▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Jiandra mengetuk-ngetuk stir mobil sambil terus mengecek berjalannya waktu melalui arlojinya. Terlihat sekali dia sedang terburu-buru, tapi harus menunggu seseorang. Hari ini Jiandra diminta untuk fitting baju pengantin bersama Riona.
Awalnya dia menolak, tapi Naufal mengancam akan menarik semua fasilitasnya termasuk kartu ATM. Dia berdecak sebal, inilah saat termalas waktu menunggu perempuan bersiap.
Mereka pasti akan memakan banyak waktu hanya untuk berdandan!
"Lama banget lo, dandan ya?" tanya Jiandra dengan nada tidak santai begitu Riona masuk kedalam mobilnya.
Cewek itu mengernyit heran. "Ngapain dandan cuma buat ketemu lo? Gue habis berak tau, mau emang kalau gue kecepirit di mobil lo?"
"Jorok banget sih lo jadi cewek?"
"Ya salah siapa baru masuk udah dituduh." Riona mengibaskan rambutnya dengan angkuh, membuang muka ke samping.
Jiandra mendengus kasar, dia segera menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Riona. Mereka sama-sama terdiam, Riona sibuk memainkan ponsel dan Jiandra fokus menyetir.
"Gue nggak bisa antar lo pulang," ujar Jiandra.
"Kenapa? Wah, lo jadi cowok brengsek banget emang."
Jiandra yang dibilang brengsek pun tak terima, mendelik tak percaya dan melayangkan satu jitakan di kepala Riona.
"Makanya kalau ada orang ngomong itu jangan dipotong! Sembarangan ngatain gue brengsek, sejam lagi gue ada janji sama Alina."
Riona mencibir, mengelus kepalanya. "Yaudah pergi aja sana! Gue bisa pesan taksi."
Jiandra menoleh. "Jangan naik taksi, suruh yang lain jemput lo."
"Wah, apa nih? Lo perhatian juga sama gue." Riona tersenyum miring, ekspresinya terlihat seperti meledek Jiandra.
"Lo nggak bisa dibaikin dikit emang. Terserah lo mau naik apaan, numpang truk pasir juga nggak papa!"
Riona hanya terkekeh kecil, menggoda Jiandra sampai kesal itu memang menyenangkan. Mereka kembali terdiam, Riona kembali fokus pada ponsel.
Dia mematikan ponselnya. "Oh ya, lo jadi mau cek TKP?"
"Iya, nanti malam gue kesana. Kenapa? Lo mau ikut?"
"Kalau boleh, sih."
"Yaudah ikut aja, nanti bareng gue."
Jiandra menghentikan mobil disebuah butik baju khusus baju pengantin yang sudah lebih dulu berkoordinasi dengan Cindy. Jadi mereka hanya akan memilih model dan mengukur tubuh.
Mereka segera masuk kedalam, yang langsung disambut oleh pegawai.
"Jiandra dan Riona, 'kan?" tebaknya.
Riona tersenyum ramah. "Iya."
"Mari saya antar ke ruangan."
Mereka berdua mengikuti pegawai tersebut menuju sebuah ruangan. Jiandra dan Riona langsung terpisah untuk mengukur badan. Riona diberi berbagai macam model baju pengantin. Tanpa minat membuka per lembar.
"Ibu Cindy sempat memilih beberapa model, silakan dilihat dulu siapa tau cocok."
Riona tersenyum menerima buku lainnya, melihat model pilihan Cindy. Namun, itu terlalu terbuka untuk Riona dan dia pasti tidak nyaman.
"Kalau pilih yang lain boleh?" tanyanya.
"Boleh."
"Saya cari yang lebih tertutup tapi tetap elegan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGLIMA JIANDRA • park jihoon
Fanfiction❝Kalau penegak keadilan tidak bisa membawamu ke neraka, maka kami yang akan membawa neraka untukmu.❞ Disaat dalam menentukan siapa yang akan menjadi teman hidup, harus ada campur tangan orang tua. Jiandra diberi cobaan lebih banyak, yakni memberikan...