Karena hari ini hari Minggu Vanilla masih bermalas-malasan di atas kasur, padahal Mama nya sudah memanggilnya untuk keluar kamar.
Kedua matanya masih terpejam tidak peduli cahaya matahari masuk ke dalam kamar. Hingga ponselnya berdering dengan malas Vanilla mengangkat nya."Hallo?"
"Hallo kak Vanilla, ini aku Cheryl."
Vanilla langsung melihat nama kontak ternyata dari adik Aiden.
"Iya kenapa Ca?" Tanya Vanilla.
"Hari ini aku mau ajak kakak ke Dufan. Kira-kira kakak mau? Tenang Bang Aiden, sama kak Citra ikut. Oh ya kemarin Bang Aiden bilang ya mau ajak ke pasar malam? Itu tau nya pasar malam nya ada nya Minggu depan, hehe." Jelas Cheryl di seberang sana.
"Oh gitu ya. Yaudah kakak ikut, lagian kakak bosen di rumah terus."
"Okee siapp!"
Tut
Setelah panggilan terputus Vanilla langsung beranjak dan segera mandi. Selesai dengan semuanya, Vanilla segera turun untuk menemui Mama nya.
"Pagii,"
"Udah mau siang ini. kamu Mama panggil dari tadi ga turun-turun," sindir Vania
Vanilla hanya menggaruk tengkuknya, Lalu duduk di bangku, tangannya meraih roti dan memakannya.
"Mama, aku mau pergi ke Dufan, boleh?" Tanya Vanilla.
Vania yang sedang membaca majalah pun terhenti. "Sama Aurel?"
Vanilla menggeleng. "Bukan. Aurel enggak bisa, ada acara keluarga, aku pergi nya sama Aiden,"
"Ouh, yaudah boleh."
"Asiik,"
Setelah menghabiskan Roti dan susu, Vanilla pamit kepada Vania untuk pergi. Dirinya akan kerumah Aiden terlebih dahulu.
Tok tok
"IYA SEBENTAR!" teriak seseorang dari dalam.
Tak lama muncul lah seorang gadis cantik yang masih menggunakan piyama tidur.
"Loh kak Vanilla? Ayo masuk dulu," ucap Cheryl mempersilahkan Vanilla untuk masuk.
"Aduh maaf, ya kak, aku malah belum siap-siap."
"Iya enggak papa. " Matanya mencari keberadaan Aiden.
"Kakak nyariin bang Aiden, ya?" Tanya Cheryl saat tau Vanilla yang sedang mencari keberadaan abangnya. "Dia masih ngorok, dari tadi bunda udah bangunin masih enggak bangun-bangun. Mending kak Vanilla samperin kamar nya."
"Astaga masih molor," gumam Vanilla.
"Aku mau siap-siap dulu ya kak, anggap aja rumah sendiri." Setelah mengucapkan itu Cheryl segera menuju kamarnya.
Vanilla berdiri dari duduknya dan segera berjalan ke arah kamar Aiden berada. Setibanya di depan pintu kamar tersebut, ia membuka pintu dengan pelan. Terlihat Aiden yang masih terlelap sambil memeluk guling.
"Aiden bangun," tangan nya mengguncang badan Aiden.
Bukannya terbangun, Aiden malah mengubah posisi tidur. Dengan kesal Vanilla menarik bantal guling yang di peluk oleh Aiden. Tetapi saat sudah mendapatkan guling tersebut tangan Vanilla di tarik oleh Aiden, hingga Vanilla menubruk dada Aiden, Posisi dia berada di atas Aiden
Ia langsung melotot, jantung nya tiba-tiba berdetak kencang. Apalagi melihat wajah Aiden dari dekat, wajah keduanya sangat dekat hanya beberapa senti saja Vanilla hampir mencium sudut bibir Aiden. Jantung Vanilla hampir lepas saat Aiden malah memeluk nya dan menjadikannya guling. Wajahnya sudah memerah menahan salting melihat wajah tampan Aiden dari dekat, fotokopi an Raja sekali wajah mereka berdua sama-sama mirip.
Brak
pintu kamar Aiden terbuka tiba-tiba terlihat Wanita paruh baya yang masih cantik menatap keduanya dengan mata melotot.
"Astaghfirullah,"
Vanilla segera bangkit dan membenarkan baju nya yang sedikit kusut. Kepalanya menunduk malu, dirinya mengumpat kan Aiden di dalam hati.
Wanita paruh baya itu Ratu segera membangunkan anaknya.
"Bangun heh! Kamu apain calon mantu bunda." Ucap Ratu, tangannya menjewer telinga anaknya.
"Aduh.. aduh, bunda sakit tau. Emang Aiden ngapain Vanilla sih?" Ringis Aiden.
"Enggak usah bohong kamu, tadi kalian pelukan."
"Ouh itu, mungkin Aiden mimpi pengen meluk hyewon makanya refleks meluk Vanilla." Asal Aiden.
"Halah ngeles nya bisa aja kamu. Sana mandi siap-siap katanya mau pergi,"
"Iya bun, ini Aiden mau mandi," Dengan gontai Aiden berjalan ke kamar mandi.
Ratu merapikan tempat tidur anaknya, setelah selesai dirinya melihat Vanilla yang masih memperhatikan dirinya.
"ayoo turun. Udah enggak usah di pikirin masalah tadi, bunda enggak marah." ucap Ratu sambil tersenyum.
Kini kedua nya sudah berada di meja makan yang sudah di isi Citra, dan Cheryl.
"Vanilla sudah makan?" Tanya Ratu.
"Udah Bun, Makan Roti sama susu aja tadi." Jawab Vanilla.
"Mana kenyang makan Roti doang, sayang. Ini bunda ambilin nasi goreng, makan ya." Ratu memberikan nasi goreng Kepada Vanilla, dia sudah menganggap Vanilla sebagai anaknya sendiri.
"Sini kak duduk di samping aku." ucap Cheryl sambil menepuk bangku sebelah nya.
Vanilla menurut dan segera memakan nasi goreng nya.
"Bunda, ayah mana?" tanya Cheryl kepada Ratu saat tak melihat batang hidung ayahnya.
"Itu ada di belakang rumah, lagi urusin anak yang lain."
Cheryl mengangguk paham. "bunda kemarin jadi potong salah satu ayam punya ayah atau punya Bang Aiden?"
"Jadi lah, bunda potong ayam mereka berdua. Itu kemarin malam kamu makan dagingnya, sama ini. Itu juga diem-diem potong nya."
"Caca yakin mereka berdua lagi panik salah satu ayam mereka hilang." Cheryl menahan tawanya saat membayangkan wajah panik keduanya.
"Anak sama bapak ga jauh beda," gumam Vanilla sambil menghela nafasnya, dirinya sangat tau Tentang keluarga ini, sangat random.
Citra yang mendengar gumaman Vanilla tersenyum geli. "kakak juga capek sama tingkah keluarga ini,"
Vanilla menoleh ke arah Citra. "Pasti tertekan Mulu tiap hari kak Citra,"
Citra hanya mengangguk. "Banget,"
Lalu suara dari kedua laki-laki berbeda usia itu terdengar yang membuat keempat perempuan di meja makan terlonjak kaget.
"APA JADI BUNDA POTONG AYAM AKU?!"
"SAYANG KOK GITU SIH MASA TEGA POTONG AYAM PUNYA AKU SIH!"
Ratu langsung berdiri. "Bodo amat bunda mau potong ayam kalian atau ga bukan alasan kalian. Lagian bunda gedek lama-lama ayam kalian makin nambah, terus juga kotoran nya. Nanti gue jual sekalian ayam-ayam kalian, biar hasilin cuan."
Ucapan Ratu membuat keduanya pucat.
"GA BOLEH!"
☘️☘️☘️
jangan lupa vote and komen ya
Next part selanjutnya?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (On Going)
Teen Fictionbagaimana kamu menyukai seseorang tetapi dia hanya menganggap mu hanya sebagai teman saja? pasti sakit. sama halnya dengan Vanilla Aldinata, gadis cantik itu sudah lama menyukai seorang Raiden Dewangga Smith. Aiden belum mengetahui perasaannya, mesk...