Suasana kantin sangat ramai, siswa siswi saling berdesak-desakan. Meja yang berada di kantin pun sudah hampir Penuh.
"Huh untung aja gue udah pesen nih makanan, ngantri banget gila." ujar Aurel dengan nafas ngos-ngosan.
Vanilla yang sedari tadi hanya duduk memberikan kipas angin mini nya kepada Aurel.
Lalu Vanilla menuangkan sambal dan saus Dengan banyak, lidah nya dari tadi ingin merasakan pedas.
"awas nyeri beuteung," Aurel mengeluarkan logat Sunda nya. Dia sudah bisa melihat Vanilla seperti itu.
"Moal,"
Kedua nya menikmati mie ayam dengan nikmat. Sampai Sarah dkk memasuki Kantin tapi ada yang berbeda kali ini ada seorang gadis menyempil di antara mereka. Seperti nya dia anak baru, karena mereka semua baru melihat nya.
"Sapa tuh yang sama Sarah? gue baru lihat dia." Pertanyaan Aurel sukses membuat Vanilla menengok kearah Sarah dkk.
Vanilla mengangkat kedua bahu tak tahu, lalu seketika dirinya teringat ucapan Sarah beberapa hari yang lalu.
"Apa dia?"
Aurel mendengus. "Mukanya sok polos bangsat, aslinya kaya lonteh." Sarkas Aurel.
Vanilla hanya diam saja membiarkan Aurel mengoceh. Sampai ponselnya berdering, panggilan masuk.
"Ya hallo,"
"Lo kesini cepet!"
Vanilla berdecak kesal, Aiden menyuruhnya seenak jidat.
"ga! gue lagi nikmatin mie ayam! Lagian lo seenak jidat nyuruh buat kesana? Ogah banget, mending lo ke sini aja!"
"yaudah lo nikmatin dulu tuh mie ayam, nanti kesini. gue punya donat sama pizza."
mata gadis Tersebut langsung berbinar saat mendengar makanan kesukaan nya. "Heh yang bener? Buat gue?"
"Iya say buat lo. Makanya cepat kesini."
"gue kesana, bentar!" Setelah itu Vanilla mematikan sambungan nya.
Buru-buru ia menghabiskan mie ayam nya.Aurel menatap heran teman nya. "Pelan-pelan, keselek awas."
Vanilla meminum es nya. "gue duluan, mau ke Aiden."
"Iya-iya sana! Lagian bentar lagi doi gue mau sini." Aurel mengibaskan tangannya.
Setelah itu Vanilla langsung ngacir, demi donat dan pizza!
☘️☘️☘️
Pintu Rooftop terbuka dan menampakkan Vanilla yang baru saja datang. Gadis itu melangkah mendekati Aiden yang sedang membelakangi. Ia sempat mengintip ada dua dus disana pasti itu pizza dan donat.
"lama,"
Vanilla mendengus mendengar ucapan Aiden. "gue lama tuh habisin mie ayam gue dulu!"
Lalu Aiden duduk di kursi. "Lo mau enggak? Kalo enggak mau buat gue."
Sontak Vanilla langsung mendekati Aiden dan duduk di sebelah nya. "Mau lah," ia mengambil sepotong pizza dan memakannya.
"Heran gue sama lo, bukannya tadi Lo habis makan mie ayam ya? Emang enggak kenyang?" Bingung Aiden.
"Hehehe enggak ada namanya kenyang, apalagi bersangkutan sama pizza sama donat."
Aiden melotot kaget. "perut apa karung beras," ujar Aiden sambil menggelengkan kepalanya. "Nih dengan baik nya gue kasih lo donat secara gratis!"
Mata Vanilla seketika berbinar senang, tangan sebelah kiri mengambil dus donat karena tangan kanannya memegang potongan pizza.
"Makasih! Lumayan buat nanti malam, sekalian maraton Drakor."
"Sama-sama. Di habisin nih donat, mahal gue beli nya. bukan donat yang seribuan."
"Iyaa," Vanilla menjawab dengan malas, karena ujung-ujungnya Aiden akan pamer kekayaannya.
☘️☘️☘️
Hujan tiba-tiba saja mengguyur ibu kota dengan deras. Dan untung saja
Vanilla sudah sampai di rumahnya."Vanilla," panggil Vania, Mama nya.
"Iya ma?" Jawab Vanilla yang sedang menonton tv sambil memakan donat pemberian Aiden tadi sambil di temani oleh coklat panas.
"Mama Boleh minta tolong enggak sama kamu? Minta belikan tepung sama bahan kue lainnya. Mama mau bikin kue, tau nya bahan nya kurang."
"Boleh ma, sini biar aku beliin ke supermarket." dengan senang hati Vanilla menerima permintaan Mama nya.
"Semisal ada lebihan kamu jajanin aja." Ujar Vanilla.
"Siapp Mama!"
Vanilla langsung memakai Hoodie dan memakai celana jas hujan nya saja. Dia mengambil payung kesayangan nya yang bergambar Doraemon. Terkesan lucu saat orang melihatnya.
Setiap perjalanan menuju supermarket Vanilla sesekali bernyanyi.
"Tik.. tik... Bunyi hujan di atas genteng."
Sesampainya di supermarket, Vanilla segera mengambil barang yang sudah di tulis oleh Mama nya. Dan tak lupa menghitung semua barang dengan kalkulator agar tak lebih.
"Asik ada uang lebih. gue mau beli Chiki sama susu."
Setelah semua barang sudah beli, Vanilla segera keluar dari supermarket. Dia kembali kerumahnya sambil bersenandung ria.
"Assalamualaikum Mama,"
"Waalaikumsalam. Ada semua barang nya?" Tanya Vania seraya mengecek bahan-bahan yang tadi anaknya beli.
"Ada semua kok ma,"
Selepas itu Vanilla langsung rebahan dan kembali menonton tv. Sedangkan Vania kembali ke dapur untuk membuat kue.
☘️☘️☘️
Di sebuah rumah mewah terdapat 2 perempuan, mereka berdua tampak sedang melakukan pembicaraan.
"Sekarang lo udah datang, saat nya lo jalanin rencana ini. Buat Aiden benci sama Vanilla, gue tau gimana hubungan mereka berdua." kata seorang perempuan yang memakai lipstik tebal dan jangan lupakan baju kurang bahan nya.
Satu perempuan lagi hanya mengangguk paham sambil meminum teh dengan anggun. "gue pastiin rencana ini bakal berhasil, dan gue punya dendam sama Vanilla karena dia udah buat pacar gue benci sama gue dan ninggalin gue." Ujar nya dengan nada penuh kebencian.
"Bagus, rencana kali ini biar lo mainin. kira-kira rencana lo gimana?" Tanya nya kepada seseorang perempuan yang berada di depannya.
"gue menyamar jadi gadis polos dan dekatin Aiden beserta kedua temannya." Jawabnya.
"Enggak sabar nungguin permainan ini." Ujar nya di sertai tawa jahat nya.
"Permainan ini akan di mulai." perempuan tersebut tersenyum licik lalu tak lama dia pun ikut tertawa seperti temannya.
TBC
Jangan lupa votmen
Next part selanjutnya??
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (On Going)
Teen Fictionbagaimana kamu menyukai seseorang tetapi dia hanya menganggap mu hanya sebagai teman saja? pasti sakit. sama halnya dengan Vanilla Aldinata, gadis cantik itu sudah lama menyukai seorang Raiden Dewangga Smith. Aiden belum mengetahui perasaannya, mesk...