11

376 46 5
                                    

"Harry kau mau kemana?!" aku menganga kaget melihat Harry yang sedang sibuk dengan tas ranselnya dan setumpuk pakaian diatas kasur.

"Aku akan menginap di rumah Bill selama beberapa malam" jawab Harry sambil menutup retsleting tas ranselnya lalu mengenakan jaket musim dinginnya.

"What?" aku bergumam tanpa aku sadari. Dia mau menginap di rumah temannya hanya karena Gerald—bocah tengik katanya akan datang berkunjung?

Aku tersenyum tanpa aku sadari. Harry menatapku tajam, "Aku pergi bukan untuk menghindari Bill"

Aku mengangguk mengerti namun aku tidak bisa berhenti tersenyum karena raut wajah Harry yang jelas-jelas telah mengatakan bahwa ia tengah berbohong.

"I'm really not, Kath." Ujarnya menekankan setiap kata di kalimatnya.

"Okay, pergilah" ujarku sambil mengangkat ransel Harry dan memberikannya ke dia. Harry menatapku dengan tatapan yang aku sendiri bahkan tidak mengerti.

"Kau kenapa?" tanyaku bingung.

"Kau mengusirku ya? Kau mau menemui seseorang ya selama aku pergi?"

Aku tercengang. Bagaimana mungkin Harry memiliki pemikiran seperti itu? Selama aku tinggal disini aku bahkan belum berkenalan dengan seorang priapun.

"Siapa dia? Beritahu aku." Harry membuang tatapannya. Dia melemparkan ranselnya ke atas ranjang dengan kasar—melepaskan jaketnya begitupula dengan sepatu bootsnya.

"Jika itu yang kau harapkan. Aku tidak akan membiarkanmu bersenang-senang dengan pria itu. Aku tidak akan pergi kemanapun. Aku akan mengikutimu. Selalu" lanjut Harry.

"What the hell is going on?" tanyaku bingung. Tidakkah dia nampak berlebihan?

Harry hanya diam sambil menatapku. Aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan benar sekali seperti kata Harry, dia mengikutiku. Saat aku berjalan selangkah dia akan berjalan pula di belakangku. Aku menoleh dan menemukan Harry yang menatapku datar.

"Apa kau akan benar-benar mengikutiku? Kemanapun aku pergi?" tanyaku menantangnya.

Dia mengangguk penuh keyakinan.

Baiklah, ini akan menyenangkan.

*

Aku memutuskan untuk berjalan ke luar rumah. Aku memasuki minimarket yang terletak tidak jauh dari rumah Anne—Harry masih mengikutiku dari belakang. Dia sudah melakukan hal konyol itu sejak tadi siang. Dan sekarang sudah menjelang malam.

Aku mengambil beberapa botol wine dan membayarnya di kasir.

Harry tiba-tiba muncul disampingku, "Kau akan meminum itu di rumah?"

Aku mengangguk. Harry langsung menggeleng, "Kau tidak bisa. Anne memiliki aturan bahwa tidak ada yang boleh minum di rumah"

"Benarkah?" ujarku sambil mengambil kantung plastic berisi botol-botol wine tersebut dari kasir. Aku berjalan ke luar dengan Harry disampingku.

"Tapi saat ini aku sedang sangat ingin..." ujarku sambil menatap tiga botol wine dalam kantung plastic tersebut.

Harry menunjuk salah satu bangku dengan cepat. Aku menoleh ke arah bangku panjang yang terletak di pinggir jalan tersebut. Tidak buruk—pikirku. Aku berjalan ke arah bangku tersebut, begitupun dengan Harry yang mengikutiku.

Aku menghempaskan tubuhku hingga membentur kayu dingin tersebut. Rupanya sekarang sudah benar-benar mendekati musim salju ya—pikirku. Harry mengambil satu botol dari kantung plastic di tanganku. Dia membukanya dengan mudah lalu meneguknya tanpa meminta persetujuan dariku.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang