3

609 81 6
                                    

Ku harap kalian suka dengan cerita ini.

Bolehkah aku mendapatkan dukungan vote comment dari kalian sebagai tanda apresiasi kalian padaku?

Tapi, saya tidak menerima kritikan buruk, karena hal itu dapat merusak mood saya dalam berkarya.

Disclaimer
Masashi Kishimoto

Genre
Action, Romance, Harem, Comedy, Slice of Life

My Instagram
@_._angelics_._
.
.
✿⁠ Our Baby Sitter ✿

Byuurr

Prak

Baskom berisi air yang diletakkan di atas pintu kelas, jatuh membasahi tubuh Hinata.

"Hahahahaha" seisi kelas tertawa melihat Hinata.

"Kau lihat teme! Aku selalu tepat sasaran!" teriak Naruto semangat.

"Hn." gumam Sasuke menyeringai puas.

Hinata yang mendengar perkataan Naruto dengan jelas hanya bisa diam. Lalu, ia berbalik untuk mengganti seragamnya.

Bruk

"Hahaha... idiot!" tawa mereka kembali saat Hinata jatuh terpeleset.

Mata Hinata tampak ia pejamkan sebentar lalu menatap lantai, ia lantas berdiri dan segera pergi dari hadapan mereka semua perasaan geram pada mereka semua, terutama pada majikan-majikannya itu.
.
.
.
Hinata kembali ke kelas dengan seragam olahraga yang tersimpan di lokernya.

"Hyuga Hinata, kenapa kau memakai seragam olahraga?! Apa kau ingin olahraga di mata pelajaranku?!" Tanya Anko-sensei.

Semua mata memandang ke arah Hinata yang berdiri di depan kelas, sesekali mereka terkekeh pelan agar tidak terdengar oleh guru killer itu.

"Maaf, Anko-sensei seragam saya tadi basah." ucap Hinata menunduk.

"Benarkah? Sungguh disayangkan, aku tidak menerima alasan apa pun. Keluar dari kelas ku dan berdiri di depan kelas sampai pelajaran ku berakhir!" ucap Anko-sensei.

"Khekhekhe... dasar tidak tahu malu! Sudah miskin, dibiayai sekolah, sekarang memakai seragam sesuka hatinya!" Ledek Naruto.

Hinata segera keluar dari kelas dan berdiri di depan kelas sesuai perkataan Anko-sensei.

"Kena karma mampus kau!" Gumam Hinata.
.
.
.
Gaara memberikan beberapa lembar uang pada Hinata.

"Belikan aku kopi instan di kantin!" Perintah Gaara.

Hinata mengambil uang itu dan segera pergi ke kantin.

"Hanya membeli kopi saja, uangnya harus sebanyak ini. Dasar orang kaya serba pamer!" Hinata menggeleng heran.

Di kantin, Hinata melihat banyak siswa yang berebutan membeli makanan kantin. Sedikit takut mendekati kerumunan siswa itu, akhirnya ia sampai di depan ibu kantin.

"Ba-san, aku ingin satu kopi instan." ucap Hinata.

"Ha'i!" ucap ibu kantin itu menyiapkan pesanan Hinata.

"Hoo... Tumben kau punya uang banyak sampai bisa membeli kopi instan!" sindir Sakura.

"Ini milik Gaara-sama." ucap Hinata acuh.

"Jadi uang itu kau dapat dari Gaara-kun?! Ya ampun, maksudmu kau menggodanya?! Aku tidak menyangka!" ucap Sakura pura-pura terkejut.

Seisi kantin yang mendengar ucapan Sakura mulai berbisik-bisik, hingga ada yang menyindir secara terang-terangan kalau Hinata gadis rendahan.

Hinata hanya bisa diam dengan tatapan datar menatap Sakura tanpa melawan. Lagi pula, ia tidak berkuasa di sekolah itu. Ah! Bisa saja, membeli sekolah dan membeli para babi-babi ini adalah hal mudah baginya.

"Ini pesananmu, nona." ucap ibu kantin.

"Ini uangnya, Ba-san, arigatou." Hinata mengambil kopi instan itu, lalu pergi dari kantin.

Gaara merampas kopi itu dari Hinata.

"Lambat!" Kesal Gaara, mengambil kasar kopi yang dibawa Hinata.

"Maaf, Gaara-sama." ucap Hinata.
.
.
.
Sasuke memarkirkan mobilnya di depan mansion, ia keluar dan melihat mobilnya.

Kotor, satu kata itulah yang terlintas dipikirannya, ia pun segera masuk ke dalam mansion.

"Kau, bersihkan mobilku!" Perintah Sasuke masuk ke kamarnya.

Hinata yang baru selesai menyapu, melihat Sasuke yang sudah masuk ke kamarnya.
.
.
.
Hinata terkejut melihat mobil Sasuke yang sangat kotor bekas lumpur. Bagaimana bisa? Itulah yang dipikirkan Hinata. Apa pria bersurai pantat ayam itu baru saja berenang di lumpur?

"Baiklah Hinata, positif thinking saja. Mungkin, mobil dan si pantat ayam itu baru saja bermain dengan para babi hutan di lumpur!" Sarkas Hinata.

Tidak ingin larut dalam pemikirannya, ia segera menyiram mobil itu menggunakan selang.

Gaara yang melihat Hinata membersihkan mobil Sasuke dadi jendela kamar Sasuke terkekeh.

"Mengapa tidak kau bawa ke door smeer?" Tanya Gaara.

"Hn." gumam Sasuke yang bermain game di handphonenya.

"Tidak buruk." Gaara keluar dari kamar Sasuke.
.
.
.
Keesokan sore, Hinata sedang menyapu halaman, kebetulan juga keempat majikannya tidak ada di rumah. Jadi, dia bisa tenang membersihkan rumah. Ia mengumpulkan daun-daun kering ke tengah halaman.

Bruuumm

"Kyaa! T-tungu ja...ngan~" teriak Hinata putus asa saat mobil keempat majikannya lewat begitu saja dan membuat daun-daun kering itu kembali berserak.

Ia menatap kesal pada daun-daun itu, tangannya mencengkram kuat sapu halaman, lalu berbalik menghadap keempat majikannya yang melihat dirinya.

"Apa?! Mau marah?!" Tanya Naruto ketus.

"Oh, tidak. Mana berani rakyat jelata seperti saya ini marah pada Yang Mulia Putra Mahkota Namikaze Naruto yang begitu agung." ucap Hinata dengan nada yang teramat sangat sopan yang dibuat-buat sembari tersenyum paksa dan kembali menyapu daun-daun itu dengan perasaan kesal setelah keempat pria itu masuk ke mansion.

Bahkan, ia sampai menyapu dengan kuat saking kesalnya.

"Lain kali akan ku buat surai kalian itu untuk menyapu halaman ini!" Geram Hinata.

TBC

Our Baby Sitter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang