Enam belas

80 6 0
                                    

Rumah sakit Sentral Medika.

Vanilla harus di bawa ke rumah sakit, dia terpaksa di pulangkan dengan kondisi kurang baik. Tidak mungkin mengikuti acara kemah, Aiden pun menemani Vanilla ke rumah sakit.
Ucapan dokter masih terekam jelas mengenai kondisi Vanilla.

"Trauma yang dimiliki nya kembali muncul, jika sadar dari pingsannya mungkin Nona Vanilla akan mengalami cemas, panik. Saya akan memberikan nya obat penenang, dan untuk luka-luka syukurlah hanya luka ringan."

Aiden memandangi wajah tenang Vanilla. "Lo suka banget bikin gue khawatir," ucap nya. "Siapa yang ngelakuin lo?"

"Vanilla, hikss... kamu enggak papa kan sayang? Mama khawatir banget sama kamu." Tiba-tiba saja Vania memasuki kamar inap anaknya.

Aiden memberi ruang antar ibu dan anak itu.

"Tante, maafin Aiden udah lalai jagain Vanilla." ujar Aiden kepada Vania.

wanita paruh baya tersebut pun langsung mengelus bahu Aiden. "Ini bukan kesalahan kamu, jangan nyalahin diri sendiri. Malah Tante berterima kasih sama kamu udah jagain anak Tante."

Lalu Vania pun melanjutkan ucapannya. "Siapa yang ngelakuin ini semua?"

"Nabila,"

🌱🌱🌱

Seorang gadis menatap sekeliling memastikan keadaan aman, lalu mulai mengangkat telepon dari seseorang.

"Aku udah ngelakuin apa yang Mama perintahkan. Trauma dia muncul kembali."

"Bagus, Mama benci sekali dengan anak itu dan Ibu nya."

Tanpa gadis itu sadari, seseorang telah mendengar semua percakapan mereka.

🌱🌱🌱

"Orang yang udah bikin Vanilla seperti ini, dia Nabila." ucap seseorang yang tak lain Haikal.

Aiden dan Mama Vania kompak menoleh ke arah Haikal.

"Nabila? Namanya pernah Tante dengar." Ucap Vania berusaha mengingat nama orang itu.

"Nabila yang anak baru itu kan?" Tanya Aiden.

Haikal mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya dan terdengar rekaman suara.

Aiden mendengar semua rekaman suara tanpa sadar dirinya mengepalkan tangannya.

"Tapi kita enggak bisa tangkap dia dulu. Kita liat dulu seberapa jauh dia ngelakuin ini sama Vanilla." ujar Haikal.

"Jangan-jangan Nabila anak dari wanita itu...." ujar Vania dengan tatapan kosong.

"Maksud Tante?"

"Kita bicara di luar saja, Tante enggak mau Vanilla dengar ini dulu."

Lalu ketiganya keluar dari ruang inap dan duduk di kursi tunggu tepat di depan ruang inap.

Vania sudah siap untuk bercerita.

"Mama Nabila bernama Bella, dia dulu teman Tante tapi sekarang sudah tidak lagi. Awal mulanya, ada seseorang yang menyukai Tante dia adalah ayah Vanilla, kita berpacaran karena suka sama suka. Di sini Tante belum tau Bella ternyata menyukai ayah Vanilla, dia berusaha menarik perhatian buat ayah Vanilla agar menatap Bella tetapi sia-sia. Hingga akhirnya kita berdua mutusin buat menikah dan sifat Bella makin menjadi-jadi dia berusaha mencelakai Tante."

Vania berusaha untuk tidak menangis saat menceritakan masa lalu nya.

"Apa ini ada kaitannya dengan kasus kecelakaan ayah Vanilla?" Tanya Aiden.

"Benar, Tante tau siapa di balik dalang meninggal nya suami Tante. Dia Bella."

"Kenapa Tante enggak jebloskan dia ke penjara? Padahal kasus ini udah lama." ucap Haikal.

"Dia ngancam semisal Tante laporin dia ke polisi dia bakal nyakitin Vanilla."

Aiden menenangkan Vania. "Tante enggak usah khawatir, kita bakal laporin dia ke polisi."

🌱🌱🌱

Dua Minggu kemudian....

Aiden melangkahkan kakinya menuju rumah Vanilla, dengan senyuman merekahnya dirinya memanggil Vanilla yang sedang sibuk menggambar gaun.

"Vanilla, liat gue bawain apa buat lo." Aiden mengeluarkan bungkus permen coklat.

"Apa permen coklat lagi?! Tau aja stok coklat gue habis." Buru-buru Vanilla memakannya. "Lo mau?"

Aiden menggeleng. "Jangan kebanyakan makan manis,"

"Iya tau,"

Keduanya duduk di ruang tamu keadaan rumah tampak sepi, Mama Vanilla sedang pergi keluar.

"Bagus banget design gaun nya." Ucap Aiden, di tangan nya sudah beberapa lembar kertas bergambar design gaun. "Itu yang lo gambar, gaun pengantin bukan?"

"Bener, gue pengen punya gaun pengantin impian. dan gue juga pengen nikah sama orang yang gue cintai." Vanilla tampak tersenyum lalu menatap Aiden.

"Siapa orang yang lo sukai?" Tiba-tiba saja Aiden bertanya seperti itu.

Vanilla menjawab sembari menatap Aiden lalu tersenyum.

"gue suka sama lo Aiden, orang yang gue sukai itu lo. gue suka sama lo dari 5 tahun yang lalu."

"Ada. tapi mungkin dia enggak tau kalo gue suka sama dia," jawab Vanilla.

🔥🔥🔥

MAAF BANGET AUTHOR BARU UPDATE LAGI😭☺️🙏 LAGI BANYAK TUGAS SAMA TUGAS NONTON DRAKOR HEHEHE

Secepatnya author bakal selesain ini cerita, author sekarang punya ide buat cerita ini

See you...

Friendzone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang