Part 2

956 36 0
                                    

Mereka yang berada di luar mendapat aba-aba masuk, barulah mereka masuk. Lalu pintu terbuka dan masuklah mereka berempat dengan tangan Miyuki yang masih dipegang kedua laki-laki tadi.

Jadi Ketua OSIS di sini bernama Seina Aoi, Wakilnya bernama Reina Aoi, Seina dan Reina merupakan anak kembar dan sudah pasti Seina Kakak dari Reina.

Walau mereka kembar, mereka sangat mahir berjudi. Bisa dikatakan kemampuan mereka seimbang, melawan keduanya sekaligus itu mencari mati.

Sedangkan Sekben (Sekretaris + Bendahara) bernama Naomi Tetsuya, kenapa Sekben? Karena Seina maupun Reina tidak mau ribet, mereka hanya mau posisi ini diambil sama orang yang mereka percaya.

Salah satunya Naomi, Naomi dipilih karena dia cocok menjadi Sekben OSIS terlebih dia menjadi sekretaris hanya waktu rapat saja sisanya menjadi bendahara.

Untuk total OSIS di sini ada 15 orang dengan 3 OSIS inti, jadi 12 OSIS lainnya terbagi menjadi 3. OSIS Sie Keamanan, jadi tugasnya menagih uang bulanan kepada murid yang membuka tempat judi.

Lalu OSIS Sie Sosial, tugasnya mencap murid sebagai budak jika murid yang berhutang tidak membayar. Terakhir OSIS Sie Perhubungan, tugasnya menghubungkan murid yang mau berjudi dengan OSIS.

Seina kaget melihat orang yang anggota OSIS nya bawa, dia sangat mengenal orang itu bahkan dia tidak mengerti kenapa dia bisa berada di tempat yang seharusnya tidak dia datangi.

"Kalian paksa dia buat judi?" tanya Seina menatap Hana yang dibalas anggukan singkat.

Seina menghela nafas sedangkan Reina dan Naomi hanya geleng-geleng kepala, biasanya murid yang ditarik Hana ke sini mereka dengan spontan langsung memohon ke Seina untuk melepaskan mereka karena mereka tidak mau berjudi dengan Seina.

Berbeda dengan Miyuki, dia tidak memohon atau menolak walau mereka tahu dia murid baru tetap saja mereka yakin dia sudah tahu peraturan kalau murid dipaksa OSIS diperbolehkan menolak jika mereka segera memohon atau menolak.

"Kamu bisa bermain?" tanya Seina ke Miyuki.

Miyuki biasa dipanggil Yuki sama Seina dan dipanggil Miyu sama orang-orang yang tidak dikenal sama Miyuki.

"Bisa," balas Miyuki.

"Taruhannya jika kamu kalah, kamu harus membayar dengan uang atau kamu jadi budak saya. Jika kamu menang, kamu bebas minta apa saja dari saya," kata Seina diangguki Miyuki.

Aku tahu aku tidak akan pernah menang kalau melawan Kakak, anggap saja latihan buat aku walau aku menjadi budak, batin Miyuki menatap Seina.

Apa Miyuki menolak? Tidak, dia ada alasan tersendiri kenapa dia menerima walaupun dia sudah tahu hasilnya dia akan kalah.

Lagipula dia tidak masalah jika dia menjadi budak Seina, terlebih dia tahu kalau Seina sangat baik kepadanya sebelum mereka berpisah.

"Nao kamu jadi Dealer," kata Seina ke Naomi.

"Baik Kak, ayo kita ke ruang judi," balas Naomi sekaligus mengajak.

Di ruang OSIS ada satu ruangan untuk berjudi, jadi di ruangan ini lengkap dengan semua permainan judi. Tinggal dealer saja yang menentukan, mau berjudi seperti apa.

"Untuk judi kali ini yaitu choice poker. Apa kamu sudah tahu aturan mainnya?" tanya Naomi ke Miyuki.

Kalau Seina jangan ditanya, dia tahu semua permainan kartu jadi tidak perlu dijelaskan kembali. Jika dia bodoh dalam permainan judi, mana mungkin dia menjadi seorang Ketua di waktu dia masih kelas 10.

Jadi waktu kelas 10, Seina dan Reina dengan santai menantang kelas 11. Taruhannya tentu saja jabatan, saat mereka mengambil alih posisi Ketua dan Wakil, mereka semakin terkenal.

"Sudah, langsung mulai saja," balas Miyuki diangguki Naomi.

Jadi aturan mainnya, setiap pemain diberikan 5 kartu. Pemain hanya diperbolehkan menganti kartunya 1 kali. Permainan ini, pemain boleh menentukkan mau kartu kuat atau kartu lemah.

Selama pemain bertaruh uang lebih banyak, maka pemain tersebut boleh memilih mau kartu kuat atau kartu lemah.

Sedangkan pihak lawan yang kalah dalam pertaruhan hanya bisa pasrah dan di permainan ini yang boleh hanya Raise (menaikkan taruhan) atau Fold (menyerah).

"1 chip bernilai 10 juta, silakan pasang 1 chip untuk taruhan awal," jelas Naomi diangguki mereka.

Untuk bermain dengan OSIS, mereka harus berani bertaruh besar. Jika mereka menang maka mereka mendapat keuntungan yang banyak, sebaliknya jika mereka kalah maka utang mereka bertambah banyak juga.

Uang sebanyak itu, mana mungkin aku punya, batin Miyuki.

"Kak, ini mau main berapa ronde?" tanya Naomi ke Seina untuk memastikan.

"Satu saja," balas Seina santai.

Naomi mengangguk lalu dia mengocok kartu dan membagikan 5 kartu ke Seina maupun Miyuki. Kartu yang Naomi gunakan kartu baru, tidak ada kecurangan yang dilakukan pihak OSIS.

Jadi pilihannya hanya 2, mereka yang menang melawan OSIS itu karena beruntung atau kemampuan berjudi mereka yang lebih hebat daripada OSIS.

"Ada yang mau ganti kartu?" tanya Naomi ke mereka.

"Kakak ganti 2," balas Seina lalu dia mengeluarkan dua kartu untuk diganti.

Naomi memberikan 2 kartu baru ke Seina, lalu dia menatap Miyuki. Miyuki mengeluarkan 1 kartu untuk diganti, lalu Naomi memberikan 1 kartu baru ke Miyuki.

"Ki, mau pasang berapa?" tanya Naomi yang mempersilakan Miyuki bertaruh duluan.

"Aku pasang 2 chip," kata Miyuki lalu menaruh 2 chip ke tengah meja.

"Kak, mau taruh berapa?" tanya Naomi ke Seina.

"5 chip," kata Seina lalu menaruh 5 chip ke tengah meja.

Seina hanya mengikuti permainan Miyuki, jika Miyuki bertaruh kecil maka dia akan bertaruh kecil, sebaliknya jika Miyuki bertaruh besar maka dia dengan senang hati meladeni.

"Raise," timpal Miyuki lalu menaruh 7 chip ke tengah meja.

Mereka terus melakukan Raise sampai Miyuki tanpa sadar bertaruh 10 chip, membuat Seina tersenyum miring kepadanya tanpa dia sadari.

"All in," kata Seina membuat Miyuki kaget.

Miyuki kaget karena Seina bertaruh 20 chip, perbandingan yang sangat jauh. Dia tidak bisa bertaruh sebanyak itu, sejak awal saja dia sudah yakin kalah.

"Fold," kata Miyuki.

"Kak, pilih kartu kuat atau lemah?" tanya Naomi ke Seina.

"Kartu kuat," balas Seina menatap Miyuki.

"Silakan tunjukkan kartunya," kata Naomi ke mereka.

Mereka menaruh kartu mereka di meja, sudah jelas hasilnya kalau Seina yang menang karena Seina memiliki 3 kartu Queen sedangkan Miyuki hanya memiliki 3 kartu angka 7.

"Kamu kalah dan kamu harus bayar 100 juta hari ini atau kamu menjadi budak," tegas Seina membuat Miyuki terdiam sebentar.

"Aku jadi budak, aku tidak bawa uang 1 persen pun ke sini," balas Miyuki menatap Seina.

Seina melihat tatapan jujur dari Miyuki, hal itu membuat dia bingung. Berbeda dengan Hana, Naomi, Reina yang mendengar perkataan Miyuki membuat mereka yang sedari tadi menyaksikan perjudian keduanya menjadi kaget.

TBC...

22. Night Academy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang