Hinata menarik sebuah bangku dengan tangan kanannya. Sementara itu, tangan kirinya memegang nampan berisi makanannya.
Ia meletakkan bangku itu tidak jauh dari meja Sasuke, Naruto, Gaara, dan Shikamaru. Saat ia akan menduduki bangkunya, tiba-tiba seseorang menarik bangkunya.
Hinata terjatuh ke lantai, bahkan makanannya pun sampai ikut terjatuh dan berceceran di atas tubuhnya dan di lantai. Semua siswa langsung tertawa, begitu juga dengan suara Naruto yang tertawa keras.
"Bangkunya ku pakai, ya!" Ucap salah satu siswi membawa bangku itu menjauh.
Hinata mengambil nampan dan sendoknya, lalu mengumpulkan semua makanan yang terjatuh itu, memasukkannya ke dalam nampan.
Ia kemudian berdiri, berlalu ke arah pantry kantin.
"Ba-san, aku sudah selesai. Terima kasih atas makanannya. Maaf karena tidak ku habiskan." Ucap Hinata membungkuk meminta maaf.
"N-nona, apa kau tidak apa-apa?" Tanya wanita itu dengan pandangan kasihan menatap Hinata.
"Tidak apa, Ba-san." Ucap Hinata lembut.
Mendengar perkataan gadis itu, Sasuke, Naruto, Gaara, dan Shikamaru dibuat terdiam.
Hinata segera berjalan ke bangkunya, duduk dalam diam, menunggu keempat majikannya itu selesai makan. Bukannya tidak bisa membeli lagi, ia sudah tidak mood untuk makan.
.
.
.
Hinata mengumpat kesal saat cuaca memburuk, bahkan hujan pun datang dengan derasnya. Beruntung tidak ada petir."Kenapa tidak ada pemberitahuan jika akan hujan?!" Teriak Hinata emosi, beruntung ia hanya seorang diri di halte bus dekat sekolah, dan teriakannya teredam oleh derasnya hujan.
"Hah... Malang sekali nasibmu, kawan." Lesunya menundukkan kepala.
Drrtt
Drrtt
Merasakan getaran di saku roknya, ia segera mengambil ponselnya.
"Moshi-moshi!" Ucap Hinata berteriak, takut majikan bersurai jabrik itu tidak mendengar.
'Belikan ramen di Ichiraku, sekarang!' teriak Naruto dari seberang telepon.
"Tapi, ini masih hujan deras, Naruto-sama!" Teriak Hinata karena suara hujan yang begitu keras.
'Aku tidak peduli!'
Tut
Panggilan langsung dimatikan oleh Naruto.
Hinata menatap ponselnya dengan marah, ia mengeratkan genggamannya pada ponselnya itu.
"Baka! Naruto no baka!" Teriaknya pada ponsel yang tidak bersalah itu.
Akhirnya, mau tidak mau, ia segera melangkah dan berlari menerobos hujan lebat itu.
Suasana saat itu sangat sunyi, tidak ada kendaraan ataupun orang yang berlalu-lalang, mungkin saja semua orang merasa malas keluar dan beraktivitas karena cuaca hari ini.
Sesampai di Ichiraku Ramen, ia segera masuk, tidak peduli tatapan semua pengunjung menatap dirinya yang basah kuyup.
"Ji-san, tolong satu bungkus ramen spesial! Tolong cepat, Ji-san!" Ucap Hinata cepat.
"B-baiklah!" Ucap Teuchi, pemilik Ramen Ichiraku.
Tidak beberapa lama, pesanan Hinata selesai, ia segera meletakkan beberapa lembar uang, segera pergi dari Ichiraku.
"Nona, uangmu lebih!" Teriak Teuchi, namun gadis itu tidak mendengarkannya.
Hinata terus berlari menerobos hujan lebat. Tidak ada bus atau pun taksi saat ini, kemungkinan karena jalanan terlalu licin dan hari mulai menggelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Sitter!
AcakTugas dari Agent FBI adalah mengawal dan membantai kejahatan. Tapi, bagaimana jika Hyuga Hinata yang berprofesi sebagai Agent FBI harus menjadi seorang pengasuh? Pengasuh yang merangkap menjadi pembantu. Bagaimana lika-liku kehidupan gadis itu? Pena...