19

504 67 4
                                    

Akhirnya mereka sampai di bandara setelah menempuh perjalan satu jam lebih. Mereka segera menaiki pesawat milik FBI. Sementara mobil-mobil mereka berada di pesawat milik Namikaze.

Bukan tanpa alasan mereka menaiki pesawat milik FBI. Hal ini dikarenakan, pesawat yang mereka naiki telah dirancang sedemikian rupa. Dengan kata lain, pesawat ini merupakan pesawat tempur yang dipakai khusus untuk para FBI jika akan bertugas mengawal orang-orang penting seperti para pebisnis itu.
.
.
.
Terlihat beberapa pramugari datang memberikan arahan pada para penumpang. Saat Hinata masuk ke dalam pesawat, terlihat para pramugari itu langsung membungkuk hormat padanya.

"Perhatian! Pesawat akan segera berangkat. Silahkan nyamankan diri anda sekalian. Jika ada kendala atau butuh sesuatu, jangan sungkan untuk memberitahu. Tutup pintu!" Ucap Hinata sembari berjalan, para pramugari segera membungkuk hormat kembali padanya.

Melihat Hinata yang berjalan ke arah kokpit, Naruto segera berdiri untuk ke kokpit. Namun, seorang pramugari menghadang pria itu.

"Kenapa Hinata masuk ke kokpit?" Tanya Naruto.

"Mohon maaf, Naruto-sama. Silahkan duduk kembali, pesawat akan segera berangkat." Ucap Pramugari itu sopan.

"Jawab pertanyaanku!" Ucap Naruto tidak suka kala pramugari itu mengabaikan pertanyaannya.

"Tolong untuk kembali ke bangku anda, Naruto-sama." Pramugari itu enggan menjawab.

"Hei, kau tidak mengerti pertanyaanku?!" Naruto mulai kesal.

Melihat Naruto yang mulai terpancing emosi, Sasuke, Gaara, dan Shikamaru segera berdiri. Namun bukannya menahan Naruto, mereka malah ikut mempertanyakan hal yang sama.

"Apa kau tuli?! Naruto sejak tadi bertanya mengapa Hinata masuk ke kokpit?!" Ucap Gaara kesal.

"Mohon maaf, Naruto-sama, Gaara-sama, Sasuke-sama, Shikamaru-sama. Tolong untuk kembali duduk. Kita akan segera berangkat." Ucap pramugari itu berusaha untuk sabar.

Kedua orangtua para pria itu memijat batang hidung, merasa kesal pada anak-anak mereka. Tidak bisakah mereka diam dan menikmati perjalanan ini tanpa membuat masalah? Pikir mereka lelah.

Sasuke menggeser sedikit kasar tubuh pramugari itu.

"Sasuke-sama, jangan ke sana!" Ucap pramugari itu sedikit keras, namun mereka tidak peduli dan tetap berjalan ke arah kokpit.

"Perhatian!" Mendengar suara Hinata dari speaker, semua langsung fokus mendengar suara itu, bahkan keempat pria itu berhenti melangkah.

"Pesawat akan segera berangkat. Silahkan untuk duduk dengan tenang. Jika terjadi sesuatu diluar pantauanku, dalam kata lain, kalian membuat diri kalian terluka karena kelalaian kalian sendiri, itu diluar kendaliku karena aku saat ini berfokus menjadi pilot yang membawa kalian!" Ucap Hinata.

Sasuke, Naruto, Gaara dan Shikamaru terbelalak mendengar jika Hinata yang menjadi pilot. Mereka segera berlari ke arah kokpit.

Brak

Brak

"Hinata! Keluar kau! Kenapa kau yang menjadi pilot?!" Teriak Sasuke menggedor-gedor pintu kokpit yang terkunci.

"Hinata!" Teriak Shikamaru.

"Keluar Hinata!" Teriak Gaara.

Naruto segera berjalan ke kabin dengan raut emosi.

"Sialan! Dimana pilot yang seharusnya di sini?!" Teriak Naruto emosi.

"Naruto-sama, tolong tenangkan diri anda. Pesawat ini memang akan dikendalikan oleh Hinata-sama dan Sai-sama." Ucap pramugari, berusaha untuk menenangkan pria itu.

Our Baby Sitter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang