11 : JAKE NGAMBEK?

261 42 16
                                    

Cuma mau ngingetin, kalo...
Besok senin :)










"Ck! Maju dong! Masa gue mulu yang ngelindungin. Mentang-mentang gue tank gitu?!"

"Mending pake Fighter kalo begini mah, marskman nya kapan jadinya sih, bangke."

"Perasaan dari tadi gue bantuin nge-buff mulu, tapi gak jadi-jadi! Arghhh! Bangke! Bisa turun ke Legend kalo begini mah!"

Seruan Jake memenuhi kamarnya. Ia sedang bermain mobel lejen di ponselnya, namun mendapat tim yang kurang pro menurutnya. Ia menyesal mengapa harus menjadi tank, seharusnya ia memakai hero fighter saja. Maka, bisa di pastikan timnya akan menang. Mungkin.

Karena kesal, Jake memutuskan untuk AFK saja. Masa bodoh jika di report dan turun tier.

Membanting kesal ponselnya di tempat tidur, sayang jika harus di banting ke lantai. Jake memutuskan untuk turun ke bawah, bermaksud ke dapur untuk mengambil jus atau sekedar camilan.

Ia heran, mengapa sepi sekali ketika pertama kali kakinya menginjak luar kamarnya. Biasanya selalu ramai dengan suara-suara ribut saudaranya. Namun, ia tak memusingkan itu, mungkin sedang waras makanya tidak ribut. Pikirnya.

Menuruni tangga dengan santai, bersiul seraya memainkan rambutnya kebelakang. Jake sampai di dasar tangga dan siap melangkah ke arah dapur.

Namun, tiba-tiba...

"BUNDAAAA!!!"

Jake berteriak sangat kencang, karena tiba-tiba lampu di rumah itu padam.

Sial!

Ia tidak membawa ponselnya.

"Woy! Gak ada orang apa, di rumah ini?!" Teriak Jake. Namun, tak ada yang menyahut.

"Bang Heeseung! Sunghoon! Jungwon! Jay! Ni-Ki! Sunoo! Kalian di rumah gak, sih?! Mati lampu ini, woy!" Teriaknya lagi. Dan lagi-lagi tidak ada yang menjawab panggilannya.

Jake mulai memikirkan yang tidak-tidak. Bagaimana jika ada wajah menyeramkan tiba-tiba muncul di depan wajahnya?

Bagaimana jika ada hantu yang menjahilinya?

Membayangkan itu membuat Jake bergidik ngeri. Namun, dirinya harus mencari senter yang biasanya selalu ada di meja dekat televisi. Tidak mungkin dirinya kembali ke kamar, horor sekali rasanya jika harus menaiki tangga tanpa cahaya apapun.

Jake sempat berpikir, apakah dirinya sedang di kerjai? Jika memang benar, awas saja. Dirinya akan ngambek dan akan mengadukan ke Bundanya.

Berjalan pelan seraya meraba-raba sekitar agar tidak menabrak sesuatu, Jake mulai mencari senter atau apapun itu yang bercahaya.

Tidak lama, Jake menemukan sebuah senter kecil dan segera menyalakannya.
Sedangkan di luar rumah, keenam pemuda tengah mencoba untuk tidak tertawa. Lucu sekali menurut mereka, padahal di dalam, Jake tengah ketakutan.

Kasian uyy.

"Udah cukup kayanya, kasian gue lama-lama." Ucap Heeseung di angguki Sunghoon.

"Ya udah. Bang Sunghoon, hidupin lagi saklarnya." Perintah Ni-Ki seenaknya.

Sunghoon melotot, "Heh! Enak aja, lo aja sana. Males gue manjat-manjat," protesnya.

"Ya elah, Bang. Lo kan tinggi," kekeuh Ni-Ki.

"Lo juga tinggi, goblok!" Sahut Jay seraya menjitak kepala Ni-Ki pelan.

"GAK USAH JITAK KEPALA GUE JUGA, DONG! KALO GUE GEGER OTAK GIMANA?!" Teriak Ni-Ki tak terima kepala gantengnya di jitak.

CRAZY BROTHER'S || ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang