"kak Aiden!" Panggil seorang adik kelas kepada Aiden.
Aiden yang merasa di panggil pun membalikkan badannya, sang adik kelas yang tadi lalu menghampiri nya.
"Ini buat kak aiden." Tangan nya menyerahkan sebuah coklat dan beberapa buah permen yupi.
"Tapi gue enggak suka coklat sama yupi," tolak Aiden, memang dia tidak menyukai keduanya.
Mendengar penolakan dari Aiden membuat gadis di depan nya terlihat murung, Aiden yang orang nya tidak tegaan akhirnya menerima nya. Setelah gadis tersebut pergi, Aiden menatap barang pemberian gadis tadi.
"Apa gue kasih ke Vanilla aja?" Aiden tau sekali kalau gadis itu sangat menyukai coklat dan yupi. "Sekarang dia di mana." Mata nya menatap sekeliling lorong kolidor yang ramai oleh murid, bahkan banyak murid perempuan yang cari perhatian ke Aiden.
"Vanilla!" Panggil Aiden saat melihat gadis yang ia cari-cari sedari tadi.
Jarak keduanya cukup jauh, Vanilla yang berbadan kecil tertutup oleh kerumunan orang-orang. Lalu sebuah tangan besar menggapai lengan kurus Vanilla, agar keluar dari kerumunan orang-orang.
"Buat lo." Aiden meletakkan dua sebatang coklat dan sekotak yupi kepada Vanilla. "Kalo kurang nanti gue beliin." ucap nya santai.
"Tunggu.... Jangan bilang ini dari para fans lo?" tebak Vanilla sambil menatap Aiden yang lebih tinggi dari nya.
"Bukan. gue beli kemarin malam." bohong Aiden.
Vanilla melirik barang pemberian Aiden dengan berbinar. "Arigato, Aiden." Dia membungkukkan badannya sedikit.
"Btw, lo habis dari mana?" Tanya Aiden.
"Habis dari ruang osis." jawab Vanilla.
Mereka berdua berjalan di lorong sekolah saling berbincang mengabaikan keramaian di sekitar mereka.
"gue baru inget. Besok ada acara keluarga, bunda ngundang lo." ucap Aiden kepada Vanilla.
"bunda yang ngundang? di mana acaranya?" Biasanya nih orang-orang kaya bakal ngadain nya di hotel mewah, pikir Vanilla.
"Di hotel Gold Smith." Tuh kan tebakan Vanilla benar! Apalagi hotel itu hotel milik keluarga Smith.
"Datang! acaranya malam, nanti gue jemput lo. Dadan yang cantik, eh, jangan cantik-cantik juga nanti di lirik orang." ujar Aiden di akhiri dengan godaan.
"AIDEN!"
🌱🌱🌱
Vanilla menatap isi lemari nya yang penuh dengan berbagai pakaian yang tampak masih baru, dia hanya memakai pakaian itu-itu saja hingga Mama nya saja bosan melihat nya.
"Harus pakai apa kesana nya. Ini tuh acara besar! Keluarga kaya semua isi nya. Dress! bener, dress yang pernah Mama kasih, belum di pakai sama sekali. Mana ya," Vanilla mencari dress pemberian dari sang Mama.
"NAH INI KETEMU!" ia mengeluarkan dress berwarna merah maroon nya.
1 jam telah berlalu, Vanilla sangat cantik dengan memakai dress merah maroon nya. Dress tersebut sangat cocok di tubuh mungil Vanilla, rambut nya di gelung dan di hiasi dengan jepitan bunga.
Tangan nya mengambil tas kecil dan segera turun, pasti Aiden sudah menunggu di luar.
"Putri Mama cantik sekali. gini dong pakai baju yang lain, jangan pakai baju yang itu-itu aja." ucap Vania di akhir ucapannya terdapat nada sindiran, lalu tersenyum kecil. "Sana pergi, Aiden udah nungguin dari tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (On Going)
Teen Fictionbagaimana kamu menyukai seseorang tetapi dia hanya menganggap mu hanya sebagai teman saja? pasti sakit. sama halnya dengan Vanilla Aldinata, gadis cantik itu sudah lama menyukai seorang Raiden Dewangga Smith. Aiden belum mengetahui perasaannya, mesk...