8

621 98 10
                                    

Seminggu berlalu, Hinata sore ini sedang sibuk menyiram bunga sambil bersenandung ria.

Seulas senyuman tipis terbit di wajah ayu-nya.
"Hah... Sore yang damai!" Seru Hinata damai, tanpa menghentikan kegiatan menyiram bunganya.

"Hari ini masak apa, ya?" Gumamnya melihat langit sore.

"Entahlah, mereka akan makan apa saja." Ia mengedikkan bahu.

Bruumm

Hinata berbalik melihat mobil yang datang, dahinya mengernyit kala melihat lampu depan dan kap mobil berwana orange itu pecah dan penyok. Ia segera mematikan keran air, mendekati mobil itu.

"Ah, sial!" Umpat Naruto yang keluar dari mobil dan melihat mobilnya.

"Ada apa dengan mobilnya, Naruto-sama?" Tanya Hinata heran.

Pria itu melihat ke arah Hinata, lalu kembali melihat mobilnya.

"Kau! Ikut aku nanti malam!" Perintah Naruto.

"Eh? Untuk apa? Tidak, di sini banyak tugas yang harus ku kerjakan, Naruto-sama." Tolak Hinata.

"Sudah, ikut saja!" Paksa Naruto.

Mata Hinata menyipit melihat gelagat pria itu, pasti ada sesuatu yang iya-iya, pikirnya.

"Baiklah, jika aku ikut, aku harus tahu pucuk permasalahannya, Naruto-sama." Ucap Hinata menurunkan tubuhnya untuk melihat  lampu dan kap mobil yang rusak.

"Uhm... sepertinya ini akibat benturan pada tiang atau mobil. Apa Naruto-sama baru saja balapan?" Tanya Hinata setelah menganalisis kerusakan mobil itu.

Naruto segera melihat Hinata dengan mata terbelalak.

"Tidak! Enak saja kau menuduh aku balapan!" Teriak pria itu tak terima.

"Aku hanya beranggapan. Jika bukan karena balapan, seharusnya Naruto-sama tidak sampai bereaksi seperti itu." Ucap Hinata melirik pria itu dari ekor matanya, lalu berdiri tegak.

"Tentu saja aku beraksi seperti itu karena kau menuduhku yang tidak-tidak!" Naruto mendelik melihat gadis itu.

"Ya sudah, kalau aku salah, aku minta maaf. Tapi, jangan libatkan aku dalam masalah yang anda buat sendiri. Jaa, aku harus memasak." Hinata berlalu meninggalkan pria itu yang menatap dirinya dengan geram.
.
.
.
Selesai makan malam, Hinata segera membersihkan piring seperti biasanya.

Di ruang tengah, Naruto, Sasuke, Shikamaru, dan Gaara tengah berbincang santai.

"Ku lihat, mobilmu tadi hancur. Apa kau balapan, Naruto?" Tanya Gaara.

"Tidak!" Jawab Naruto sedikit berteriak.

"Hei, aku hanya bertanya, tidak perlu sampai berteriak begitu." Gaara memandang aneh pada Naruto.

Pria jabrik itu menyengir lebar, manik sapphire-nya terlihat bergerak ke sana kemari.

"Aku akan jujur, sebenarnya tadi aku habis balapan dengan Toneri." Aku Naruto pelan.

"Kau gila? Jika Kushina Kaa-san tahu, habislah kau, Dobe." Ucap Sasuke dingin.

"Maka dari itu, kalian harus tutup mulut." Ucap Naruto memohon.

"Apa ada alasan?" Tanya Gaara.

"Sebenarnya, tadi aku mengencani kekasih Toneri. Dia mengetahuinya dan langsung mengejar ku, hingga aku menabrak tiang listrik. Lalu, dia mengajakku balapan, jika dia menang, aku harus memberinya seorang gadis." Jelas Naruto.

"Lalu?" Shikamaru memicingkan matanya.

"Aku... menawarkan Hinata, dia langsung tertarik saat ku tunjukkan foto pengasuh itu." Jawab Naruto sedikit tidak enak hati.

Our Baby Sitter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang