54. Malam bersama

59.9K 7.2K 2.4K
                                    

Hello!

****

Semerbak wangi khas bunga mawar menyebar ke seluruh ruangan. Jantung gadis itu berdebar kencang ketika tadi seorang laki laki yang kini menjadi suaminya itu mencium keningnya di depan semua orang. Pipi nya bersemu merah. Ia menutup wajahnya dengan bantal sekalian menggigit bantal tersebut akibat salah tingkah.

Teya sudah membuka seluruh baju pengantinnya. Terdengar suara air dari kamar mandi ruangan itu. Jantungnya berdebar makin kencang ketika menyadari bahwa Damarez berada di dalam sana untuk mandi. Fakta bahwa mereka adalah sepasang suami istri sah membuatnya  sangat senang.

Teya membuka koper pink di sudut ruangan. Ia menyiapkan baju yang akan ia kenakan malam ini. Senyumnya langsung memudar ketika ia membongkar barangnya. "Kartun semua....gak ada yang sexy dikit gitu?" keluhnya karena baju tidurnya tak ada yang terlihat dewasa.

"Sayang! Minta tolong ambilin sabun di atas meja!" teriakan seseorang mengejutkannya.

Teya mengambilnya lalu mengetuk pintu kamar mandi dengan takut takut. Bagaimana kalau Damarez menariknya masuk ke dalam? Pintu terbuka lebar, seketika ia memalingkan wajahnya dan menutupi dengan tangan.

"Aaaa! Eyaa gak liat! Demi Tuhan Eyaa gak liat!" teriaknya.

Damarez terdiam bingung. Masalahnya, ia sudah mengenakan handuk untuk menutupi badannya. "Ngapain, dek?" tanya nya.

Teya mengintip kecil. Ia langsung menghembuskan napasnya dengan lega. Ia memperhatikan satu titik, Damarez mengikuti arah pandang perempuan itu lalu tersenyum miring. "Kenapa diliatin? Mau liat?" Ia bersiap siap akan membuka handuknya namun Teya malah berteriak dan kabur.

"Mesum!"

Terdengar suara tawa dari laki laki itu dan suara pintu kembali tertutup. "Gak mau mandi bareng, dek?! Biar hemat waktu!" teriaknya lagi.

"GAK MAU! EYAA MASIH KECIL!"

Beberapa menit berlalu, Teya juga sudah menyelesaikan mandinya. Ia mengenakan piyama tidur dengan motif beruang kuning. Gadis itu menggaruk kepalanya, kenapa ia nampak seperti anak 5 tahun? Ia langsung terkejut ketika melihat tiga baju berdosa yang ada di ranjang.

"Heh...?"

"Pake baju yang itu."

"Dih...apaan nih baju bolong bolong mending Eyaa gak pake baju kalo gitu!"

"Yaudah lepas sekarang bajunya."

Teya menyilangkan tangannya di depan dada seperti akan mendapatkan pelecehan saja. Ia langsung masuk ke dalam selimut dan menggulung dirinya sampai menutupi wajahnya. Jantungnya seakan ingin meledak, ia tak mampu melihat wajah Damarez walau hanya sedetik saja.

"Sayang," terasa sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya.

"Eyaa mau bobo..." ujarnya dengan takut. Perlahan selimut terbuka, Teya meneguk ludahnya melihat mata sayu laki laki itu.

"Ayo, sayang. Kan udah halal."

Damarez mendekatkan wajahnya perlahan hingga hidungnya menyentuh dada bagian atas perempuan nya. Ia menduselkan kepalanya di leher perempuan nya. Teya memejamkan matanya ketika terdengar suara kecupan pada lehernya. Perlahan Damarez mulai mendekat wajahnya. Mata sayunya memperhatikan bibir pink yang sangat menggodanya.

"Eyaa punya satu permintaan!" serunya hingga menggagalkan hal romantis yang terjadi selanjutnya.

Damarez mengusap dahinya kemudian berdehem. "Apa sayang?" Gadis itu melepas selimut dibadannya kemudian menaruh bantal guling di tengah tenggah mereka. Damarez menggaruk kepala belakangnya dan dengan cepat, ia menarik pinggang kecil perempuan itu seperti sedang mengambil seekor kelinci.

DAMAREZ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang