Dua belas

97 11 3
                                    

Di malam hari nya, seorang gadis tengah duduk di bangku taman seorang diri tanpa di temani oleh siapa pun. Pandangan nya lurus ke depan seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Hei sendirian aja," panggil seorang laki-laki menyadarkan pandangan gadis itu.

Gadis tersebut hanya tersenyum kecil. "Iya nih, gue kan emang sendirian Mulu enggak punya pacar."

"Kasian banget sih temen gue ini NT Mulu,"

"Yah mau gimana lagi? Dia nya juga cuman anggap gue cuman teman aja, capek tau," keluh gadis itu sembari menyenderkan tubuhnya di senderan bangku.

"Sabar aja. gue yakin kok dia sebenarnya tuh dia suka sama lo tapi dia enggak mau ngerusak hubungan pertemanan Kalian aja." ucap laki-laki itu.

"Ck itu mah kalimat penenang doang. Lagian enggak mungkin dia suka sama gue, dia pernah suka sama seseorang dan itu bukan gue."

Laki-laki di samping nya pun memegang bahu gadis itu. "Lo harus percaya, Vanilla. gue bisa lihat tatapan dia ke lo, tapi lo enggak bisa lihat tatapan itu."

Vanilla, gadis itu menggigit bibirnya. "gue pengen move on dari dia, Haikal."

Ya laki-laki yang bersama dengan Vanilla tadi Haikal. "Lo yakin? Bakal susah buat lupain perasaan itu."

Vanilla tertunduk diam. "gue enggak yakin, gue udah sayang sama dia."

"gue bingung sama hubungan kalian tuh."

"Hahaha enggak usah di pikirin. gue ga nyuruh buat lo mikirin hubungan gue."

Lalu Haikal mengubah posisi duduk. "Coba lo ngehindar dari Aiden, bisa ga? Dengan begitu lo bisa sedikit lupain dia."

"Iya gue bakal coba," ujar Vanilla. "semisal yah Aiden udah tau perasaan gue ke dia, gue pengen temenan aja sama dia tanpa melibatkan hubungan."

☘️☘️☘️

Setelah dari taman, Vanilla ingin sekali ke toko buku. Ada beberapa buku pelajaran dan novel yang sangat ingin ia beli. Tentu saja Haikal yang mengantar kan nya sampai toko buku, namun laki-laki itu tidak bisa menemani karena ingin menjemput sang Mama di bandara.

Rak demi rak sudah Vanilla jelajahi, kini dirinya sibuk membaca sinopsis novel yang akan ia beli. novel ini sangat di gemari oleh kalangan remaja karena menceritakan tentang friendzone sama seperti dirinya namun ini berbeda, mereka berbeda keyakinan. Udah kena friendzone beda agama lagi!

Dua novel sudah ia dapatkan, Vanilla tetap masih memilih novel lagi. Saat sedang fokus memilih novel, dirinya melihat sepasang kekasih yang kira-kira seumuran dengan nya.

"Tolong ambilin novel itu ihh!" Kesal sang perempuan.

"Makanya tinggi, susah kan mau ngambil apa-apa." Jawab si laki-laki.

Vanilla yang menyaksikan mereka hanya terdiam, Dirinya seperti devaju. Karena tak mau berlama-lama di sini akhirnya Vanilla pun buru-buru untuk pulang. Setelah keluar dari toko buku, Vanilla merasa lapar.
Matanya menatap para pedagang kaki lima, banyak sekali berbagai makanan. Dengan perasaan senang Vanilla segera membeli makanan tersebut dan membawa nya pulang.

☘️☘️☘️

Aiden mengetuk pintu rumah Vanilla, tumben sekali Vanilla tak mengajak nya untuk main.

Ceklek

"Eh Aiden? Pasti cari Vanilla ya?" Tebak Vania kepada anak tetangga nya.

"Hehe, tau aja. Vanilla nya ada?"

"Vanilla nya lagi keluar, tadi sih katanya mau ke taman." Jawab Vania.

"Gitu yah? Yaudah Aiden pamit dulu," selepas itu Aiden langsung pergi setelah Salim kepada Vania.

"Anak itu." Vania menggeleng-gelengkan kepalanya lalu segera masuk kedalam rumah.

☘️☘️☘️

Aiden mengendarai motor nya menuju taman, namun Vanilla tidak ada di sana. Kemana dia pergi?

Hingga dirinya teringat sesuatu, tempat para pedagang kaki lima dekat dengan toko buku. Pasti gadis itu berada di sana.

Sekitar 15 menit mencari Vanilla di sana, netra nya melihat sosok gadis yang tampak seperti, gembel?

Jujur saja Aiden ingin sekali tertawa namun dirinya tahan. Dengan segera diri nya menghampiri gadis itu.

"Ya Allah! Vanilla, lo Napa dah kek gembel gini?! Baju lo kok bisa kotor? Lo habis nyebur got ya?"

Sedangkan Vanilla berdecak kesal, ia ingin sekali menangis!

"gue tadi habis makan, terus pas mau pulang gue di kejar ama anjing. Sial nya lagi gue jatuh pas ada kubangan lumpur." Jelas Vanilla.

"Kasian amat si Lo? Yaudah ayo naik kita pulang." Aiden membantu Vanilla agar bisa naik ke motor besar nya.

"Makanya lain kali semisal lo mau keluar tuh bilang ke gue, biar gue temenin." Omel Aiden sepanjang jalan.

Vanilla hanya diam saat dirinya di omelin oleh Aiden.

"Jangan ngomel-ngomel, udah kaya emak-emak di komplek aja!" Seru Vanilla.

Aiden melotot di balik helm nya, dirinya tak terima di katai emak-emak.  "Enak aja! Gue di samain sama emak-emak." Dengan sengaja Aiden menambah kecepatan lanjut motor nya.

"AIDEN! LO KALO MAU MATI JANGAN AJAK-AJAK GUE DULU!" pekik Vanilla.

Sedangkan sang pelaku hanya tertawa terbahak-bahak di balik helm nya

🐥🐥🐥

Jangan lupa vote and komen yahh

Yukk ramein cerita ini biar author semangat lanjut nya

Friendzone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang