9

619 95 3
                                    

Tiga hari berlalu sejak balapan yang dimenangkan oleh Hinata. Sejak saat itu juga, Naruto mematuhi segala aturan yang dibuat oleh Hinata, seperti menjaga kebersihan kamar, makan ramen seminggu dua kali, tidak boleh balapan, dan salah satunya lagi saat ini, Hinata menatap Naruto.

"Naruto-sama, sayurnya-dimakan-ya!" Ucap Hinata menekan kalimatnya dengan senyum manis yang dipaksakan.

"H-Ha'i!" Gugup Naruto menjawab.

Dengan berat hati, tangan tan-nya menyendokkan sayur ke piringnya, lalu memakannya bersamaan dengan nasi dan lauk.

Ekspresi pucat dan jijik saat mengunyah sayur itu seketika berubah manjadi biasa aja.

"Tidak buruk." Gumam Naruto menelan makanannya.

"Benarkan? Nah, sekarang habiskan. Aku berangkat duluan, jaa!" Ucap Hinata melenggang pergi.
.
.
.
Tuk

Trak

"Ahk!" Rintih Hinata saat sebuah kaleng minuman kosong melayang ke dahinya.

Bahkan, semua siswa yang berada di luar kelas langsung melihat ke arah Hinata, lalu beralih melihat Sakura yang tertawa.

"Hahaha... maaf, ya! Ku pikir tadi tempat sampah!" Ucap Sakura tertawa kala tendangannya pada kaleng minumannya mengenai dahi gadis itu.

Alis Hinata menukik tajam melihat Sakura yang tertawa di ujung koridor. Ia melihat ke arah kaleng yang terletak di dekat kakinya, seringaian terbit seketika di bibir.

"Mampus kau!" Gumam Hinata, ia dengan semangat mengangkat satu kaki kirinya tinggi, seolah bermain tolak peluru.

Kaleng kosong itu melayang cepat dan menghantam dahi Sakura keras hingga gadis itu jatuh terduduk.

"Ahk! Sialan!" Teriak gadis itu memegang dahinya.

"Kheh! Maaf ya, lemparanku terlalu pelan sampai kau jatuh!" Sindir Hinata menyeringai.

"Kyaaaa!" Teriak Sakura menahan malu.

"Kau itu gila, ya? Mengganggu orang seenaknya. Kenal saja tidak, apa lagi mencari masalah!" Sindir Hinata.

"Kau memang pengganggu! Karena kau, hubungan ku dengan Sasuke-kun rusak!" Teriak Sakura yang kini berdiri dan menunjuk Hinata.

Hinata mengernyit aneh melihat Sakura.

"Dasar gila!" Hinata menggeleng pelan, lalu pergi meninggalkan Sakura yang masih berteriak mengumpat padanya.
.
.
.
"Buatkan jus tomat!" Perintah Sasuke setelah Hinata sampai di mansion.

"Ha'i, Sasuke-sama." Ucap Hinata memasuki kamarnya untuk meletakkan tas, lalu pergi ke dapur untuk membuat jus tomat.

Setelah selesai, ia segera pergi dari dapur menuju ruang tengah, namun pria raven itu tidak ia temukan. Segera ia ke lantai dua, ke kamar pria itu.

Ia mengetuk pintu beberapa kali.

"Sasuke-sama, ini jus tomatnya!" Hinata sedikit berteriak.

"Masuk!" Ucap pria itu dari dalam.

Hinata segera membuka pintu, masuk ke dalam kamar, dan meletakkan jus itu ke atas nakas. Sekilas ia melihat pria itu yang sibuk bermain games di ponselnya, beralih menatap kain kotor yang berada di tempat kotor. Ia segera mengambil semua pakaian itu.

"Permisi, Sasuke-sama." Ucap Hinata, keluar dari kamar pria itu sambil membawa keranjang berisi kain kotor.

Setelah semua kain kotor ia ambil dari kamar Naruto, Shikamaru, dan Gaara, ia langsung mencucinya ke dalam mesin cuci.
.
.
.
Hinata mengernyit saat melihat ruang makan hanya dihadiri oleh Sasuke, Naruto, dan Gaara.

Our Baby Sitter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang