Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba bagi murid kelas 11 dan 12, bus untuk keberangkatan sudah tiba. Terlihat Vanilla sedang membawa tas yang cukup besar di punggung nya di tambah membawa tas jinjing.
"Vanilla!" Sahut Aurel dari dalam salah satu bus. "Sini! Ini bus kelas kita. Sini biar gue bantu,"
Lalu setelah menaruh barang-barang milik Vanilla, Aurel mengajak Vanilla ke tempat duduknya.
"Enggak sabar banget sumpah gue! Sampe semalam gue ga bisa tidur," cerita Aurel.
"Serius lo ga tidur?"
"Enggak, hehe."
"Ehh itu kan Aiden? Ngapain dia di bus kelas kita?" Bingung Aurel, pasalnya setiap bus sesuai kelas.
"Gusyy karena bus kelas kita udah penuh jadi kita di suruh ke sini! Boleh kan?" Ujar Haikal.
"BOLEH BANGET!" sahutan itu terdengar dari para perempuan. Mereka senang akhirnya satu bus dengan
Aiden dkk sedang mencari bangku kosong yang tersisa, hingga mereka menemukan bangku yang masih kosong. Posisinya dekat sekali dengan bangku yang di tempatin Vanilla dan Aurel.
"Rel, pindah gih. Lo duduk di samping Leon." Perintah Aiden agar Aurel duduk di samping Leon.
Vanilla tampak tak mau, namun Aurel malah senang dan langsung pergi duduk di samping Leon. Vanilla memperhatikan Aiden yang sibuk menaruh tas nya.
"Mau?" Sedoran Roti dari Aiden membuat Vanilla menoleh. Tangan nya mengambil Roti pemberian Aiden tadi.
"Tadi kata Tante Vania, lo makannya cuman sedikit. lo udah minum Antimo?" Ucap Aiden penuh perhatian.
"Belum, gue lupa ga bawa juga obatnya." Memang Vanilla lupa memasukkan Antimo saking buru-buru nya.
"Bentar gue bawa soalnya," Aiden mencari obat anti mabuk. "nih minum dulu, bus nya sebentar lagi mau berangkat."
Setelah minum Antimo dan makan Roti, bus pun akhirnya berangkat.
"Lo banyak banget bawa Roti," Vanilla tanpa sengaja melihat isi tas Aiden.
"Hehe, sengaja gue bawa banyak. sehari tanpa makan Roti tuh ada yang kurang." Ucap sang maniak Roti.
"Terus lo ga bawa susu gitu?"
"Ngapain bawa susu? Yang ada nanti gue di ketawain sama yang lain." Bisik Aiden pelan.
Vanilla menggeleng kan kepala nya melihat tingkah Aiden di luar nalar.
"Janji lo di sana jangan nangis?" Ledek Vanilla.
"Vanilla, jangan buka kartu gue Napa." kesal Aiden.
Vanilla hanya tertawa saja, mereka lanjut mengobrol hal random. Bus yang di tumpangi mereka pun mengadakan nyanyi bersama atau mengadakan konser dadakan. Musik dangdut pun terdengar, Haikal langsung bernyanyi di depan mereka semua.
"Ada makanan di meja, meja nya yang ku makan..."
"KOK MEJA NYA DI MAKAN SIH? EMANG BISA?" sahut Salah satu dari mereka.
"Udah bro ga usah di pikirin mending kita nikmatin aja." ucap teman nya.
"Lo enggak gabung sama mereka?" Tanya Vanilla, biasanya masalah seperti ini Aiden suka sekali ikut-ikutan.
"Enggak deh, lagi males. Gue pengen tidur aja," jawab Aiden dengan mata terpejam.
Lama kelamaan Vanilla pun merasa ngantuk, akhirnya dia pun tertidur dan mengabaikan suara dari lagu.
"Aiden lo mau gabung ga? Lah tidur ternyata." Ucap Haikal.
🌱🌱🌱
Beberapa jam di perjalanan mereka pun sampai di tempat perkemahan, pertama kali menginjakkan kaki suasana langsung sejuk. Masih banyak pepohonan dan di seberang sana juga terdapat rumah penduduk. Murid-murid di arahkan oleh panitia, Vanilla yang menjadi panitia pun terlihat sibuk. Dari kelas 11 dan 12 di pisah agar terlihat dari kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (On Going)
Teen Fictionbagaimana kamu menyukai seseorang tetapi dia hanya menganggap mu hanya sebagai teman saja? pasti sakit. sama halnya dengan Vanilla Aldinata, gadis cantik itu sudah lama menyukai seorang Raiden Dewangga Smith. Aiden belum mengetahui perasaannya, mesk...