8 : MENGUNJUNGI AYAH

293 55 12
                                    

Annyeong!
Selamat pagi, siang, sore, dan malam.





Sunghoon duduk di balkon kamarnya yang menghadap langsung pada matahari yang mulai tenggelam seraya menikmati musik di earphone yang ia pakai.

Sungguh, ini adalah salah satu hal yang paling ia sukai selain ice skating.

Iyap!

Sunghoon sebenarnya sudah memainkan olahraga itu sejak kecil. Namun, ia tidak pernah memainkannya lagi semenjak ayahnya meninggal.

Alunan musik yang ia dengar membuatnya rindu pada sang ayah.

Menghela nafas, "Ayah, Hoonie kangen." Ucapnya sembari menatap matahari yang sudah sepenuhnya menghilang dan hari pun mulai gelap.
Sunghoon masuk ke dalam kamarnya kemudian memutuskan untuk membuka buku pelajaran sebentar.

Tidak belajar, ia hanya mengecek dan menyiapkan buku apa yang harus ia bawa besok.

Pukul 19.00.

Waktu makan malam tiba, ketujuh pemuda itu sudah duduk dikursi masing-masing.
Dan kali ini lagi-lagi mereka tidak ribut.
Hanya candaan ringan tidak sampai membuat emosi seperti biasanya.

"Bun, nanti abis makan malam Jake mau keluar sebentar." Ucap Jake ditengah acara makan mereka.

Bunda menoleh, "Mau kemana?" Tanyanya.

"Ke rumah temen bentar, Bun." Jawab Jake disela kunyahannya.

"Temen yang mana, Jake?" Jay bertanya heran setahunya Jake tidak pernah dekat dengan teman disekolah maupun diluar. Mereka selalu bersama kecuali Ni-Ki yang memang mudah bergaul.

"Jangan bilang lo mau jalan sama cewek, bang?" Celetuk Jungwon membuat Jake buru-buru menggelengkan kepalanya.

Saat hendak menjawab, tiba-tiba Ni-Ki berucap, " Mana ada yang mau sama dia."

"Ni-Ki jangan mulai," Heeseung memperingati.

"Ya udah, yang penting pulangnya jangan malem-malem." Ucap Bunda membuat Jake tersenyum senang kemudian segera menyelesaikan makannya.

Makan malam telah selesai dan Jake pun sudah pergi.
Tersisa Bunda dan keenam putranya yang kini tengah duduk dilantai beralaskan karpet dengan sang Bunda berada di kursi.

"Kalian gak belajar?" Tanya Bunda semuanya menggeleng.

"Kita gak belajar pun udah pinter dari lahir, Bun." Celetuk Jay.

"Gue pengen main bowling," ucap Ni-Ki tiba-tiba.

Bunda mengernyitkan dahinya, "Malem ini?" tanyanya.

"Iya, pengen sama bang Jay. Aku pengen ngalahin dia, Bun." Ucap Ni-Ki membuat sang Bunda terkekeh.

"Emang abangnya mau?" Tanya Bunda seraya melirik putra keduanya itu dan dibalas anggukan.

"Ya udah sana berangkat, pake mobil yang merah ya." Ucap Bunda dan keduanya pun segera bersiap-siap.

"Kalian berempat? Gak mau main juga?" tanya Bunda seraya menatap keempat putranya satu-persatu.

"Pengen ice skating," ucap Sunghoon tiba-tiba.

Mereka yang ada disana menatap Sunghoon sendu begitu juga sang Bunda. Bunda mendekat kearah Sunghoon dan mengusap bahunya lembut seraya tersenyum.

"Kangen ya sama es?" tanya Bunda.

Sunghoon mengangguk, "Kangen Ayah juga." Ucapnya.

"Bunda juga," balas Bunda kemudian memeluk putranya disusul ketiga putranya yang lain.

CRAZY BROTHER'S || ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang