▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Setelah memarkirkan motor scoopy kesayangannya didepan rumah, Riona segera melangkahkan kakinya menuju kedalam rumah minimalis kesayangan Aruni, Mamanya. Dilihatnya Aruni yang sedang berkutat dengan laptop dan beberapa berkas, dihidungnya bertengger kacamata.
Riona menyalimi mamanya, lalu tersenyum kecil.
"Mama lagi urus berkas?" Tanyanya, basa basi.
Aruni berdeham, membenarkan letak kacamatanya. "Seperti yang kamu lihat."
"Yaudah, Riona ke kamar dulu ya, Ma. Mama jangan kecapean kerjanya." Riona beranjak pergi dari hadapan Aruni, berniat pergi ke kamarnya jika tidak dihentikan oleh Aruni.
"Jam tujuh malam nanti kita ada acara, jadi pakai baju yang sopan."
Riona menghentikan langkahnya, menoleh kearah Aruni yang berbicara tanpa menatapnya. Dalam hati ia bertanya, tumben sekali dirinya diikutsertakan dalam acara kedua orang tuanya.
Biasanya mama papanya akan pergi berdua, tanpa mengajaknya.
Tapi tak urung, Riona tersenyum menanggapinya. "Iya, Ma."
Langkah Riona kembali berlanjut, memasuki kamar yang dominan dengan warna abu-abu itu. Menghempaskan tubuhnya keatas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya.
Entah mengapa, dia merasa ada yang tidak beres dengan ajakan mamanya. Dia yang selama ini selalu diacuhkan, tiba-tiba diajak ke sebuah acara entah apa.
Riona berdecak, beranjak duduk. "Mending gue mandi, lengket banget kayak dosa Jiandra."
Matanya mengedar mencari ikat rambut, merasa gerah karena rambutnya tergerai begitu saja dan sedikit berantakan. Lalu, dirinya mendengus kesal begitu ingat jika ikat rambutnya masih berada ditangan Jiandra.
"Tangan Jiandra mending diborgol aja, deh," gerutunya. Akhirnya, dia memilih untuk mengambil ikat rambut yang baru dan menguncir rambutnya.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Riona sudah berkali-kali mematut dirinya dicermin, menimang apakah pakaian yang ia kenakan sudah pas atau belum. Sebenarnya, dia tak tau acara jenis apa yang akan dia hadiri. Jadi, dia tidak bisa memilih jenis pakaian yang sesuai.
Setelah setengah jam berpikir, dia memutuskan untuk memakai dress dan high heels yang tak begitu tinggi. Karena menurutnya, acara yang dihadiri oleh orang tuanya pasti acara perusahaan dan dia harus tampil elegan agar tidak memalukan.
"Udah siap?"
Riona tersentak, reflek menoleh kearah pintu kamar yang dimana Arzan- papanya sedang berdiri disana. Arzan sendiri sudah siap dengan setelan jas mewah, sepatu kulit dan juga arloji yang menambah kharisma Arzan.
Sejenak, Riona merasa lega. Karena pilihannya memakai dress adalah pilihan yang tepat.
"Udah, Pa."
"Cepetan, ya. Papa tunggu dibawah sama mama."
"Iya, bentar lagi aku turun."
Arzan mengangguk dan berlalu dari kamar anak tunggalnya. Sedangkan Riona kembali mengecek penampilannya, lalu meraih tas slempang diatas kasur. Dengan segera ia menyusul kedua orang tuanya yang sudah menunggu di ruang tengah.
"Udah selesai semua, ayo berangkat."
Riona sudah memasang senyum manisnya, mengikuti langkah kedua orang tuanya menuju mobil yang sudah terparkir didepan rumah. Gadis manis itu mengisi jok belakang, sedang kedua orang tuanya berada didepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGLIMA JIANDRA • park jihoon
Fanfic❝Kalau penegak keadilan tidak bisa membawamu ke neraka, maka kami yang akan membawa neraka untukmu.❞ Disaat dalam menentukan siapa yang akan menjadi teman hidup, harus ada campur tangan orang tua. Jiandra diberi cobaan lebih banyak, yakni memberikan...