07

841 85 17
                                    

Yay saya kembali yayy. Selamat menikmati:)

*

Aku menguap berusaha tetap fokus dengan irisan – irisan bawang bombayku.

"Masih mengantuk?" Tanya Gemma sambil melirik setengah sinis ke arahku.

Aku menggeleng sambil tersenyum. Bohong. Nampaknya berbohong sudah menjadi keahlianku sekarang. Siapa memangnya yang rela dibangunkan jam 3 pagi hanya untuk menyiapkan sarapan pagi dengan alasan 'nanti malam member 1D dan yang lainnya akan pulang'. Aku rasa tidak ada orang yang bersedia.

Tanpa sadar aku mengerang kesal,

"Kathryn?" Panggil Anne sambil mendatangiku.

"Kau tidak apa?" Tanya Anne lagi.

"Aku baik – baik saja" Jawabku memasang senyum meyakinkan di raut wajahku lalu mulai melanjutkan pekerjaan dapurku yang super duper menyebalkan ini. Rrr. Kenapa mereka harus pulang lebih cepat semalam? Aku tidak akan bisa melihat Niall lagi besok. Argh, lupakan.

"Kalian sedang apa?"

Kami semua menoleh ke sumber suara, itu Niall yang sedang berjalan memasuki dapur. Ini berarti sarapan pagi kejutan ini gagal, aku tertawa licik didalam hati, baguslah. Aku memang sangat membenci memasak, hal ini adalah salah satu hal yang tidak bisa aku lakukan dengan benar sejak dulu. Padahal, memasak itu adalah kodrat wanita. Ya, aku tahu itu.

"Kami sedang menyiapkan sarapan" Jawab Gemma sambil menumis entah-apa-itu-aku-tidak-perduli.

"Sepagi ini? Wow" Ujar Niall kagum. Ya, aku sama sepertimu Niall. Aku begitu kagum.

"Ya, Niall. Bukankah kami adalah wanita yang baik?" Ujar Anne sambil tertawa.

Niall mengangguk, "Of course".

"Apa ada yang bisa kubantu?" Tanya Niall sambil melirik ke sekeliling dapur lalu memutuskan untuk berjalan kesampingku. Oh, great. Sekarang aku jadi makin tidak fokus dengan irisan – irisan bawangku yang entah berbentuk apa ini sekarang.

"Boleh aku bantu?" Tanya Niall sambil tersenyum ke arahku. Astaga, tiba – tiba aku merasa bersyukur karena sudah diajak berpartisipasi dalam rangka membuat sarapan pagi ini. Niall mengambil pisau lalu mulai memotong – motong seledri. Dia nampak tampan. Argh, aku jadi makin kacau begini.

"Aw!" Aku mengerang kesakitan menyebabkan Gemma, Anne dan Niall yang langsung mengerumuniku.

"Astaga, aku disengat serangga. Aduh, bagaimana ini. Sakit sekali, aduh" Aku nyaris ingin menangis. Rasa nyut – nyutan terasa di lenganku. Niall dengan sigap menarik lenganku lalu menghisap bagian yang tersengat tadi dan seperti memuntahkan sesuatu dari mulutnya.

"Sudah selesai" Niall bergumam.

"Apa?" Tanyaku bingung diikuti dengan raut wajah bingung Gemma dan Anne.

"Aku sudah mengeluarkan sengatannya, kau akan baik – baik saja" Niall berujar sambil mengelus puncak kepalaku. Tiba – tiba terdengar tepukan tangan dari Gemma dan Anne.

"Wow cool" Komentar Gemma.

Apapun yang telah dilakukan Niall tersebut, aku tidak perduli apa sengatannya keluar atau tidak namun yang jelas hal tersebut sudah membuatku berharap bahwa aku akan disengat setiap hari.

*

Aku memasuki kamarku dan Harry. Harry pasti masih tidur, tebakku.

"Bagaimana rasanya dihisap oleh Niall?" Tanya Harry tiba – tiba muncul didepan cermin sambil menyemprotkan parfumenya.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang