Keesokan harinya, Sean menggabungkan diri di rumah Sal. Agak kesal ia waktu mengetahui kedua temannya tidak mengikutsertakannya dalam eksperimen semalam, tetapi kekesalannya segera sirna begitu Sal membawa mereka ke ruang penelitian rahasia. Terkagum-kagum ia memperhatikan deretan buku-buku tebal bersampul kulit yang berjajar rapi di rak dinding rubanah. Sama seperti Scarlet, ia pun takjub membayangkan banyaknya waktu yang dihabiskan Sal untuk menyusun semua data menurut topik penelitian dan tahun terbitnya. Sawyer, di sisi lain, langsung terpaku pada sketsa-sketsa dan gambar anatomi werewolf yang menempel di dinding berisi mind map penelitian.
“Kalau kau pergi ke pusat penelitian di Kota Ravenheart, kau bisa melihat spesimen aslinya." Kepala Sal menyembul dari balik punggung Sawyer. "Sayangnya, kurasa kalian tidak bisa masuk. Saat aku masih bekerja di sana, area itu hanya diperuntukkan bagi para ilmuwan dan mahasiswa yang mempelajari werewolf. Tidak mudah memperoleh surat izin masuknya.”
“Dokter Fischer!” Sawyer terperanjat. “Bagaimana bisa makhluk-makhluk itu diawetkan? Bukannya werewolf yang mati akan berubah menjadi abu begitu terkena sinar matahari?”
“Oho, kecepatan kuncinya! Sebelum matahari terbit, kau harus selesai membersihkan dan meletakkan spesimen dalam larutan formalin. Kau bisa membeli sedikit waktu dengan cara menyimpan spesimen dalam kotak kedap cahaya sebelum diawetkan, tapi kualitasnya takkan sebagus yang segar.” Berapi-api Sal menjawab. Sawyer sampai melongo dibuatnya. Benarkah ini orang yang sama dengan pria yang nyaris pingsan saking gugupnya ketika berbicara di pertemuan warga? Ternyata bisa juga ia berbicara lancar! Bagai seorang pemandu museum, Sal mulai menjelaskan satu-persatu gambar tersebut pada Sawyer dan Sean.
Sementara itu, Scarlet berjalan ke meja tulis. Tangannya membongkar tumpukan buku catatan di atas meja, matanya menelusuri tiap judulnya. Sal memang sudah mengatakan bahwa ia bebas membaca apa saja, asalkan tidak merusak ataupun membawa pulang. Ia bolak-balik beberapa buku, tetapi tidak ada yang menarik perhatian. Sebagian besar bahasanya terlalu ilmiah untuk dipahami Scarlet.
Mendadak, tatapannya menangkap sebuah buku catatan kecil. Catatan Penelitian, begitu judulnya. Sampulnya lusuh dan bernoda, kertasnya mulai menguning, beberapa lembar sudah mulai lepas. Namun, bukan sampul merah marunnya yang membuat buku itu mencolok, melainkan tulisan di sampulnya. Nyata benar kalau tulisan tegak bersambung yang tipis dan rapi itu tidak dihasilkan oleh tangan Sal. Iseng-iseng ia membuka buku itu pada halaman acak.
Hari ke-64. 13 April 1754.
Setelah tercapai perjanjian bahwa kami akan memperbolehkannya pulang bila ia bersikap kooperatif, Anomali 003 akhirnya bersedia membuka mulut. Rupanya memang ide bagus untuk bernegosiasi dengan subyek. Sesuai hipotesis kami, Anomali 003 mengakui bahwa para Anomali memang bertanggung jawab mengatur pergerakan pasukan werewolf pada serangan-serangan besar. Anomali seperti dirinya mampu mempertahankan kemampuan berpikir logis dalam wujud werewolf, memungkinkan mereka untuk mengatur strategi ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlet: the Wolf Hunter [Terbit]
Paranormal[Pemenang Wattys 2022 kategori Paranormal] [Reading List WIA Indonesia Periode 5] Content warning: violence (15+) Kematian sang nenek di tangan seekor werewolf membuat Scarlet Dixon memutuskan untuk menempuh jalan hidup sebagai seorang pemburu werew...