Baiklah...., marii.... kita lanjutkan ...!!!! hehehehe
Enjoy, and hope you like it ...
Chapter 23
Wellington terpaku sesaat dengan panggilan itu. Ia baru saja menarik napas, mengontrol dirinya akan kekagumannya pada permainan piano lady pujaan hatinya, saat suara sang kakak memanggil namanya.
"Ya, Kakak?" Wellington langsung menunjukkan diri di hadapan kakaknya.
"Wellington, berduetlah kau dengan lady cantik ini. Kau pandai bermain piano, jadi mainkan lagu untuk kakakmu ini bersama dia sebagai hadiah ulang tahunku."
Wellington menelan ludah tak percaya. Ia seperti seorang anak yang baru saja permohonannya dikabulkan oleh Peri Biru! Jantungnya langsung berdebar kencang. Kakaknya memintanya untuk bermain dengan lady yang sudah menarik hatinya?? 'Oh, terima kasih, Tuhan!'
Wellington memandang putri cantik di hadapannya, dan tersenyum manis padanya. Lady Addellaide tertunduk tersipu sesekali membalas pandangan mata sang Pangeran.
"Saya yakin tidak dapat menandingi kepandaiannya."
"Ah, janganlah begitu, Wellington. Kau pandai bermain piano, dan aku ingin kau bermain dengannya."
Wellington menelan ludah, meski iapun ingin duduk bersama dengan Addellaide bermain piano.
Wellington mengangguk, "Baiklah." Lalu beralih pada Addellaide.
"My Lady, perkenankan saya bermain dengan Anda."
Lady Addellaide menahan napas sesaat, sebelum akhirnya mengangguk sipu.
Wellington tersenyum dengan lega dan duduk di samping sang lady.
"Apa yang akan kita mainkan?" tanyanya lagi karena tidak yakin akan memainkan lagu apa.
"Apapun yang Anda inginkan, Yang Mulia Pangeran," Addellaide menjawab dengan sopan.
Wellington tersenyum sumringah mendengar suaranya yang merdu. Sudah cantik, pintar bermain piano, sopan, merdu lagi suaranya; Wellington semakin jatuh hati.
"Coba kalian mainkan salah satu milik Beethoven," Jendral Edward mengusulkan.
Keduanya mengangguk, meskipun mereka tidak tahu judul mana yang dimaksud. Wellington memulainya dengan satu kunci nada yang langsung dikenal Alex, dan segera menduetinya bermain.
Mereka memainkan musik milik Beethoven dengan sangat indah. Sekali lagi permainan Lady Addellaide memukau semua orang di sana, terlebih didampingi Pangeran Wellington. Jujur belum pernah ada sebelumnya seorang lady muda yang mampu bermain piano seindah dan begitu menghanyutkan.
Dan Wellington tak henti-hentinya merasakan jantungnya berdebar sangat kencang berdekatan dengan Lady Addellaide. Aroma parfum begitu lembut di penciumannya. Dari samping, Wellington bisa menikmati wajah cantiknya. Terlihat jelas hidungnya yang mancung, kulit pipinya yang halus, bulu matanya yang lentik, membuatnya tampak sempurna di mata Wellington. Sesekali ia mencuri pandang putri yang begitu menikmati permainan pianonya. Addellaide pun tampak begitu terhanyut dalam pianonya, hingga hanya satu kali Addellaide membalas pandangan matanya, dan kembali berkonsentrasi. Wellington semakin meleleh. Ia benar-benar sudah jatuh cinta pada lady muda ini. Claudia? Jauh di belakang lady ini!
Riuh tepuk tangan langsung terdengar begitu mereka menyelesaikan permainan mereka. Semua tamu tampak terhibur.
"Indah sekali, indah sekali," seru sang Jendral puas. "Kau harus bermain lagi untukku lain waktu, Nak."
"Dengan senang hati, Yang Mulia."
"Di mana kau belajar bermain hingga seindah itu, Anakku? Siapa gurumu? Pastilah pemusik yang handal, guru musik nomor satu."
![](https://img.wattpad.com/cover/187533940-288-k710350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Home [TAMAT) - Prequel The Royal Home
Historical FictionMereka sepasang anak kembar yang tinggal di sebuah panti asuhan, tanpa kekuarangan rasa cinta dan kasih sayang. Mereka telah berjanji untuk terus bersama dan tidak terpisahkan. Tapi bagaimana jika ada keluarga yang hanya ingin mengadopsi salah satu...