Hallo, me kembali ... :)
Sebelumnya izinkan saya mengucapkan "Selamat Hari Raya Iedul Adha" bagi yang merayakannya. Mohon maaf lahir batin, semoga kurban dan amalan-amalan kita diterima Allah SWT. Aaaamiinn :)
Baiklah, mari kita lanjutkan... :)
Enjoy and hope you like it :)
Chapter 3
Keesokan harinya, Ben bangun lebih awal dari Alex dan melakukan sedikit kontak dengan Alex. Ben mulai tidak mempedulikan Alex. Ia terpaksa melakukannya untuk membuat Alex membencinya, sehingga tidak akan begitu sakit jika Ben meninggalkannya.
Sehari penuh Ben benar-benar tidak mempedulikan Alex, sampai Alex kesal sendiri.
"Bennie! Kamu kenapa, sih?" tanya Alex langsung, begitu bisa berhadapan dengan Ben.
"Tidak apa-apa," Ben berkilah.
"Kamu aneh!" sergah Alex.
"Aneh? Aku nggak aneh," protes Ben.
"Terus kenapa kamu nggak mempedulikan aku?"
"Aku bukannya tidak mempedulikan kamu," Ben berkilah jengah.
"Iya!"
Ben menggigit bibirnya.
Alex-pun hanya menghela napas, malas berdebat dengan saudaranya. "Bennie, bisa tolong aku_?"
"Alex!" Ben tiba-tiba memotong setengah membentak, sebelum Alex menyelesaikan kalimatnya, "Alex, aku pikir, ini saatnya kamu berhenti bergantung padaku. Kamu sudah 11 tahun, kamu harus bisa melakukan semuanya sendiri."
Alex terhenyak kaget dengan ucapan saudaranya, "Bennie?"
"Iya, kayaknya aku sudah tidak bisa bantu kamu lagi," tekan Ben.
"Huh? Maksud kamu?" Alex tak mengerti.
"Aku ingin kamu melakukan semuanya sendiri, dan berhenti minta tolong sama aku. Aku capek jadi pengawal kamu."
Alex berkerut tak percaya mendengarnya, "Bennie?"
"Mungkin kamu bener, kamu sudah tidak sakit lagi, itu artinya kamu bisa mengurus diri kamu sendiri, dan bisa membela diri dari siapapun," tandas Ben gamblang. "Bahkan kalau kamu butuh obat, kamu bisa melakukannya sendiri tanpa harus diingatkan atau disuapin, karena aku tidak akan bantu kamu lagi, aku bukan pembantu kamu!"
Bibir kecil Alex ternganga dengan pucatnya dan terkaget tidak percaya.
"Tapi aku kira, kamu seneng melakukannya, Bennie?"
"Iya, dulu. Tapi sampai sekarang kamu masih aja tidak bisa apa-apa dan terus bergantung, bikin aku capek, tauk!!! Kamu sudah sebelas tahun, kamu harus bisa apa-apa sendiri. Pantesan Ron suka mengerjai kamu, karena kamu memang anak yang manja dan lemah, tidak bisa apa-apa. Cuma jadi beban buat semua orang," seru Ben, keluar begitu saja.
Mata Alex terbelalak dengan kagetnya. Dia syok dengan ucapan Ben dan tidak percaya mendengarnya. Air mata sudah mengalir di pipinya. Ben, saudara kembarnya yang ia sayangi dan menyayanginya?
Refleks Alex langsung memukul pipi Ben dengan air mata yang tak terbendung lagi. Hatinya sakit sekali.
"Kamu nggak perlu ngomong begitu, Bennie. Nggak usah kamu bilang juga, aku sudah lama ingin melakukan semuanya sendiri, tapi nggak pernah kamu izinkan. Jadi jangan salahkan kalau aku bergantung sama kamu, karena kamu sendiri yang bikin aku bergantung sama kamu! Dan sekarang aku benci sama kamu! Aku kira kita saudara, aku kira kita saling menyayangi, aku kira kamu sayang aku, tapi ternyata nggak, KAMU TIDAK PERNAH SAYANG AKU!!" pekiknya penuh emosi mengeluarkan semuanya, dan dengan menangis ia berlari meninggalkan Ben yang kini ternganga tekejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Home [TAMAT) - Prequel The Royal Home
Fiction HistoriqueMereka sepasang anak kembar yang tinggal di sebuah panti asuhan, tanpa kekuarangan rasa cinta dan kasih sayang. Mereka telah berjanji untuk terus bersama dan tidak terpisahkan. Tapi bagaimana jika ada keluarga yang hanya ingin mengadopsi salah satu...