after class #10.

6.3K 703 289
                                    

vote and comment.


Sekarang Hara berada di kursi penumpang Range Rover baru milik Uri Umi Ben yang sedang mengemudi dengan kecepatan standar, bersama dengan Astha yang duduk di sebelahnya sambil chatan sama suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang Hara berada di kursi penumpang Range Rover baru milik Uri Umi Ben yang sedang mengemudi dengan kecepatan standar, bersama dengan Astha yang duduk di sebelahnya sambil chatan sama suami. Ada Hara yang sedang ngeliat pesan yang masuk di ponselnya, pesan dari seseorang yang mengajaknya ketemuan hari ini.

"Gimana Ra? Jadi?" tanya Umi Ben dengan tenang.

Sementara dengan agak sensi Mamih Astha menatap lurus ke jalanan depan sambil satu tangannya genggam ponsel di atas pangkuan yang juga sedang memangku perut besarnya.

"Gue masih nggak bisa terima penjelasan sontoloyo Mas Ajun, kayak, kenapa harus begitu lho? kenapa kayak, kesannya kita tuh gak akan bisa mengerti keadaan kalau di kasih tau sejak awal?!" kata Mamih Astha dengan nada suara penuh protes, jadi inget pernah ikut demo jaman kuliah dulu.

Umi Ben masih dengan tenang menanggapi hanya dengan senyuman kecil yang berarti sedang istigfar dalam hati, takut aja anaknya di dalam perut sawan kalau Umi-nya ikutan emosian kayak Astha.

"Itu namanya intuisi, Ta. Mungkin melihat reaksi kita waktu itu bikin si Galang mikir kalau kita pasti gak akan mendukung rencananya," kata Umi Ben dengan lembut.

Sementara di sambut decak sebal oleh Astha yang kemudian ngehela napas rusuh kayak mencoba melepaskan emosinya karena mulai merasa engap, perutnya udah lebih gede dari bola basket sekarang, anaknya Mas Ajun makin hari makin berat kayak dosa bapaknya; ingin rasanya Astha simpen aja di laci kamar andai bisa.

"Gue pernah labil tapi ya gak gini-gini amat lah, Kak." Kata Astha. Masalah percintaan ter-alay sepanjang hidup Astha hanyalah terlibat dengan Mas Ajun, tok, itu aja.

"Tiap orang punya cerita sendiri-sendiri kali, Ta, gue sama Jeran aja hampir pisah pas Jeran di suruh pindah ke Aussie sama Bapaknya; tapi akhirnya dengan drama kita gak jadi pisah karena Jeran mempertaruhkan mimpinya untuk jadi Jaksa demi nurutin kemauan Bapaknya buat jadi penerus perusahaan dan ambil Management, tapi akhirnya apa? Anak Jeran sekarang ada di perut gue nih, hikmah dari drama gue sama dia." Ujar Umi Ben panjang lebar nyambi curhat akan pengalamannya yang membuat Astha juga teringat dengan balada hidupnya pasca terlibat ke dalam dunia awikwok milik Mas Ajun sampai berakhir bunting seperti ini.

Pada akhirnya Astha menarik napasnya panjang lalu menahannya di dada beberapa detik sampai akhirnya ia hembuskan lewat mulut; sesuai apa yang di ajarkan oleh pemandu senam ibu hamilnya. Guna menetralisis negative vibes yang dapat memicu hasrat Astha untuk menjadi pembunuh terlebih itu adik iparnya sendiri, Galang.

Kunci hidup yang ingin rasanya Astha matiin, titik temu dari seluruh kekacauan hidup adiknya, manusia keling yang sayangnya malah membuat adiknya jatuh cinta, jatuh sejatuh-jatuhnya sampai gak mau di suruh pacaran aja sama Boy. Gregetan Astha tuh.

Kissing Class [JeongHaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang