Selamat malam...
Baiklah, mari kita lanjutkan :)
Enjoy and hope you like it :)
Chapter 16
"GRAAAAAUUUUUUUMMMMMM!!!"
Byron terkaget dengan suara raungan beruang yang tiba-tiba terdengar. Dari suaranya, seperti suara kesakitan. Byron menengok ke belakang, dan tidak terlihat Tristan. Ia langsung teringat dengan ucapan Tristan yang ingin memburu Grizzly. Tristan-kah yang mengejar beruang ganas itu?
'Aduh, Triste!!' Dengan setengah kesal Byron langsung berbalik arah ke sumber suara.
*^*
Alex menunggu reaksi beruang dan terlihat si beruang masih bergulat dengan rasa sakitnya, tapi tidak beranjak dari berdirinya. Namun hanya beberapa saat, dan beruang itu langsung berbalik arah lalu pergi dari hadapan mereka dengan terpincang kesakitan.
Alex langsung berlari menuju Tristan yang sudah tergeletak lemas penuh kelegaan dengan memegangi dadanya yang terluka.
"Kak??" Alex pucat dan ketakutan dengan keadaan Tristan. Kakak angkatnya terluka parah.
Darah mengalir deras dari luka cakaran itu, dan Tristan sudah terlihat pucat kesakitan. Harus ada yang menghentikan darah itu. Spontan, Alex langsung menyobek bagian bawah roknya sepanjang yang ia bisa sobek dan ia letakkan di dada Tristan menutupi lukanya dan menekannya untuk menghentikan darahnya keluar.
"Arrghh, aw!" Tristan memekik tertahan kesakitan.
"Maaf." Tangan Alex bergetar dengan luka di dada ini, terlebih ia tahu, ia semakin menyakiti kakaknya.
"Ka..mu ken..apa me..nyus...ul ki..ta ke hu..tan??" Tristan setengah kesal setengah kesakitan.
Perasaan bersalah langsung menyergap Alex. Kalau saja ia tidak menyusul mereka ke hutan, ia tidak mungkin bertemu dengan beruang jelek itu, dan Sir Tristan tidak akan ada di situasi ini. Sir Tristan tidak akan terluka oleh beruang besar itu.
"Aku ingin main dengan kalian." Alex menunduk penuh rasa bersalah. Air matanya mulai menetes. "Maafin aku..." isaknya.
Tristan hanya bisa menghela napas, dan menyeringai kesakitan. Mau marah juga tidak punya tenaga, karena dadanya terasa sakit dan perih akibat kuku tajam sang beruang besar tadi. Tristan hanya berharap tidak terlalu dalam lukanya, meski ia meragukan karena darah masih belum berhenti dan dadanya sakit sekali.
Sekarang tinggal memikirkan bagaimana mereka bisa pulang ke rumah sebelum ia kehabisan darah di sini di hutan, bersama anak yang tidak bisa diatur dan bisanya hanya menangis!
"Tristan!?" Mereka dikagetkan dengan suara yang sangat mereka inginkan dengar.
"Kak Byron!?" Alex menyambutnya dengan sumringah, penuh kelegaan.
"Apa yang terjadi!?" Byron berusaha menahan kepanikan dan marah, melihat pemandangan dada dan lengan Tristan terkoyak jelas dari cakaran seekor beruang. "Sudah kubilang, jangan ganggu beruang itu, Triste! Dan Alex, kenapa kau ada di sini!?" Byron tidak dapat menahan keheranannya melihat Alex bersama Tristan.
"A..aku.. ti..dak.. meng..ganggunya..!" Tristan membantah dengan terengah, karena dadanya mulai terasa sesak.
"Huh? Lalu?" Byron terheran, seraya memeriksa luka di dada dan lengannya. 'Cukup dalam', rutuk Byron.
Tristan melirik Alex, namun tak kuasa mengucapkan sesuatu lagi, selain, "Sa..kit! Su..sah... napas!"
Byron tersadar dengan wajah Tristan yang berubah pucat agak kebiruan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Home [TAMAT) - Prequel The Royal Home
Historical FictionMereka sepasang anak kembar yang tinggal di sebuah panti asuhan, tanpa kekuarangan rasa cinta dan kasih sayang. Mereka telah berjanji untuk terus bersama dan tidak terpisahkan. Tapi bagaimana jika ada keluarga yang hanya ingin mengadopsi salah satu...