21. Kehidupan baru

844 126 25
                                    

Guguran bunga sakura menyambut kedatangan Chanyeol dan Rosé di Busan. Yuan dan Rosé tersenyum bahagia sedangkan Chanyeol menghelakan nafasnya dengan berat setelah menurunkan koper, matanya tidak lepas dari bangunan yang ada didepannya.

"Rosé.." Chanyeol menahan tangan Rosé. Rosé memalingkan wajahnya kearah Chanyeol, matanya dengan mata Chanyeol bertemu.
"Iya?" Balasnya

"Apa selama ini kamu dan yuan tinggal di apartemen ini?" Tanya Chanyeol. Rosé mengangguk mantap
"Tentu" Balasnya
"Maaf, Maaf disaat aku hidup bermewah-mewahan kamu harus hidup sederhana membesarkan anak kita sendiri, aku benar-benar malu sekarang" Chanyeol berkata dengan nada lirih. 

"Yeol, it's okey. Aku udah maafin semua kesalahan kamu dimasalalu, semua ini udah takdir. Kita mulai semuanya dari awal, memulai kehidupan baru dan biarkan masalalu berlalu begitu saja" Rosé mengelus-ngelus jari Chanyeol.
"Benar kata Jennie, kamu itu sebenarnya malaikat berwujud manusia" Balas Chanyeol

"Ini gombal atau apa nih?" Tanya Rosé
"Itu fakta" Balas Chanyeol. Pipi Rosé terasa hangat ketika mendengar ucapan itu.
"Eh? Y-yaudah yuk mending kita masuk aja. Aku udah kangen banget sama apartemen ini" Menutupi kesaltingannya itu Rosé melangkahkan kakinya meninggalkan Chanyeol

"Pasti disini banyak kenangan ya?" Chanyeol menarik 2 koper sekaligus dan berjalan berdampingan dengan Rosé yang mendorong stroller yuan
"Iyaa banyaak banget kenangan di apartemen ini" Rosé tersenyum ketika memori-memorinya di masalalu terulang.

"Aku ingat waktu pertama kali yuan bisa jalan, saat itu aku sedang menitipkannya ke Jennie. Aku keluar karena ada urusan yang harus aku selesaikan, dan kamu tau? persis di tempat ini dia keluar dari lift dan berjalan kearahku dia bilang Mimimi  Itu momen yang paling berkesan menurutku" Ucap Rosé

Chanyeol tersenyum, didalam hatinya dia sangat menyesali karena tidak melihat langsung momen tumbuh kembang sang anak.
"Seharusnya aku juga menyaksikannya" Lirih Chanyeol

Rosé melirik kearah Chanyeol
"It's okey" Balasnya

Rosé menekan tombol lift apartemen tersebut, Chanyeol menatap Rosé dengan tatapan teduh
"Lalu, kapan yuan menyadari kalau aku tidak ada disampingnya?" Tanya Chanyeol

"Sejak umur 2 tahun. Saat itu yuan sudah pandai berbicara" Rosé menghelakan nafasnya dengan berat

"-Semua yang dia liat pasti selalu dipertanyakan. Suatu ketika aku mengajaknya ke playground, dia melihat anak seusianya berlari memeluk kedua orangtuanya lalu dia bertanya 'Mommy kok adik itu manggil om nya daddy?' Saat itu aku menjelaskan jika orang yang disebut Om oleh yuan itu daddy dari anak tersebut, terus yuan nanya lagi Belalti yuan juga punya daddy dong? Asikk dia sangat senang tapi kesenangan itu membuatku sedih-"

"Setiap hari yuan selalu bertanya Mom, kapan daddy pulang? dan setiap hari pula aku selalu mencari alasan untuk membohongi yuan- Kadang pertanyaan yang keluar dari mulut yuan itu menjadi alasan kalau aku benci kamu, aku benci nasib yuan yang kurang beruntung karena tidak mempunyai daddy yang selalu ada seperti anak lain pada umumnya, dan itu karena kamu, maaf-" Rosé menggeleng-gelengkan kepalanya, rasanya memori itu sangat membekas di dirinya.

"-Yuan pernah sampai sakit parah karena ingin bertemu kamu, yuan terus mengigo Daddy Daddy . Saat itu duniaku terasa runtuh entah apa yang harus aku lakukan, jika aku memintamu untuk datang pun rasanya tidak akan mungkin. Akhirnya yuan dibawa kerumah sakit, dia terus di suntik untuk diberikan obat. Ada hari dimana yuan capek, dia memberontak karena tidak mau disuntik sampai akhirnya Dokter itu membentak yuan. Dan yaa, dari sana lah phobia yuan terhadap Rumah Sakit dimulai" Air mata Rosé tidak tertahan saat mengingat masa-masa pahitnya dulu.

Back To You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang