▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Motor Scoopy berwarna cokelat itu terparkir rapih di sekolah, sang pengemudi yang merupakan seorang siswi berparas cantik turun dari motornya. Ia berkaca sejenak, merapihkan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan akibat helm.
Sambil bersiul dan memutar kunci motor, langkahnya membawa dirinya memasuki lebih dalam area sekolah. Tapi tiba-tiba, seseorang dengan sengaja menarik rambutnya dari belakang hingga ia hampir terhuyung.
Setelah menoleh, didapatinya sosok yang selalu mengusik ketenangannya selama ini.
"Masih pagi, nggak usah cari masalah,"ucapnya, memutar matanya jengah.
Lelaki dihadapannya tertawa kecil. "Gue lagi cari lo, berarti lo masalah?"
"Lo yang masalah!"
Pemuda berjaket kulit hitam itu tersenyum menjengkelkan, membuat gadis dihadapannya menatap malas. Jika dia tersenyum seperti itu, sudah pasti akan melakukan sesuatu yang sanggup membuatnya mengabsen seluruh penghuni kebun binatang.
Matanya menatap penampilan pemuda itu, lalu tertuju pada sepatu berwarna putih.
"Kemana sepatu lo?" Tanyanya.
Ia ikut menatap sepatunya, lalu secara mengejutkan mengangkat satu kakinya kedepan wajah gadis berpangkat osis itu.
"Nih!"
"Sialan, kak Ji!" Kaki Jiandra langsung terhempas begitu Riona dengan kuat mendorongnya.
"Lo tadi tanya kemana sepatu gue, ini sepatu gue."
Sumpah, hanya Jiandra yang bisa membuatnya sejengkel ini. Jiandra dan segala ketidakwarasannya mampu membuat Riona naik pitam.
"Maksud gue sepatu hitam lo, Jiandra!"
Jiandra membulatkan bibirnya, menutup bibirnya dengan dramatis menggunakan tangan.
"Gue aduin lo ke pak Heru kalau ngomong nggak sopan sama kakak kelas."
Riona mengepalkan tangannya "Aduin aja, sebelum itu sepatu lo udah gue bikin basah masuk selokan!"
"Silahkan aja, gue nggak takut. Lo doang, cemen!" Jiandra mengacungkan jempolnya, lalu memutarnya hingga menghadap ke bawah.
Ya tuhan, enyahkan saja Jiandra ini, Riona tidak kuat lagi.
"Modelan dajjal kayak lo bisa-bisanya laku sama kak Alina,"cecar Riona, menatap penuh permusuhan kakak kelasnya ini.
Jiandra terkekeh " Laku, lah. Gue ganteng, keren, siapa yang nggak mau sama gue?"
"Gue!"
"Y-ya, kecuali lo, sih. Selera lo 'kan rendah."
"Kalau gue demen sama lo, yang ada gue nggak punya selera!"
Jiandra melotot, menunjuk wajah Riona. "Wah, nggak bisa dibiarin."
Riona melirik kearah seseorang yang baru saja memasuki wilayah sekolah. Ia tersenyum melihatnya, karena hanya dia yang bisa membuatnya terlepas dari Jiandra.
"Kak Dhafa!" Panggilnya.
Pemuda yang dipanggil akhirnya menghampiri mereka, sudah tertawa kecil karena tau apa yang sedang terjadi antara Riona dan Jiandra. Dan selalu saja dirinya yang menjadi korban sebagai penengah diantara keduanya.
"Pasti berantem lagi." Dhafa melipat tangan didepan dadanya, menatap Jiandra dan Riona bergantian.
"Nih, temen lo pagi-pagi udah bikin gue naik darah. Lihat sepatunya, tuh!" Riona menunjuk kearah sepatu yang dikenakan Jiandra.
Dhafa hanya menghela napas, lalu bergerak merangkul Jiandra.
"Nih bocah biar gue yang urus, Ri. Lo masuk kelas aja."
"Emang lo doang yang pengertian, kak. Nggak kayak dia yang bisanya cari masalah sama gue."
Jiandra mengernyitkan dahinya, lalu menyeringai. "Pagi-pagi udah emosi."
"Ya, karena lo, bambang!"
"Udah, lama-lama gue kawinin kalian berdua kalau berantem terus." Dhafa sudah menghela napas lagi, pusing mendengar perdebatan yang tak pernah berhenti antara mereka berdua.
"Ogah, gue mana mau sama keturunan firaun." Riona menatap jijik Jiandra.
"Gue juga mana sudi sama keturunan valak."
"Jiandra!" Riona memelototkan matanya, menatap galak Jiandra.
"Udah, ah. Gue ikutan pusing dengernya!"
Riona memutar badannya, meninggalkan mereka berdua setelah melotot lagi kearah Jiandra. Beginilah Riona setiap harinya, dihadapkan oleh Jiandra yang super duper ajaib sampai membuatnya naik darah.
Jika ada orang yang memiliki darah rendah, cukup berhadapan dengan Jiandra.
Ia langsung memasuki kelasnya, duduk disamping Shreya dengan wajah tertekuk. Shreya sudah paham jika sahabatnya tiba dengan ekspresi seperti itu, artinya sudah terjadi peperangan.
"Kak Ji lagi?" Tanyanya, langsung pada topik dan tepat sasaran.
"Ya siapa lagi kalau bukan kakak kelas nyebelin itu?"
Ghina dan Jinan yang duduk tepat didepan bangkunya juga ikut memutar badan menghadap mereka.
"Kali ini lo diapain?" Tanya Ghina.
"Rambut gue ditarik, habis itu dia angkat kakinya kedepan muka gue. Nyebelin banget nggak, sih?"
Ghina dan Jinan saling menatap, seolah memikirkan hal yang sama.
"Naksir sama lo kali, makanya suka banget gangguin lo," ucap Jinan.
Riona bergidik ngeri, membayangkan jika itu benar terjadi. Jika memang terjadi, dunia pasti dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Tapi itu tidak akan terjadi 'kan? Jiandra sudah memiliki kekasih, dan itu artinya hal itu tidak akan pernah terjadi.
"Amit amit."
"Siapa naksir siapa, nih?"
Riona dikagetkan oleh kehadiran keempat temannya yang lain, yakni Dipta, Hansa, Jauzan dan Alden. Mereka berempat mengisi bangku yang letaknya bersebelahan dengan bangku Riona.
"Kak Ji naksir Riona,"ucap Shreya dengan asal.
"Serius lo?" Alden memelototkan matanya, tubuhnya langsung berdiri tegap mendengar hal itu.
Jauzan dan Hansa tertawa. "Wesss, panik amat mukanya, Al?"
Alden melirik sinis kearah mereka berdua, lalu beralih menatap Riona.
"Beneran, Ri?"
"Ya nggak lah, dongo! Udah tau Jiandra pacaran sama kak Alina, lagian gue ogah sama keturunan firaun."
Alden menghela napas lega, mengelus dadanya dramatis.
"Hampir aja gue panik, 'kan gawat kalau saingan gue Jiandra."
"Takut kalah saing ya, Al?" Dipta menaikturunkan kedua alisnya.
"Dih, kaga. Kalau ganteng, ya gantengan gue. Bener 'kan, Ri?"
Riona menatap malas, mengangguk tanpa minat. "Iya, gantengan lo."
Meskipun sebenarnya, memang lebih tampan Alden daripada Jiandra dimatanya. Alden itu gagah, tubuhnya tegap dan wajahnya tampan. Sedangkan Jiandra, menurutnya jelek! Menyebalkan dan tidak waras!
Riona selalu berdoa agar dijauhkan dari segala kesialan, tapi kenapa doanya tidak berlaku untuk Jiandra?
Ah, sepertinya dia harus memakai kalung berisi jimat anti sial.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
cerita ini cuma ganti judul ya guys, sama sedikit aku revisi. jadi gak ubah isinya kokk😘
jgn lupa vote dan komen ya!!!
teubaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGLIMA JIANDRA • park jihoon
Fanfiction❝Kalau penegak keadilan tidak bisa membawamu ke neraka, maka kami yang akan membawa neraka untukmu.❞ Disaat dalam menentukan siapa yang akan menjadi teman hidup, harus ada campur tangan orang tua. Jiandra diberi cobaan lebih banyak, yakni memberikan...