5. Nyerah

84.7K 13.9K 6.6K
                                    

5. Nyerah.

Hari hari berlalu, sudah 5 hari Damarez kehilangan kabar gadis itu. 5 hari ini, ia selalu mengunjungi rumah Teya, ia selalu menunggu disana bermenit menit namun ia tak berani memanjat naik seperti yang sering ia lakukan karena Teya melarangnya. Bahkan gadis itu sama sekali tak menjawab pesannya.

Damarez sudah tak sanggup menahannya lagi. Ia harus bertemu gadis itu hari ini. Itulah yang ia putuskan. Damarez duduk di kantin, ia menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangannya. Ia bergerak gelisah, membalikkan kepalanya ke kanan dan kiri, membuka mata lalu memejamkan matanya lagi.

Laki laki itu menyugar rambutnya frustasi. Ia membuka ponselnya, Damarez memandangi pesan pesan yang ia kirimkan pada gadis itu namun tak kunjung mendapat balasan.

Cantik 💘

Kasi aku alasan •
_______________

Lagi sibuk ya? •

Aku ganggu ya? •
_______________

Aku mau cerita boleh? •

Aku habis berantem tadi, •
enggak ada luka yang parah sih
_______________

Aku tadi ngerokok, •
habis satu bungkus satu hari

Kamu marah gak? •

Marahin aku dong •
_______________

Gak boleh ketemu kamu lagi ya? •

Kenapa? •
_______________

Aku nungguin diluar, •
keluar sebentar aja, bisa?
_______________

Aku gak bisa tidur, •
Kebayang kamu terus

Labih nyiksa daripada ngelawan•
5 preman, sumpah
______________

Aku pulang, ya? •
Barusan kamu mantiin lampu,
good night
______________

Setiap hari aku nungguin disini, •
sampe sampe aku akrab
sama setan depan rumah kamu
______________

Cantik, dada aku sesek banget, •
kena tendang tadi hehe

Itulah runtutan pesan yang dikirimkan Damarez beberapa hari berturut turut. Damarez mengetikkan sesuatu di room chat tersebut.

Cantik💘

Aku belum makan siang •

Suruh aku makan dong •

Janji langsung makan kalo •
kamu yang nyuruh


Damarez menyatukan kepalanya pada meja kantin. Ia menghembuskan napasnya panjang. Jadi ia ditolak sebelum berjuang? Kenapa juga Teya membuatnya baper dahulu? Dan kenapa juga ia menunggu? Itu hanya anak kecil, yang berbicara didepan gerbang padanya dahulu hanya anak kecil harusnya ia tak perlu seserius ini.

"Nape lo bos? Lemes amat, mau obat kuat kagak nih?!" perkataan yang dilontarkan El berhasil membuat Damarez mengangkat wajahnya dan melepas sepatunya lalu melayangkannya pada El.

DAMAREZ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang