Part 18

363 19 0
                                    

Sang lawan tentu saja geram, dia merasa terhina dengan perkataan Miyuki apalagi status dia murid kaya yang bisa-bisanya dihina seorang murid yang berstatus budak.

"Sadar diri siapa yang miskin lalu menjadi budak?" tanya lawan sinis.

Miyuki tidak merasa tersindir, apalagi itu bukan masalah buat dia. Status di sini bisa dia lepas jika dia menerima bantuan Hoshi, sayangnya dia tidak mau.

"Setidaknya saya berani bertaruh banyak, raise 350 juta," balas Miyuki santai.

"Baiklah, cukup hebat juga untuk seorang budak. Raise, 800 juta," kata lawan yang terpancing.

"Call," balas Miyuki senang.

Miyuki senang dengan taruhan sebesar itu, apalagi dia tahu kalau Naomi jarang berjudi yang membuat Naomi kurang pemasukan di antara OSIS lainnya.

Tujuan dia di sini, supaya Naomi memiliki keuntungan besar dan itu sebagai rasa terima kasih dia karena Naomi memaksa dia berjudi di saat dia tidak diizinkan.

Judi sudah dimulai saat Miyuki dan lawan tidak melakukan bet lagi, Hana sebagai dealer mengawasi pertandingan dengan adil, jujur dan bijaksana tanpa kecurangan apa pun.

Permainan ini hanya 1 ronde, siapa pun yang kalah harus membayar 800 juta atau menjadi budak OSIS jika tidak bisa membayar.

Jika orang itu berstatus budak maka utangnya akan bertambah, terserah OSIS nantinya akan mengapain budak tersebut.

Judi kali ini dimenangkan Miyuki, lawannya langsung memberikan uang 800 juta cash karena lawan tidak mau menjadi budak dan beruntungnya kaya raya lawannya.

Setelah mendapatkan uang, Miyuki memberikan koper berisi 800 juta itu ke Naomi. Naomi menolak karena itu hasil dia berjudi, sayangnya dia memaksa Naomi untuk menerimanya.

Uang tidak ada artinya lagi, jika dia mendapatkan uang sebanyak ini untuk siapa? Untuk dirinya? Tidak mungkin! Dia sudah menjadi budak keluarga Aoi, selamanya akan begitu.

Berbeda jika uang itu dipakai Naomi, Naomi memiliki masa depan yang cerah. Dia tidak mau Naomi menjadi tergeser posisinya sebagai Sekben, apalagi dia tahu kalau Naomi sangat baik walau dari keluarga kaya raya.

Naomi mengajak Miyuki berkeliling lagi, sebelum dia pergi dia berterima kasih ke Hana yang sudah menjadi dealer hari ini.

Di tengah perjalanan, Miyuki membuka suara. Dia tidak mau kalau Seina tahu dia habis judi dan dia memohon supaya Naomi tidak memberitahu dari mana asal uang itu.

Naomi tidak bisa janji, Seina bukan orang yang mudah dibohongi apalagi Seina tahu dia jarang berjudi dan pemasukan sebesar itu pasti membuat Seina curiga dengannya.

Miyuki tetap memohon ke Naomi, jika Seina tidak bertanya maka Naomi tidak perlu memberitahu. Sebaliknya jika Seina bertanya, maka dia boleh mengatakan yang sejujurnya daripada dia dihukum.

Naomi mengangguk saja, setelah puas mengecek murid-murid barulah mereka kembali ke ruang OSIS.

Kenapa Seina bisa tahu semua urusan keuangan? Karena dia punya akses, walau dia jarang membuka tetap saja dia kadang mengecek laporan keuangan OSIS.

Setibanya di ruang OSIS, Naomi mengetuk pintu dulu barulah mereka masuk. Seina yang melihat kehadiran mereka, menunggu mereka berdiri tidak jauh darinya barulah dia bicara.

"Kamu judi?" tanya Seina ke Naomi.

"Tidak Kak," balas Naomi membantah hal itu.

"Lalu pemasukan kamu dari mana?" tanya Seina menuntut penjelasan.

"Judi, tapi bukan aku yang judi," balas Naomi sejujurnya.

"Berapa kali kamu judi hari ini?" tanya Seina ke Miyuki karena dia tahu apa yang Naomi maksud.

"1 kali, Kak," balas Miyuki pelan.

"Apa Kakak mengizinkan kamu?" tanya Seina datar.

"Tidak, aku minta maaf. Maaf, aku lancang berjudi tadi," balas Miyuki menunduk takut.

"Kak, jangan hukum dia ya. Aku yang izinin dia judi, Kakak hukum aku saja," pinta Naomi karena dia memang yang maksa, jadi dia harus melindungi Miyuki.

"Kita ke asrama, kamu balik juga Nao," perintah Seina tanpa memperdulikan perkataan Naomi.

"Baik, Kak," balas Naomi pasrah.

Mereka kembali ke asrama, untuk Naomi kamarnya berada di 206. Di asrama, Naomi masuk ke kamarnya sedangkan Seina dan Miyuki masuk ke kamar Seina.

Setelah Seina dan Reina pulang OSIS maupun BEM tidak menanyakan alasan mereka yang tiba-tiba pergi dan izin selama seminggu, mereka lupa saking senangnya mereka diajak libur sekaligus reuni.

Berbeda dengan Miyuki, dia sangat senang sekaligus sedih. Senang karena Seina kembali, sedih karena dia tahu kalau orang tuanya sudah habis dibunuh mereka.

Tanpa bertanya alasan mereka pergi pun, dia sudah tahu. Jadi dia hanya diam saja, mau marah juga percuma. Apa hak dia? Dia hanya budak, tidak lebih.

Bahkan jika Seina meminta dia untuk mati, maka dia harus melakukannya. Seina tidak bodoh kalau Miyuki sedang memikirkan sesuatu tanpa dia ketahui, karena dia selalu mengawasi gerak-gerik Miyuki.

"Katakan apa yang kamu pikirkan, jangan sampai Kakak marah lagi denganmu seperti waktu itu," tegas Seina menatap Miyuki tajam.

Miyuki sangat takut melihat tatapan itu, dengan tergagap dia menjawab kalau dia memikirkan orang tuanya dan pastinya sudah dibunuh Seina.

Seina tidak marah, itu fakta jadi Miyuki harus terima. Dia benar-benar membunuh mereka saat dia izin sekolah bersama Reina, Miyuki yang dengar hal itu tidak kaget tapi dia hanya sedih.

"Mandi lalu istirahat, jangan mikirin apa pun kecuali kamu mau menerima hukuman," kata Seina diangguki Miyuki dengan cepat.

Miyuki tidak mau dihukum lagi, dia buru-buru mandi tanpa mengunci pintu. Biasanya Seina akan masuk selang beberapa menit, biasanya juga dia harus melayani Seina di kamar mandi.

Benar saja, Seina tiba-tiba masuk ke kamar mandi lalu dia masuk ke bathub yang sudah ada Miyuki yang sedang berendam, Miyuki tidak kaget lagi karena dia sudah biasa.

Seina berada dia atasnya lalu dia mencium bahkan melumat bibir Miyuki hingga Miyuki mengeluarkan desahan, setelah itu dia memasukkan juniornya ke vagina Miyuki tanpa pemanasan.

Karena bermain berkali-kali tentu saja junior Seina langsung masuk begitu saja ke vagina Miyuki, lalu dia menggerakkan badannya hingga Miyuki terangsang dan mendesah.

Mereka sama-sama menikmati permainan ini, tidak ingat kalau tujuan awal mereka itu mandi. Setelah berorgasme berkali-kali, Seina menghentikan permainannya lalu melihat Miyuki yang sudah kelelahan.

Akhirnya Seina memilih memandikan mereka, setelah bersih barulah dia mengeringkan badan mereka. Dia mencari pakaian santai karena dia ingin beristirahat, sedangkan Miyuki sudah berada di kasur tanpa memakai sehelai benang pun.

Seina tersenyum melihat itu, lalu dia rebahan di kasur dan membalikkan badan Miyuki membuat mereka saling tatap-tatapan.

"Kenapa kamu mau menjadi budak? Apa kamu tidak memikirkan masa depanmu sebelum kamu terjerumus dalam keluarga Aoi?" tanya Seina tiba-tiba.

TBC...

22. Night Academy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang