Dirgahayu Indonesia ke-77 🇮🇩
Setelah membeli delapan bungkus sate, Bunda dan Heeseung pulang. Heeseung sudah tidak sabar ingin melahap daging tusuk itu.
Masuk ke dalam rumah sembari menenteng plastik berisi sate di kedua tangannya. Ia yang membawa semua, ia tidak memperbolehkan Bundanya yang membawa.
"Taruh di meja makan, terus kamu panggilin adik-adik kamu." Titah Bunda kemudian Bunda masuk ke kamarnya.
Heeseung mengangguk dan segera menuju lantai atas, melaksanakan perintah Bundanya.
Dengan semangat, dirinya mengetuk satu-persatu pintu kamar adik-adiknya. Namun, ketika sampai di depan kamar Jake, ia baru ingat jika dirinya belum meminta maaf.
Tok tok tok
Heeseung mengetuk pintu itu pelan, "Jake, ayo turun. Bunda beliin sate, ayo makan sama-sama." Ucapnya kemudian.
Menunggu sekitar 3 menit, tak ada jawaban. Sekali lagi Heeseung bersuara, "Maafin gue ya, Jake. Ayo kita makan,"
"Gue udah kenyang, kalian makan aja." Balas Jake dari dalam.
Heeseung menghela nafas pelan, kemudian kembali memanggil adiknya yang lain.
Bunda sudah berada di dapur dan menyiapkan sate di atas masing-masing piring. Kemudian menoleh, mendapati anak-anaknya turun dengan lesu. Tumben sekali pikirnya.
"Loh, Jake mana?" Tanya Bunda setelah sadar Jake tidak turun setelah mereka semua duduk di depan meja makan.
"Udah kenyang katanya, Bun." Balas Heeseung.
"Tumben banget, biasanya paling cepet kalo ada sate." Heran Bunda.
Kemudian Bunda menyisihkan satu bungkus sate dan memasukkannya ke dalam kulkas. Untuk Jake tentunya, mungkin saja tengah malam nanti anak itu lapar. 'Kan tinggal menghangatkannya saja.
"Bun, dari pulang sekolah tadi, kok gak ada yang kerja. Cuma Pak Hyuji—satpam— doang. Yang lain kemana, Bun?" Tanya Jay dengan mulut penuh sate.
"Mereka tadi pagi izin sama Bunda, mau jalan-jalan katanya. Besok udah kesini lagi, kok." Balas Bunda.
"Lah? Harus bareng-bareng, gitu?" Tanya Jungwon heran.
"Ya udah sih, Won. Kasian juga mereka kerja mulu." Celetuk Sunghoon.
Sedangkan di lain sisi. Jake tengah menggerutu kesal, kurang ajar sekali mereka mengerjai dirinya. Sebenarnya ia tidak marah, hanya pura-pura marah saja, supaya mereka tidak melakukan itu lagi padanya.
Sayang sekali ia harus merelakan sate yang Bundanya belikan itu. Itu demi misinya untuk pura-pura marahnya, lihat saja ia akan mendiami mereka sampai mereka memohon-mohon padanya untuk memaafkan mereka.
Haha, seru juga sepertinya.
•••
Keesokan harinya, lebih tepatnya pagi. Seperti biasa, mereka bertujuh beserta Bunda sarapan bersama. Namun, hening menyelimuti sarapan mereka. Tidak ada yang bercanda atau berceloteh seperti biasa. Bunda jadi merasa aneh.
"Tumben banget anteng, terus itu kenapa makannya gitu? Gak enak ya masakan Bunda? " Tanya Bunda yang melihat anak-anaknya hanya menatap nasi goreng di piring mereka.
Mereka yang mendengar itu menggeleng cepat, kemudian makan dengan lahap.
"E-eh, enak banget kok, Bun. Serius gak bohong!" Ucap Ni-Ki dengan mulut penuh makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY BROTHER'S || ENHYPEN
Fanfiction❝ Anj*ng! Kecoanya pacaran! ❞ - Jungwon. ------- Cerita ini saya buat untuk berusaha menghibur diri saya sendiri serta siapapun yang mau membacanya. Jika ada kesamaan dalam hal apapun itu, maaf itu unsur ketidaksengajaan. Karena manusia bisa saja...