan ringisan kecil yang keluar dari mulutnya.

"Ahh! Shhh," Damarez menjauhkan wajahnya.

"Katanya obatin! Gimana sih?!" kesalnya.

"Sakit sayanggg," katanya lalu terkekeh kecil.

Tok...tok...tok...

"Sayangg...lagi ngomong sama siapa??" ketukan dan suara mamanya dari luar pintu membuat Teya menengok dan panik.

Teya menaruh obat dan kapas ditangannya. Ia menarik lengan Damarez untuk berdiri, ia mendorong laki laki itu, sayangnya, Teya malah tak sengaja menekan luka lebam pada bahunya.

"Aahh!!"

Teya mendelik, ia mendorong Damarez untuk masuk ke dalam kamar mandi yang ada didalam kamarnya. Teya lantas menutup pintu kamar mandi itu.

Bertepatan saat hendak membuka pintu, pintu terdorong dan menampakkan mamanya berdiri disana dengan membawa sepotong cake ditangannya.

Aeris menengok kedalam lalu memperhatikan seluruh space kamar itu. Baiklah normal. Lalu dengan siapa putrinya ini berbicara tadi?

"Kamu ngomong sama siapa sayang?" tanya Aeris.

"Engga..hmmm Eya lagi nonton drakor," kata Teya berusaha tetap tenang.

Aeris mengangguk ngangguk, "Kok tadi mama denger suara cowok ya?" tanya Aeris.

"Suara pemain drakornya, Ma, bodoh soalnya dia makannya Eya marahin," katanya sambil nyengir.

"Ohhh, yaudah nih cobain, mama habis buat kue," Aeris memberikan kue itu pada Teya.

Teya tersenyum antusias, "Timaacii belahan hidupnya papaa," ucap Teya jahil.

Aeris tertawa, ia mengusap kepala anaknya itu. "Jangan keterusan nonton drakor, bobo siang juga jangan lupa," kata Aeris lalu pergi.

Teya kembali menutup pintu kamarnya, gadis itu menaruh sepiring kue itu diatas meja. Ia beralih membuka pintu kamar mandinya. Begitu ia membuka pintu, Damarez sedabg berdiri disana dengan tatapan datar.

Laki laki itu keluar lalu duduk di pinggiran ranjang bersprei biru muda milik Teya itu. Ia merebahkan badannya disana dengan kaki yang masih dengan posisi duduk.

"Heh!!" pekik Teya.

"Siapa ngijinin kakak tidur disana?!"

"Oh gak boleh?" tanya Damarez santai, ia melipat tangannya dibawah kepalanya sebagai bantalan.

"Enggak lah! Bangun!" ujar Teya galak.

Segalak galaknya anak singa ini, bagi Damarez, Teya tetaplah anak kucing yang lucu. Damarez terkekeh gemas melihat Teya yang berbicara sok keras dan menyatukan alisnya.

"Kamu aja tidur di ranjang aku boleh kok," ujar Damarez jahil, ia kembali mendudukkan dirinya, ia meletakkan kedua tangannya dibelakang tubuhnya untuk menyangga tubuhnya.

DAMAREZ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang