Tahu-tahunya, Seina menelepon Jun jam 7 pagi padahal dia baru tidur 4 jam. Dengan kesal dia mengangkat dan dia malah menyesal mengangkat panggilan itu.
Dia pasrah, kesal, lelah, akhirnya dia bersih-bersih dan membangunkan budaknya supaya mereka bisa ke ruang OSIS menjalankan permintaan Seina yang meninggalkan tugasnya selama seminggu.
"Lalu Miyuki akan tinggal di sekolah selama seminggu?" tanya Naomi membuat Jun bingung.
"Maksudnya gimana Nao? Budak Rei saja di asrama dia, kenapa budak Sei tinggal di sekolah?" tanya Jun balik karena Seina tidak menjelaskan masalah yang terjadi sebelumnya.
"Yuki dihukum Kak Sei, dia ada di ruang hukuman," balas Naomi membuat Jun kaget.
"Sejak kapan?" tanya Jun kembali.
"Semalam, Kak," balas Naomi diangguki Jun.
"Lepaskan saja, biarkan dia tinggal di asrama sama budaknya Reina. Soalnya Seina, biar Kakak yang urus. Kasihan dia kalau dia tinggal di sana seminggu," kata Jun dibenarkan mereka.
Jun mengambil ponselnya untuk menghubungi Seina, mana mungkin dia tega membiarkan Miyuki terkurung di sekolah selama seminggu.
Dia saja tidak pernah membiarkan budaknya dikurung seharian di kampus, kalau pun marah ya marah saja, kalau mau hukum ya sewajarnya bukan meninggalkan di sekolah atau kampus.
"Hallo Sei,""..."
"Kakak mau bilang bebaskan budakmu, kasihan dia kalau dihukum selama seminggu di sekolah,"
"..."
"Ayolah, biarkan dia tinggal sama budaknya Rei saja,"
"..."
"Kalau kamu sudah balik, terserah kamu mau hukum lagi yang penting dia di asrama dulu,"
"..."
"Nanti Nao dan Han yang antar dia ke asrama Rei,"
"..."
"See you,"
Setelah memutuskan panggilan, Jun menatap Naomi dan Hana. Lalu dia menyuruh mereka membawa Miyuki ke asrama Reina, karena Seina sudah mengizinkannya.
Mereka mengangguk lalu pergi ke ruang hukuman, setelah itu mereka pamit mengantar Miyuki ke asrama Reina. Di asrama, salah satu dari mereka meminta kunci cadangan asrama Reina dari petugas.
Perlu ditekankan hanya inti OSIS dan BEM saja yang boleh meminta kunci cadangan, selebihnya tidak diizinkan, cukup tidak adil tapi itulah peraturannya.
Kenapa mereka meminta kunci cadangan? Budak dilarang membuka pintu baik ada tuannya maupun tidak, makanya mereka meminta kunci cadangan supaya mereka bisa masuk.
Setelah mendapatkan kunci cadangan asrama Reina, mereka segera ke asrama Reina di kamar 204. Tentu saja mereka langsung masuk, membuat budaknya Reina bernama Haruna kaget.
Naomi menjelaskan kalau Miyuki akan tinggal bersama Haruna selama Seina dan Reina tidak ada, Haruna mengangguk paham.
Setelah itu mereka pamit dan mengunci pintu dari luar, tenang saja untuk kunci dari dalam juga ada.
Setelah mengunci asrama Reina, mereka mengembalikan kunci cadangan ke petugas dan kembali ke sekolah.
Apalagi mereka belum waktunya pulang, bisa-bisa mereka kena marah sama Seina kalau tahu mereka di asrama pada jam sekolah.
Mereka balik ke ruang OSIS dan di sana hanya ada Jun dan budaknya yang bernama Haruki, seperti kata Jun melalui pesan grup, dia tidak suka gadis tapi dia suka laki imut seperti Haruki.
"Kak, mereka sebenarnya ke mana?" tanya Hana yang penasaran.
"Itu juga, Kakak tidak tahu," balas Jun kesal.
"Jadi selama seminggu Kakak di sini? Lalu BEM siapa yang ngurus?" tanya Naomi.
"Masih ada Kio, biar saja dia sesekali stay di ruang BEM," balas Jun santai.
Perlu diketahui juga, kalau Seina dan Jun itu sama. Sama-sama suka diam di ruangan, jadi mencari mereka sangat mudah.
Berbeda dengan OSIS dan BEM lainnya yang suka berkeliaran di sekolah atau di kampus, alasannya mereka tidak betah diam di ruangan saja.
Baik Jun maupun Seina tidak mempermasalahkan hal itu, asal mereka datang rapat dan tepat waktu saat Jun maupun Seina memberi pengumuman.
Jika mereka lalai, Jun dan Seina dengan senang hati memberi mereka hukuman. Sejauh ini, mereka belum menerima hukuman apa-apa dari Jun maupun Seina.
Lebih tepatnya mereka menghindari namanya hukuman, lebih baik mereka kalah judi daripada mereka berurusan dengan manusia paling kejam seperti Jun dan Seina.
Sebenarnya mereka merasa kasihan sama Haruki dan Miyuki, karena mereka mendapat tuan yang kejam apalagi dalam menghukum.
Pepatah mengatakan jangan membangunkan macan yang tertidur jika kamu tidak mau dilahap, itulah yang OSIS dan BEM tanam dalam hidup mereka terlebih mengatasi Jun dan Seina yang kadang-kadang disatukan.
Disatukan dalam artian, OSIS dan BEM melakukan acara seperti rapat atau berlibur atau makan bersama, mau tidak mau mereka harus menjaga Jun dan Seina supaya tidak emosi.
Sementara Jun di ruang OSIS, Akio mengendus kesal karena dirinya diberi tanggung jawab menjaga ruang BEM jika sesuatu terjadi maka dia bisa mengatasinya.
Sedangkan Ren, dia sangat puas menertawakan Akio yang stress harus berdiam diri di ruang OSIS. Setelah puas menertawakan, Ren pergi berkeliling siapa tahu dia bisa bermain atau menjadi dealer.
Akio yang ditertawakan menjadi lebih kesal, dia tidak bisa membayangkan kalau dia harus diam di ruangan selama seminggu terlebih sejam saja dia di ruangan sudah tidak betah.
Untungnya dia membawa budaknya, jadi dia tidak akan kesepian dan mati kebosanan. Budaknya Akio bernama Daisuke, pria imut yang diincar sejak dia masih SMA.
"Dai, kita seks yuk," kata Akio dibalas gelengan.
"Kamu harus jaga ruangan ini, aku tidak mau kamu jadi sasaran kemarahan Jun," tolak Daisuke halus.
"Kenapa itu orang tidak menyuruh Rei saja?" tanya Akio kesal.
"Karena kamu wakilnya," balas Daisuke santai.
"Setidaknya puaskan aku walau kita tidak seks," kata Akio diangguki Daisuke.
Daisuke yang sedari tadi berdiri sedangkan Akio duduk, dia langsung masuk ke kolong meja Akio karena Akio ingin dia puaskan jadi dia tidak bisa menolak.
Dia menurunkan sleting celana Akio, lalu mengeluarkan junior Akio dan dia masukkan juniornya ke mulut langsung saja dia mengemut dan sesekali menjilati.
Akio tidak masalah, dia senang Daisuke memuaskan dia walau dengan cara seperti ini setidaknya dia tidak akan mati kebosanan di ruangan.
Ruangan yang kedap suara juga membuat dia dengan bebas mengeluarkan desahan karena Daisuke tahu cara memuaskan dia.
Tidak peduli seberapa lama Daisuke melayani Akio seperti ini, dia akan berhenti saat Akio yang menyuruhnya berhenti. Jika Akio diam saja, itu tandanya dia harus terus melakukan.
Beberapa menit kemudian, Akio meminta Daisuke berhenti dan entah berapa banyak atau berapa kali Daisuke harus menelan orgasme Akio yang banyak saat keluar.
Untung saja Daisuke sudah terbiasa sejak SMA dan dia tahu seberapa besar nafsu Akio, apalagi saat Akio meminta dia melayaninya di atas ranjang, sudah dia pastikan akan berlangsung hingga pagi hari jika mereka libur.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
22. Night Academy
Short StoryBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini G!P (Girl x Girl Futa) + sedikit BxB (Boy x Boy) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi...