Part 12

411 18 0
                                    

Brankas milik Naomi yaitu brankas kas OSIS dan brankas pribadi miliknya sendiri selain itu masing-masing brankas hanya bisa dibuka sama pemiliknya.

Tok tok tok!

Pintu terbuka dan masuklah Naomi yang membawa sebuah koper, Seina hanya diam saja dia membiarkan Naomi mengatakan tujuan dia.

"Maaf Kak, Uang ini mau taruh di mana?" tanya Naomi sambil menyerahkan sebuah koper.

"Uang siapa?" tanya Seina balik tanpa menjawab pertanyaan Naomi.

"Uang Kakak, ada 500 juta di koper ini," balas Naomi membuat Seina diam, dia tahu kalau uang itu dari Miyuki.

"400 juta masuk ke kas OSIS, 100 juta kasih ke Yuki. Itu hasil judinya selama 2 jam," kata Seina membuat Naomi kaget.

"2 jam Kak?" tanya Naomi ke Seina dibalas anggukan.

"Apa ada yang salah?" tanya Seina balik.

"Tidak, hanya saja dia sangat hebat," balas Naomi.

"Kumpulkan anak-anak sekarang," perintah Seina tanpa memperdulikan kata Naomi sebelumnya.

"Baik, Kak," balas Naomi.

Naomi segera mengabari OSIS lainnya untuk ke ruang OSIS, dia mengabari melalui grup daripada di mengabari satu per satu.

Tidak lama, satu per satu OSIS tiba di ruangan OSIS seperti biasa kedatangan Reina bisa mereka ketahui dengan masuk tanpa ketuk pintu.

Saat Reina masuk, dia melihat anggota OSIS sudah berkumpul semua lalu pandang dia beralih ke Miyuki yang asik terlelap, dia langsung menatap Seina.

"Kamu izinkan dia tidur di sofa?" tanya Reina diangguki Seina.

"Ya, biarkan saja dia kelelahan sehabis judi," balas Seina santai.

"Kita di sini ngapain?" tanya Reina kembali.

"Hanya ingin memberitahu ke kalian saja, berapa pemasukan, utang dan budak. Siapa tahu kalian bertemu mereka, kalian bisa bermain sebentar," balas Seina santai diangguki mereka.

Seina menatap Naomi, Naomi tahu arti tatapan itu dia langsung menjelaskan karena posisi dia Sekben. Naomi memberitahu kalau pemasukan OSIS hari ini sebesar 500 juta, dengan budak mencapai 57 orang dan utang keseluruhan sebesar 2,56 miliyar.

"500 juta? Apa itu sudah termasuk 400 juta dari Yuki?" tanya Seina setelah Naomi menjelaskan.

"Iya Kak," balas Naomi.

"Anak ini kasih 400 juta ke OSIS?" tanya Reina menunjukkan Miyuki yang terlelap.

"Bukan 400 juta, lebih tepatnya 500 juta. Dia main selama 2 jam dengan keuntungan segitu," balas Seina sambil mengoreksi.

"Dan dia berikan semua?" tanya Reina to the point.

Mereka yang berada di sini hanya diam sambil menyimak, mereka tidak berani menyela pembicaraan Ketua dan Wakil Ketua mereka.

"Ya, tapi aku kasih ke dia 100 juta sisanya masuk ke kas OSIS," balas Seina diangguki Reina.

"Anak ini hebat," gumam Reina yang masih terdengar jelas mereka.

Reina tidak peduli, dia segera ke tempat Miyuki yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka berkumpul. Dia mengamati Miyuki, bukannya dia suka hanya saja dia penasaran.

Miyuki yang Seina ceritakan ke dia dulu tidak bisa berjudi, tapi dia mendengar kalau anak ini bisa menghasilkan keuntungan yang besar. Bukankah itu jadi pertanyaan besar?

Tato ini, batin Reina tanpa sengaja melihat tato yang sangat dia kenal.

Seina yang melihat Reina terdiam, dia mengikuti arah pandang Reina hingga dia tahu kenapa Reina terdiam saja.

"Kalian kecuali Rei bisa keluar," usir Seina ke anggotanya.

Alasan Seina mengusir mereka, dia membutuhkan ruang supaya dia dan Reina bisa bicara berdua saja terlebih ini urusan keluarga dan orang lain tidak perlu tahu.

Mereka yang diusir hanya pasrah, mereka keluar tanpa disuruh dua kali. Reina yang sudah sadar akibat kata Seina, dia langsung menatap Seina.

"Sejak kapan dia menjadi budak keluarga?" tanya Reina to the point.

"Setahun yang lalu, Rei. Dia yang mengatakan sendiri, itu juga alasan dia sekolah di sini," balas Seina jujur.

"Papa merencanakan ini?" tanya Reina yang seolah tahu siapa dalang di balik ini semua.

"Bisa dibilang begitu," balas Seina santai.

"Boleh aku cicipi tubuh dia? Bukankah dia budak keluarga kita yang dikhususkan Papa?" tanya Reina menaik turunkan kedua alisnya.

Tentu saja hal itu membuat Reina mendapat hadiah berupa jitakan, Reina mengaduh kesakitan dan menatap sinis Seina yang ditatap sinis balik.

"Dia budak keluarga tapi aku saja yang boleh menyentuhnya, kamu tidak boleh," tegas Seina.

"Dasar pelit," ejek Reina dibalas gelengan.

Seina tidak marah, dia tahu kalau Reina hanya bercanda. Dia memilih untuk duduk di tempatnya daripada dia pusing meladeni Reina dalam mode jahil, sedangkan Reina yang ditinggal pergi hanya pasrah dan dia juga duduk di kursinya.

"Bagaimana budakmu?" tanya Seina tiba-tiba.

"Not bad, Kak Jun tahu seleraku dan Naomi. Budaknya juga sudah kami unboxing hari itu juga, tinggal acara reuni saja," balas Reina santai diangguki Seina.

"Rei, minta Hana pesenin makanan," pinta Seina.

"Kamu sama Yuki saja ya, aku makan di kantin bosan di sini," balas Reina diangguki Seina.

Reina keluar dari ruang OSIS setelah dia mengabari Hana untuk membelikan Seina dan Miyuki makanan, sedangkan dia langsung ke kantin.

Alasan dia menyuruh Hana bukannya dirinya sendiri, karena dia malas bolak balik di saat dia kenyang makan yang ada dia malah lapar kembali.

OSIS sudah tahu makanan kesukaan masing-masing, jadi Hana tidak perlu repot-repot bertanya lagi sedangkan makanan untuk Miyuki otomatis disamakan dengan makanan Seina.

Tidak lama pintu diketuk lalu Hana masuk membawa makanan untuk Seina dan Miyuki, setelah itu dia keluar lagi karena dia juga tidak ada hal yang harus dia bahas sama Seina.

Sebelum Hana keluar, Seina mengucapkan terima kasih. Setelah Hana keluar, dia membangunkan Miyuki yang masih asik terlelap.

Membangunkan Miyuki tidak perlu tenaga ekstra, cukup menepuk saja sudah membuat dia terbangun. Dia bangun, Seina menyuruh dia mencuci muka.

Dia mengangguk lalu mencuci mukanya, jadi di ruangan ini ada kamar mandi sendiri makanya Seina betah berlama-lama di sini dan jarang keluar.

Sambil menunggu Miyuki mencuci muka, Seina menyiapkan makanan untuk makan siang mereka. Setelah Miyuki cuci muka, dia menyuruh Miyuki untuk mengambil makanan dan kembali duduk di sofa.

Sedangkan Seina makan dengan tenang di tempatnya sendiri, tanpa melihat Miyuki sudah makan atau belum. Miyuki mengambil makanan dan duduk di sofa, dia juga makan dengan tenang.

Setelah makan, Seina membuang bekas makan dia ke tong sampah. Lalu dia menatap Miyuki yang masih asik makan, tidak lama Miyuki menghabiskan makanan dia.

Seina menghampiri Miyuki dan kembali memasangkan rantai yang sempat dia lepas ketika dia mengizinkan Miyuki untuk berjudi, setelah itu dia kembali duduk di kursinya membuat Miyuki mengekori dari belakang.

TBC...

22. Night Academy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang