Seina menatap OSIS, dia membutuh waktu berdua untuk bicara, jadi dia harus mengusir mereka termasuk Reina dari sini karena dia tidak mau diganggu.
"Kalian keluar dulu," suruh Seina ke mereka.
"Kalau kamu marah, tetap kendalikan emosi kamu," kata Reina menasehati diangguki Seina.
Reina mengatakan itu karena mereka kembar, jadi dia bisa merasakan apa yang Seina rasakan termasuk jika Seina sakit.
Lalu Reina mengajak anggota OSIS untuk keluar memberikan waktu Seina bicara berdua dengan Miyuki, dia tahu kalau Seina orang yang bijak.
"Bukankah kamu ada uang, ke mana uang hasil kerjamu?" tanya Seina tegas membuat Miyuki terdiam menunduk.
Seina tahu Miyuki bekerja karena dia pernah melihat Miyuki bekerja saat dia berjalan-jalan, sedangkan Miyuki saat itu sempat melihatnya sekilas namun dia tidak memperdulikan karena dia pikir dia salah lihat.
Seina menghela nafas, dia berjalan ke lemari penyimpanan untuk mengambil sesuatu lalu dia menghampiri Miyuki yang masih menunduk.
"Kenapa tidak jawab?" tanya Seina mengangkat dagu Miyuki.
Mau tidak mau Miyuki harus menatap Seina, dia yang tidak mendapat jawaban merasa kesal namun dia masih bisa mengatur emosinya.
Dia mengambil lalu memasangkan kalung ke Miyuki membuat Miyuki kaget apalagi kalung itu terpasang rantai, bisa dikatakan Miyuki seperti puppy dan tuannya Seina karena dia yang memegang rantai.
Tok tok tok!
Tiba-tiba seseorang masuk membuat Seina mengalihkan pandangannya ke pintu, masuklah Hana lagi membuat dia bingung.
"Ada apa lagi Han?" tanya Seina ke Hana.
"Maaf Kak, aku lupa bilang," balas Hana menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Katakan!" tegas Seina diangguki Hana.
"Ada murid yang mau menantang Kakak, jadi Kakak harus ke area judi dan orang itu sudah di sana, tinggal Kakak saja," jelas Hana panjang lebar.
"Baiklah, Kakak akan ke sana. Kamu duluan saja," balas Seina diangguki Hana.
Hana langsung keluar tanpa disuruh 2 kali, lalu tatapan Seina beralih ke Miyuki yang masih terdiam. Dia menarik rantainya, membuat kalung yang berada di leher Miyuki menjadi ketarik.
Miyuki mau tidak mau harus mengikuti Seina dari belakang, jika dia menahan dia yang merasakan sakit di leher mending dia mengikuti saja.
Selama di perjalanan, Miyuki tidak peduli dengan tatapan menghina para murid tunjukkan ke dia. Seina tidak bodoh jika dia tidak tahu kalau para murid menatap Miyuki dengan tatapan menghina, kali ini dia diam saja.
Dia tidak mood untuk memarahi para murid, cukup lama berjalan akhirnya mereka tiba di area khusus judi. Dia melihat ada Naomi di sana, jadi dia yakin kalau di tempat itu khusus untuknya bertanding.
Kenapa Naomi di sana? Soalnya dealer OSIS ada 2, antara Reina atau Naomi. Biasanya Naomi yang selalu menjadi dealer OSIS, jadi dia akan tahu siapa yang menantang Ketua maupun Wakil.
Sedangkan dealer jika dia maupun anggota OSIS lain ditantang, maka mereka bergantian. Mereka tidak bisa meminta Ketua atau Wakil sebagai dealer, kecuali anggota OSIS lain sibuk menjadi dealer untuk pertandingan murid-murid lain.
"Siapa lawannya Nao?" tanya Seina menatap Naomi.
"Kenzo dari kelas 11, Ketua," balas Naomi diangguki Seina.
"Apa taruhannya?" tanya Seina ke Kenzo.
"Jika saya menang, saya menginginkan posisi Ketua," balas Kenzo santai.
Seina mengangguk saja, dia tidak kaget lagi. Apalagi mereka yang menginginkan jabatan Ketua OSIS bukan pertama kalinya, jadi dia bersikap santai.
"Jika kamu kalah, kamu harus membayar 2x lipat dari taruhan awal," timpal Seina diangguki Kenzo.
Kenzo tidak masalah, dia sangat yakin kalau dia bisa menang apalagi dia sudah belajar berbagai trik judi selama setahun.
"Kamu cukup beruntung karena saya bukan lawanmu melainkan budak saya," kata Seina tenang ditatap Naomi dan Miyuki.
"Ketua yakin?" tanya Naomi memastikan.
"Ya," balas Seina yakin.
Naomi mengangguk saja, dia yakin kalau Seina mengatakan seperti itu berarti Seina sudah memikirkan semuanya terlebih jabatan Seina taruhannya.
Naomi mengeluarkan dua kartu yang masih disegel dari saku jas OSIS-nya, dia menjelaskan kalau pertandingan kali ini konsentrasi ganda.
Di mana mereka harus mencocokkan 30 pasang kartu, peraturannya jika mereka salah mencocokkan maka kartu akan ditutup kembali dan pihak lawan dipersilakan bermain.
Begitu juga seterusnya, orang pertama yang berhasil mencocokkan 30 pasang kartu dinyatakan menang. Setelah menjelaskan, dia mengocok kedua kedua set kartu dan menyebarkan kartu di meja dalam posisi tertutup.
Untuk taruhan, Naomi menyiapkan 50 chip untuk masing-masing. Mereka tidak harus memakai semua chip, jadi cukup mereka bertaruh berapa chip saja untuk 1 kali permainan ini.
Karena Naomi tahu Seina tidak suka permainan yang membuang waktunya dia, jadi permainan ini hanya dilakukan 1 kali.
"Ketua, 1 chip ini senilai berapa?" tanya Naomi ke Seina.
Karena Seina yang bertanding jadi dia berhak menentukan berapa nilai 1 chip tersebut, jadi dia menentukan 1 chip senilai 20 juta membuat mereka yang menonton sangat kaget.
"Baiklah, sesuai keinginan Ketua. 1 chip senilai 20 juta," tegas Naomi tidak menerima penolakan.
"Jika kamu kalah, kamu tahu sendiri hukumannya," tegas Seina ke Miyuki.
Miyuki menegukkan ludahnya, dia bukan orang bodoh yang tidak tahu kalau perkataan Seina tidak main-main.
"Mau bertaruh berapa?" tanya Naomi ke mereka.
"5 chip," kata Kenzo menaruh 5 chip di depan Naomi.
"Hanya 5 chip? Nyalimu besar untuk menantang Ketua tapi taruhan sangat kecil, gimana kalau kita bertaruh 25 chip?" kata Miyuki tenang namun terdapat sindiran di dalamnya.
Perkataan Miyuki membuat mereka kecuali Seina kaget, trik yang Miyuki gunakan untuk memainkan mental lawan. Kalau lawan yang mudah emosian, orang itu akan menaikkan taruhan tanpa memikirkan resikonya.
"Apa kau sudah gila? Baru kali ini seorang budak berani bertaruh sebesar itu," kata Kenzo yang menantangnya.
"Jangan lupa, saya ini budak Ketua. Lebih baik saya gila dalam mengambil resiko daripada saya dihukum Ketua," balas Miyuki jujur.
Miyuki memilih malu dan gila dalam permainan daripada dihukum Seina, orang baik dan sabar seperti Seina jika marah dan menghukum orang pasti sadis. Dia tidak mau membayangkan, apalagi mendapatkan hukuman itu.
Naomi hanya geleng-geleng kepala, tapi dia menyetujui kata Miyuki. Dia sendiri memilih malu daripada dihukum Seina, hukuman Seina yang dia tahu dari Reina itu sadis.
Apalagi Reina saudara kembar Seina sudah pasti dia tahu gimana Seina menghukum dia waktu kecil dia nakal, Naomi tidak bisa membayangkan kalau dia di posisi Reina.
Lalu Naomi menatap Seina, Seina yang tahu tatapan Naomi hanya mengangguk. Dia sangat yakin kalau Miyuki menang.
TBC...
![](https://img.wattpad.com/cover/317296975-288-k611954.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
22. Night Academy
Short StoryBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini G!P (Girl x Girl Futa) + sedikit BxB (Boy x Boy) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi...