Chapter 6

469 82 14
                                    

Selamat Malaaamm...,

Sebelumnya, terima kasih untuk yang telah mengikuti dan menyukai cerita ini... :) Kuharap kalian semua tetap bertahan, karena we're only just begun !! :D

Cerita ini cukup panjang, hingga harus kubagi menjadi dua buku, tapi mudah-mudahan masih bisa dinikmati  dan tetap menyukainya.

Tenanglah, bagi yang sudah membaca 'Unwanted', cerita ini tidak akan seganas kisah Tom hehehe...,  dan maafkan jika saya telah meninggalkan trauma mendalam setelah membaca cerita itu ... mohooon maaf, tapi yaaa saya menyukainya hehehehe *maafkan lagiii....

Baiklah, tanpa membuang waktu ber blah blah blah blaaaaahhh...., mari kita lanjutkan :)

Ng..., baiknya, persiapkan relung hati kalian, ya ... :)

Enjoy, and hope you like it :)

Chapter 6

Lady Mary dan Emma masih duduk menemani bocah sakit ini selama ia melalui demam tingginya. Bocah ini masih berjuang untuk dapat bernapas, dengan setiap napasnya yang sangat berat dan penuh kesakitan. Lord Waldegrave pun duduk tak jauh dari mereka, melihat perkembangan yang ada.

Mereka masih terus berusaha menenangkannya dan mengusahakan si bocah untuk dapat meminum obatnya saat Caleb datang.

"Milord, Bapa dan Suster dari St. Peter telah datang," Caleb memberitahukan.

George Waldegrave mengangguk. Sesaat ia melihat Mary untuk menunggu reaksi dari istrinya, tapi tidak ada. Mary sama sekali tidak terpancing perhatiannya dengan kedatangan tamu dari St. Peter. Perhatiannya benar-benar terfokus pada bocah sakit ini, yang ia yakini adalah Addelaide. George menghela napas dan segera keluar, diikuti Caleb dari belakang.

"Milord, Bapa Simon, dan Suster Ann dari St. Peter," Caleb memperkenalkan mereka.

"Ah, Selamat pagi, Bapa," George menyapa hangat dengan berjabat tangan.

"Earl Waldegrave." Bapa Simon mengangguk hormat.

"Kami yakin St. Peter telah kehilangan salah satu putra kalian semalam, Bapa," George langsung menanyakan.

"Ya, Tuan, putra kami; Alex. Kami sangat yakin ia keluar tengah malam, di saat semua orang sudah tertidur lelap, Tuan."

George mengangguk, Berarti benar, anak ini bernama Alex.

"Ya, kami menemukannya setengah sadarkan diri di tepi jalan, tengah malam, dalam keadaan sakit. Radang paru-paru," sahut George sopan.

"Ya, Tuan, dia pernah mengalaminya dulu, saat ia berusia delapan tahun," Bapa Simon memberitahukan.

George sempat terkejut dengan usia anak ini, ia mengira berumur sekarang ini delapan tahun. "Dan berapa umurnya sekarang?"

"11 tahun, Tuan."

George terkatup, usia yang sama dengan Addelaide, jika ia masih ada. Tapi tetap membuatnya terkejut.11 tahun? Tubuhnya tidak menunjukkan usianya yang sudah sebelas tahun. Tapi ya, mungkin karena fisiknya lemah, mempengaruhi pertumbuhan tubuhnya. Dan sekarang bisa lebih parah lagi.

"Kali ini sepertinya lebih berat dari sebelumnya. Saya sudah mengatasi demamnya, juga paru-paru, tapi tetap akan menjadi perjuangan panjang untuknya. Dia masih kesakitan, sulit bernapas dan panas tubuhnya belum juga turun. Dia terus berjuang tanpa henti dan menangis."

Suster Ann yang mendengarkan, terhenyak perih mendengarnya.

"Ya, dan kami sudah mencoba untuk menenangkannya dan membuatnya nyaman. Ada alasan kenapa dia pergi?"

The New Home [TAMAT) - Prequel The Royal HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang