2. Fight

117K 17.1K 8.4K
                                    

Note:

🕊️Damarez dan Teya beda umur sekitar 4 th an

🕊️Damarez SMA (12) dan Teya Zean SMP (8)

🕊Kalo ada kata "Ya" artinya ada dua ya bisa aja manggil "Teya" atau "Iya" , sesuai in sama kalimatnya.

🕊️Di cerita "DAMAREZ" alurnya lebih maju dimulai dari Teya masih SMP

🕊️Di cerita "ALZEAN" alurnya dimulai saat Teya Zean sudah SMA, berarti di "ALZEAN" Teya sama Damarez udah kenal

🕊️Satu lagi, Damarez agak pedo ye bund😌🤙

(Maksud aku bukan pedofil dlm artian sebenarnya 😂 pedo yg sebenarnya kan gangguan mental gitu, nah pedo maksud aku tu kek ungkapan aja kan Damarez tu sukanya sama yg dedek gemes gitu😂😭)

*****

2. Fight

Matahari bersinar terik, Damarez memperhatikan cobek ditangannya dengan wajah polosnya. Ia memperhatikan itu juga bahan bahan dapur yang tersedia dimeja dapur sekolah. Pelajaran prakarya kali ini adalah praktek memasak, kelompok nya terdiri dari dirinya, Teja, dan 3 anggota perempuan.

"Jak? Ini gimana caranya?" tanya Damarez polos.

"Antem, Res," kata Teja, ngawur.

Bughh....

"Damarez!! Nanti hancur cobek mak gue!!" pekik salah satu anggota perempuan dalam kelompoknya ketika mendengar suara keras cobek yang dipalukan itu.

"Jak? Kok gue dimarahin? Katanya antem aja," keluhnya.

"Yudah kasi tau dong, kita kan gak tau," kata Teja lembut, nadanya terdengar sedikit nakal.

"Ulek cabe, bawang merah sama bawang putih!" kata gadis yang tengah menggoreng daging itu.

Mereka memasukkan seluruh bahan bahan yang harus dihaluskan lalu mencontohkannya pada Damarez. Laki laki itu mengangguk ngangguk sambil meremehkan, sangat mudah.

Ia mencoba, ia menekan dengan keras dan membuat bunyi bising akibat suara ulekan itu. Dalam beberapa menit, bumbu iru sudah berstektur halus.

Damarez tersenyum miring, sangat mudah bukan? Ia tak sengaja menyentuh matanya saat keadaan tangannya yang habis mengubrak abruk cabai tadi.

"Ah shit!!" Damarez malah makin mengusap matanya, ia menjauhkan tangannya ketika sadar bahwa tangannya habis memegang cabai.

"Jak,ambilin air!!" teriaknya heboh.

"Gue lagi sibuk."

"Bangsat! Cepet anjing!" teriaknya.

Teja masih tetap sibuk dengan bumbu bumbu itu, berpura pura sibuk lebih tepatnya.

"Gue bos lo anjir!!" kata Damarez emosi.

"Ya."

Beberapa lama setelah itu, Teja mengambilkan segelas air dan memberikannya pada ketuanya itu. Damarez membersikan matanya, ia mengelap matanya dengan cara menaikkan seragamnya.

DAMAREZ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang